Istri Fisikawan yang Menjungkirbalikkan Dunia[8]

Bab 1495: Berlari Membuat Masalah Lagi

Xue Fanxin tidak peduli dengan apa yang dilakukan para badut di bawah tanah itu. Saat ini, dia sibuk merencanakan berbagai hal dengan Gu Jinyuan, termasuk beberapa proyek masa depan. Dia sudah memberikan rencana kasarnya.

Kedepannya, Desolate akan menjadi wilayah yang fokus pada budidaya. Selain itu, wilayah ini akan menjadi paling istimewa di lima benua dan sepuluh wilayah. Saat itu jumlah orang akan membludak, sehingga segala aspek perencanaan harus dilakukan dengan baik.

Karena budidaya adalah fokus utama, tempat budidaya sangat diperlukan.

"Jinyuan, dalam jarak lima kilometer dari Kediaman Desoalte, di arah utara, selatan, timur, dan barat, sebagian besar tempat seharusnya fokus pada penginapan, restoran, dan kedai teh. Anda harus menjaga halaman kecilnya terlebih dahulu. Siapa pun yang mampu membelinya, Anda boleh membiarkan mereka tinggal di sana. Lima kilometer jauhnya, Anda dapat mendirikan beberapa toko lainnya. Makanan, tempat tinggal, transportasi, rekreasi, dan hiburan. Lakukan saja sesuai keinginan Anda. Ngomong-ngomong, tinggalkan lokasi tempat ini untukku."

Gu Jinyuan melihat ke tempat yang ditunjuk Xue Fanxin dan bertanya dengan bingung, "Ini adalah bangunan lima lantai di seberang pintu utama Istana. Mengapa kamu menyimpannya?"

"Menara Awan Ungu."

"Anda berencana menggunakan gedung ini sebagai Menara Awan Ungu."

"Itu benar. Zimo pernah menjadi pemilik cabang Menara Awan Ungu.

Dia akan bertanggung jawab atas Menara Awan Ungu di sini."

"Tidak ada masalah."

Xue Fanxin sibuk merencanakan masa depan Desolate bersama Gu Jinyuan. Keduanya berdiskusi hampir sepanjang hari dan akhirnya menghasilkan rencana kasar.

Saat ini, seorang penjaga dari Istana datang untuk melapor. "Nona, keluarga Gu ada di sini lagi. Mereka menyebabkan keributan di luar pintu."

"Mereka akhirnya sampai di sini." Xue Fanxin sama sekali tidak terkejut dengan kembalinya keluarga Gu, seolah-olah semua ini sesuai ekspektasinya.

Gu Jinyuan sedikit bingung, tetapi dengan pemahamannya tentang Xue Fanxin, dia sudah mulai merasakan tragedi bagi keluarga Gu.

Keluarga Gu awalnya ingin meninggalkan Daerah Terpencil, namun ketika mereka pergi, mereka kebetulan menghadapi badai energi spiritual. Tak berdaya, mereka hanya bisa tinggal di Kota Desolate. Ketika mereka menyadari bahwa energi spiritual di Desolate telah menjadi sangat kaya, mereka semua bersemangat dan segera mengambil kesempatan untuk berkultivasi.

Namun yang membuat mereka tertekan adalah mereka tidak bisa menyerap energi spiritual di kota tersebut.

Jika orang lain tidak dapat menyerap energi roh, mereka tidak akan marah. Namun,

selain mereka, semua orang dapat menyerap energi roh. Bagaimana mungkin mereka tidak marah?

Ini pasti disebabkan oleh orang-orang dari Istana Raja.

Karena keluarga Gu sedang marah, mereka kembali menimbulkan masalah.

"Xue Batian, Xue Fanxin, kalian berdua bajingan, pergilah ke sini," teriak leluhur keluarga Gu dengan marah di luar Istana.

Kepala keluarga Gu telah berusaha mencegahnya, tapi sia-sia. Nenek moyang sedang marah, dan tidak ada yang bisa menghentikannya, jadi mereka hanya bisa membiarkannya bertindak sembarangan.

Jika mereka membuat marah orang-orang dari Istana lagi, keluarga Gu mereka mungkin akan...

Huh... Keluarga Gu mungkin benar-benar hancur kali ini.

"Kalian masih berani datang ke Istana untuk menimbulkan masalah. Apakah kamu ingin digantung di luar pintu lagi?" Saat Xue Fanxin keluar, dia menanyai leluhur keluarga Gu, yang berteriak dengan liar.

Ketika leluhur keluarga Gu melihat Xue Fanxin, dia merasa takut, tapi dia benar-benar marah, jadi dia tidak bisa menahan diri untuk bertanya, "Xue Fanxin, apa yang kamu lakukan terhadap kami? Mengapa kita tidak bisa menyerap energi roh di sini? Jika kamu tidak memberiku jawaban yang memuaskan hari ini, aku pasti akan melawanmu sampai mati. Jangan mengira keluarga Gu kita benar-benar tidak tahu apa yang harus dilakukan padamu dan membuatku marah. Kemudian, semua orang bisa melupakan bersenang-senang.."