13

1.4K 213 5
                                    

_KI_

Zeefan hari ini di rumah. Dia menanti kedatangan baby sitter untuk Miki dan Miko. Sekarang dia sesekali melihat Marsha yang menyuapi Miki dan Miko makan menggunakan tangan langsung. Biar vitaminnya banyak kata Marsha kalau langsung pakek tangan.

"Mama sayang Papa~ Papa sayang Mama~ mereka saling mencintai~ saling sayang, saling sayang~ saling maaf, saling maaf~" bibir mungil Miko terus saja menggumamkan lagu dengan lirik mirip seperti lagu ex member trio ubur-ubur.

"Kamu nyanyi apa sih Miko?" tanya Zeefan melihat kerandoman anaknya.

"Nyanyi lagu Papa sayang Mama, Mama sayang Papa. Baguskan Papa suara Miko?"

"Suara kamu jelek, kayak kaleng kalau jatuh." Bukan Zeefan yang menjawab, tapi Miki.

"Apa sih kamu. Ga usah ikut-ikutan, kamu ga diajak. Dasar Miki pendek!"

"Miko! Kamu juga pendek!" Balas Miki.

"Lebih pendekan kamu huuhu~ Miki pendek," balas Miko lagi.

"Ayo berantem, berantem!" Marsha berkata santai, tapi bagi Miko dan Miki ada arti larangan di sana. Mereka akhirnya diam. Sedangkan Zeefan menahan tawa ketika melihat ekspresi kedua anaknya yang sama, sama-sama cemberut, bibirnya dikuncir.

"Miko sini sayang, buku mulut kamu," titah Marsha. Miko mendekat dengan potongan mainan lego yang dia bawa, lalu membuka mulut selebarnya untuk menerima suapan Marsha.

"Miko mau tempe lagi," pinta Miko ditengah kunyahannya. Marsha mencomotkan sepotong tempe kecil dan kembali menyuapkan pada Miko. Mereka lesehan dilantai. Miko, Miki dibantu Zeefan asik merakit lego yang baru saja Zeefan beli. Mereka terlihat menikmati suasan santai. Miko dan Miki hanya menganakan kaos tanpa lengan dan celana pendek sama seperti Zeefan. Sudah seperti kembar 3.

"Miki sini." Miki dengan riang menghampiri Mamanya lulu membuka mulut siap menerima suapan. Melihat anaknya yang makan begitu lahap, Zeefan jadi kepo bagaimana rasa suapan Marsha itu. Ya meskipun dia sudah sering merasakan, tapi belum pernah jika satu piring bersama anak-anak. Zeefan mendekat lalu membuka mulutnya tanda ingin juga.

"Mau apa kamu?"

"Aku juga mau icip-icip," kata Zeefan.

"Makan sendiri sana, di dapur paha ayamnya juga masih."

"Ga mau, aku maunya nyoba yang ini." Marsha berdecak, tapi tetap menyuapkan nasi kemulut Zeefan. "Hemmm, enaknya suapan istriku," kata Zeefan, lalu dia meninggalkan satu kecupan dipipi Marsha, setelahnya kembali lagi bersama anak-anak.

"Zeefan, tolong ambilin minum untuk anak-anak," pinta Marsha.

"Miko mau air dingin Papa," ungkap Miko saat mendengar ayahnya akan mengambil air. "Miki juga mau air dingin," sambung Miki.

"Iya, papa ambilin air dingin untuk kalian," jawab Zeefan, kemudian dia beranjak pergi.

"Satu suapan lagi, untuk siapa ini? Miko atau Miki?" tanya Marsha. Karena memang nasi yang berada dipiring ini hanya tinggal satu suapab saja.

"Miko mau!"

"Miki juga mau!"

"Kamu ga usah Miki. Kamu makan udah banyak."

"No! Miko yang ndak usah, ini jatah buat Miki!"

Dari pada melihat anaknya yang bisa saja ribut, Marsha membagi dua nasi itu. Biarlah mendapat masing-masing sedikit suapan. "Sini kalian berdua. Miko sama Miki tetep dapet suapan lagi," kata Marsha. Miko dan Miki berebut mendekat dan membuka mulutnya siap menerima suapan lagi. Sudah mirip burung yang minta makan pada induknya saja. "Dah, habis," ucap Marsha.

Lalu Zean datang dengan membawa dua cangkir kecil berisi air dingin. "Miki, Miko ini minum kalian," kata Zeefan. Miki dan Miko menerima cangkir itu. "Makasih Papa," ucap mereka serempak, lalu mulai minum.
Sedangkan Marsha beranjak akan membereskan bekas makan ini.

Mereka kembali melanjutkan merakit lego. Lagi asik-asiknya merakit, bel rumah berbunyi. Mereka bertiga saling pandang seperti bertanya siapa yang datang. "Zeefan tolong bukain pintunya," teriak Marsha dari dapur.

"Iya sayang," sahut Zeefan, "kalian tunggu sini." Dia kemudian bangkit akan mengecek siapa yang berkunjung.

Ceklek~

Pintu terbuka menampilkan seorang lelaki dan seorang perempuan paruh baya. Mereka adalah teman Zeefan dan calon baby sitter di sini. "Hai, udah sampe lo bro," kata Zeefan menyambut mereka.

"Lo, gua kabarin ga ada balas," kata temen Zeefan.

"Hp gua dicas. Sorry ga tau," jelas Zeefan, "ayo ayo masuk ke dalem." Dia menggiring mereka berdua untuk masuk. Di dalam Miko dan Miki yang melihat kedatangan seroang tamu langsung merubah wajah mereka menjadi tersenyum. "Halo om, bibi," sapa mereka berdua.

"Duduk dulu," titah Zeefan. Kemudian dia mencari Marsha untuk memberi tau kalau yang akan bekerja di rumah sudah sampai. Sedangkan Miko dan Miki duduk disofa seperti sedang menyambut tamu.

"Om temennya Papa ya?" tanya Miki pada teman lelaki Zeefan.

"Iya Om teman Papa kamu."

"Ganteng xixixi, tapi masih gantengan Papa," celetuk Miki. Miko yang mendengar sontak menyenggol pelan lengan Miki. "Ga boleh gitu, nanti Papa marah," tegur Miko.

"Miki hanya berkata jujur. Lagi pula lebih tampan Papa," jelas Miki.

Ini anak Zeefan jadi muji gua ga sih? Batin teman Zeefan.

Kini Zeefan dan Marsha ikut bergabung duduk mengapit Miki dan Miko disofa yang sama. Mereka saling bersalaman dan berkenalan. "Jadi Sha ini temen aku yang udah aku ceritain itu," jelas Zeefan.

"Iya, saya teman Zeefan. Kedatangan saya ke sini ingin mengantar baby sitter untuk kalian. Ini namanya ibu Siti, ia yang akan membantu dalam mengurus anak-anak." Ibu Siti sedikit menunduk tanda salam.

"Mama, maksudnya apa? Apa Bibi itu akan tinggal di sini?" tanya Miki yang sepertinya paham kalau Mama, Papanya sedang memilih orang untuk membantu di rumah. "Iya sayang. Nanti kamu sama Miko selama Mama, Papa bekerja, kalian berdua akan sama Bibi Siti dulu ya?"

"Apa Bibi itu orang baik?" tanya Miko.

"Miko!" ucap Zeefan sedikit tekanan, "Ga baik ngomong gitu," peringat Zeefan. Tidak sopan sekali membicarakan orang di depannya langsung.

"Bibi Siti baik kok sayang, kalau kamunya ga nakal," jawab Marsha.

"Miko ga nakal kok," jawab Miko.

"Bagus, jadilah anak yang baik."

Mereka membicarakan kapan Bi Siti bisa bekerja dan membahasa tentang gaji dan lain-lain. Hingga akhirnya kesepakatakan terjadi. Bibi Siti akan mulai bekerja di esok hari.












Sorry untuk typo.

Met sahur smuanyaaa...

Keluarga Impian [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang