06. RANSOM

756 108 2
                                    

Di sinilah sekarang Nana, duduk di kursi meja makan setelah makan dengan tenang bersama Paman Baik-nya yang tidak sepatah pun mengeluarkan kata-kata

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Di sinilah sekarang Nana, duduk di kursi meja makan setelah makan dengan tenang bersama Paman Baik-nya yang tidak sepatah pun mengeluarkan kata-kata.

Sedari tadi dia hanya diam saja.

"P-paman Baik, apa Paman marah pada Nana?" Tanya Nana sembari menunduk.

"Tentang?" Tanya Jeno memastikan.

"Tentang Nana yang tidak menerima uang pemberian Paman" jawab Nana yang membuat Jeno menatapnya lekat.

"Selain itu kamu tidak ingat kejadian semalam?" Tanya Jeno.

Nana terdiam mencoba mengingat kejadian apa yang semalam telah terjadi.

"Oh iya, Paman maaf, semalam Nana pergi ke tempat minum-minum, soalnya Nana sama Echan gak tau nama tempatnya, pas Nana sama Echan datang ternyata tempat minum-minum. Nana awalnya pengen pulang sama Echan, tapi keburu Kak Ian manggil untuk bergabung bersama teman-temannya yang gak Nana kenal, Nana gak enak buat nolak, kata Hana sebentar aja, iya, Nana menurut" jelas Nana.

Jeno mengangguk paham.

"Udah berani minum-minum?" Tanya Jeno yang membuat Nana menggeleng ribut.

"Nana tidak minum Paman Baik, Kak Ian menyediakan air putih botol dan Nana bagi sama Echan karna dia juga gak minum alkohol" jawab Nana.

"Setelah itu apa yang kamu ingat lagi?" Tanya Jeno lagi.

Nana tampak berpikir.

"Ya ini, awal Nana minum itu rasa airnya biasa saja, pas Nana ngobrol sama Hana dan setelah itu minum kembali air itu rasanya rada aneh pas sampai tenggorokan, jadi Nana memutuskan untuk tidak lagi meminumnya. Tapi beberapa saat pas asik ngobrol itu kepala Nana terasa pusing dan penglihatan Nana itu berbayang, Nana bilang sama Echan untuk bawa Nana pulang karna Nana merasa tidak enak badan" jelas Nana.

Jeno mendengus mendengar cerita Nana.

"Gak enak badan gak tuh" ujar Jeno pelan, merasa tak habis pikir dengan kepolosan Nana.

Ah ia sangat geram sekarang dengan orang yang memasukkan obat terlarang ke dalam minuman Nana itu.

Bisa-bisanya dia menjahili Nana? Salah orang kalau hanya untuk seru-seruan, dia akan berhadapan dengannya nanti, lihat saja, semua belum selesai tak peduli seberapa bonyok wajah mereka karna pukulan dari anak buahnya.

Selama yang belum turun tangan itu dia sendiri, semua belum selesai.

"Setelah itu?" Tanya Jeno menuntut.

Nana menggeleng.

"Mimpi?" Tanya Jeno lagi.

Nana mengangguk.

"Nana semalam memimpikan Ibu, rasanya sangat nyata, Nana memeluk dan mencium Ibu, lalu Nana tid-

"Tidur dan minta di elus kepalanya?" Sambung Jeno yang membuat Nana mematung.

RANSOMWhere stories live. Discover now