27 - Kaum Marjinal

709 137 18
                                    

"Pemerintahan otoriter akan jatuh saat pemimpinnya meremehkan kekuatan rakyat, bukankah sejarah selalu seperti ini?"

Pria itu berambut putih, tidak seluruhnya, alhasil waranya jadi terlihat abu-abu. Tangan kanan menggenggam tongkat biliard dan yang satu diposisikan sebagai tumpuan agar dorongan tongkat dapat menciptakan arah yang tepat pada laju gerak bola.

Sedang seorang lain di ruang kerja itu sedang duduk termenung, rencananya tidak berjalan mulus.

Tak!

Bola melaju seperti yang diharapkan, mendorong bola berwarna hitam masuk ke dalam lubang.

"Anda mengambil langkah yang salah, negara ini masih demokrasi, masih ada pemilihan umum yang akan membawa kekalahan bagi anda jika ini terus dibiarkan, lalu apa yang akan terjadi? Jajaran anda akan masuk penjara" Pria itu berdiri bersandar pada meja billiard.

Kemeja berlapis vest dan celana formal serta pantofel berkilau tampak pas membalut tubuh jangkungnya. Ia baru pulang dari mengurus bisnis penjualan emisi karbon. Keuntungannya luar biasa, banyaknya aktivis dan masyarakat yang menyerukan rusaknya iklim benar-benar membatu usahanya ini memperoleh keuntungan.

Para musisi, penyanyi, pengusaha dan selebritis pemilik jet pribadi adalah bagian besar sumber uangnya. Banyaknya polusi dari aktivitas lintas negara dan asap pabrik raksasa mengharuskan mereka membeli emisi karbon dari perusahannya. Lalu apakah setiap pembelian emisi karbon selalu digunakan untuk menanam pohon? Tentu saja tidak! Tidak seluruhnya, sebagian besar masuk kantong. Lagi pula dengan keuntungan ini, lebih dari cukup untuk digunakan membungkam media.

Ketika sebagian uang digunakan untuk penghijauan, maka ini yang akan diliput besar-besaran.

"Terlalu tamak tidak akan bisa mempertahankan kekuasaan anda. Ingat bahwa kemenangan pemilu anda sebelum-sebelumnya adalah karena branding anda sebagai pemimpin yang lahir dari rakyat bawah, yang sederhana, yang mengutamakan rakyat, anda harus mengembalikan lagi pandangan ini, Tuan Dashan"

"Kelompok pemberontak ini mulai mendapat pandangan dari masyarakat, apalagi setelah anda memberhentikan detektif itu, siapa namanya?"

"Pierre" Jawab lawan bicaranya.

"Ah ya, Detektif Pierre"

"Kalau tidak saya berhentikan, yang ada dia malah akan mengungkap kasus besar, tidak bisa dibiarkan, lalu, apa yang harus saya lakukan Tuan Harazein? Kalau saya kalah dalam pemilu, bukan cuma masuk penjara, bisa habis saya oleh para investor" Perdana Menteri berbicara dengan dengan wajah kusut.

"Mudah saja, hapuskan pajak" Jawab Harazein enteng.

"Maaf?" Perdana Menteri bertanya dengan wajah cengo.

"Hapuskan pajak tanah dan bangunan bagi penduduk dengan luas tanah di bawah tiga hektar, fokuskan dana sosial untuk mereka-mereka yang terlantar, gontorkan banyak subsidi bagi kaum bawah dan menengah"

"Bagaimana bisa? Ini akan merugikan negara, kas negara saja hampir defisit, jumlah penduduk dengan kualifikasi itu, ada sekitar 70% dari keseluruhan"

"Itu poinnya Tuan Dashan, dengan ini anda akan mendapatkan hati dan kepercayaan mereka, kelompok mayoritas, maka narasi-narasi dari kelompok pemberontak tidak akan lagi efektif disuarakan, sebaliknya, rakyat yang kenyang dan memiliki jiwa sosial yang tinggi justru akan bersuara untuk anda.

"Kemudian defisit anggaran bisa ditutup dengan penarikan hutang dari China, sebagai ganti, berikan laut timur sebagai jaminan, anda akan mendapat suntikan dana besar dengan ini. Ini adalah solusi jangka pendek tentu saja, lalu apa tindakan sebagai jangka panjang?"

BITTER AND SALTY [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang