19. Nov, 2019

64 34 21
                                    

Seperti biasa, Rafelix sedang melakukan streaming game, rutinitasnya sebagai Mytuber. Apalagi kini ia sudah semakin dikenal berkat video game horornya yang trending nomor satu waktu itu.

"Bener, ini game relate sama anak sekolah sekarang."

Dia berinteraksi dengan para penggemarnya saat ini, suatu kebanggaan tersendiri baginya jika punya fans.

Memangnya Athalia dan Laurena saja yang bisa punya fans?

besok ulang tahunmu ya bang?
wih! spill sweet eighteennya dong nanti!

Felix tertawa membaca komentar tadi, bahkan dirinya sendiri lupa hari penting itu.

"Besok, gua rayain bareng temen-temen dekat doang."

Sampai akhirnya jarum jam menunjukkan pukul sebelas malam, streaming itu selesai.

Felix memegang matanya karena terasa perih, hal yang sangat biasa. Lima jam di depan layar PC, tidak terlalu lama menurutnya.

Bersantai sebentar, dia menerka-nerka kejutan apa yang akan dilakukan Laurena besok.

Bahkan Felix menduga bahwa Lia akan memberi ide balas dendam pada dirinya yang mengejutkan Laurena Oktober lalu.

Sepersekian detik berikutnya,

"Hadiah Lau!"

Ia menepuk kepalanya sendiri berkali-kali karena lupa membeli hadiah ulang tahun Laurena.

Ada satu barang yang terpikir olehnya, yang pasti cocok.

Tanpa pikir panjang, ia keluar rumah dan mengendarai motor untuk membeli barang itu.

Coba tebak, apakah Felix akan berpapasan dengan Laurena dan Arv?

Tentu saja. Namun hanya Felix yang menyadari itu, mereka berada di depan tempat karaoke terkenal daerah sana.

Sedikit terkejut apa yang ia lihat, namun dirinya tetap fokus pada tujuannya, yaitu, tempat penjual kamera.

Seperti yang dibayangkan, tempat itu terlihat sangat mewah dengan pantulan kilau berbagai kamera yang memikat para pembeli untuk menghamburkan semua uang mereka disini.

Felix seolah ditarik ke dalam sana, ada satu jenis kamera yang terpajang. Kamera itu, yang selalu Laurena impikan sejak dulu.

Terbayang olehnya bagaimana Laurena selalu memandangi tempat ini dengan mata yang berbinar. Juga, bagaimana teman masa kecilnya itu susah payah mengumpulkan uang untuk membeli kamera ini walau akhirnya tabungan tadi hanya dibelanjakan untuk makanan.

"Mytuber Rafelix, bukan?"

Salah satu pelayan toko membuyarkan lamunannya. Pelayan itu tampak senang melihat dirinya.

Felix hanya mengangguk kikuk, lantas ia diberi kertas dan pulpen untuk tanda tangan.

"Beli buat pacar, ya?" Tanya pelayan itu ragu-ragu.

Pertanyaan itu membuat ia merasa canggung, jadi dia hanya menggeleng sambil tersenyum kaku.

Itu adalah pertanyaan ke 2087 kalinya yang diajukan orang lain tentang Laurena dan Felix.

Apakah mereka berpacaran, apakah mereka tak pernah saling suka, apakah pertemanan mereka itu murni, dan sebagainya.

Setelah berhasil mendapatkan hadiah untuk Laurena, dia kembali melewati tempat karaoke tadi. Namun tak ada siapa-siapa di depan tempat itu.

Ia mengira salah lihat. Padahal tepat saat ini, Laurena sedang menerima pernyataan Arv beberapa waktu lalu.

Sayang sekali Laurena dan Lia merahasiakan ini dari Felix. Lagi pula, Felix pasti akan mengintrogasi Arv terus menerus jika tau.

Dia pasti bertanya, apa alasan yang relevan bagi Arv untuk suka pada sahabat masa kecilnya itu.

PAST MEMORIES : LAURENA THE MAESTROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang