Askhala Ragenthara, terkenal sebagai Mostwanted SMA GALAKSA karena kenakalannya. Banyak sekali ulah yang ia lakukan selama hampir 3 tahun di GALAKSA. Semua perbuatan pasti ada alasannya, bukan? Jadi apa yang melatarbelakangi kenakalan-kenakalan yang...
Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.
Setelah 30 menit Launa terbaring di UKS, akhirnya ia keluar dari sana. Yang ada di pikiran Launa sekarang adalah Askhala. Launa yakini Askhala dan teman-temannya sekarang sedang berada di kantin, Launa bergegas menuju kantin berniat untuk menemui Askhala.
Dan benar saja, sampai di kantin Launa menemukan perkumpulan teman-teman Askhala, tapi sosok yang ia cari justru tidak ada disana. Biarpun tidak ada Askhala, ia tetap menghampiri meja yang di tempati teman-teman Askhala.
"Eh neng Launa," sapa Adriel saat melihat keberadaan Launa.
"Hai, Askhalanya gak ada?" tanya Launa.
Bukannya menjawab, teman-teman Askhala justru saling beradu mata, saling melihat satu sama lain, seolah-olah ada yang ingin mereka bicarakan dengan Launa.
"Duduk," pinta Sean dengan wajah datar.
"Iya neng duduk dulu, ada yang mau kita bicarain sama lo," sambung Azril.
Launa menurut saja, ia duduk berdampingan di antara Azril dan Adriel, yang artinya berhadapan dengan Sean.
"Ada yang mau gue bicarain sama lo," ucap Sean, membuka pembicaraan.
"Sebenarnya Askhala suka sama lo udah lama, dari SMP. Mungkin lo lupa kalo lo satu SMP sama kita, tapi Askhala gak akan pernah lupa," ungkap Sean, menatap Launa.
"Dari sikap dia yang kaya gitu, gue yakin lo pasti sadar ada yang aneh dari Askhala, dia cemburu liat lo dekat-dekat sama cowok lain, jadi gue harap lo pertimbangin perasaan sahabat gue, sebelum dia muak dengan perasaannya sendiri dan benci sama lo," sambung Sean.
Azril dan Adriel sebenarnya kaget dan kagum mendengar Sean berbicara panjang kali lebar seperti itu, namun mereka tau situasi untuk bercanda.
Launa terdiam cukup lama mendengar penuturan Sean. Ia berusaha mencerna apa yang baru saja Sean katakan. Setelah beberapa menit, ia baru membuka suara.
"Dia biasanya kalo lagi emosi gini, nenangin dirinya di Rooftop, neng," jawab Azril.
"Iya Lau, tapi gue saranin lo jangan samperin dia dulu, bisa ngamuk kalo me time dia diganggu. Terus kalo dia udah megang roko berarti beban pikiran dia berat, karena Askhala gak akan pernah mau nyentuh roko, kalo gak lagi ada masalah," jelas Adriel mengimbuhi.
"Gak bisa, gue harus samperin dia," keukeuh Launa beranjak dari duduknya.
"Sebelumnya, thanks," lanjutnya, sebelum pergi.
Ia berjalan menaiki tangga satu persatu menuju Rooftop, karena lift menuju Rooftop sedang ada kendala. Sesampainya di Rooftop, Launa melihat Askhala yang membaringkan tubuhnya dan memejamkan matanya di sebuah kursi yang tidak terlalu panjang, dengan roko di tangannya, yang sesekali ia hisap.