Kisah Jiyong 2 (45)

58 17 15
                                    

Cerita ini terinspirasi dan sedikit remake dari cerita lainnya yang juga sudah umum ada, juga hasil pemikiran sendiri. Jika ada kesamaan dengan cerita orang lain itu hanyalah suatu kebetulan. Jadi, hargailah karya yang sudah susah payah aku buat dengan memberi satu ⭐ sebagai Vote kalian dan dimohon jangan melakukan plagiarism. Karena itu tak baik, kawan!

.
.
.
.
.

Setelah Jiyong sadar, dia menuntut penjelasan dari kakaknya apa saja yang sudah terjadi dengan Seungri. Dong Hyuk menceritakan apa yang terjadi, tanpa mengatakan jika Seungri hamil anak adiknya. Dong Hyuk pikir dengan mengetahui kepergian Seungri saja sudah membuat keadaan Jiyong berantakan akan terapinya, apalagi adiknya tahu soal anaknya. Dong Hyuk hanya ingin Seungri fokus dengan kesembuhannya dulu, barulah mencari keberadaan Seungri.

"Appa tetap mengatur pernikahanmu. Sekeras apapun kau menolaknya appa akan tetap pada pendiriannya," ucap Dong Hyuk.

Jiyong duduk termenung di kursi roda di kamar rawatnya. Salju putih jadi penghias halaman rumah sakit. Dia diam bukan untuk meratapi nasibnya. Dia berpikir cara apa yang bisa membuatnya lepas dari genggaman sang ayah.

"Jiyongie, saat kau sembuh total aku akan mengatakan satu rahasia padamu. Setelah itu, aku tidak akan menahanmu untuk mencarinya," tambah Dong Hyuk sebelum meninggalkan kamar Jiyong.

Jiyong tetap bergeming di tempatnya. Akan tetapi, dia terganggu dengan ucapan akhir Dong Hyuk tentang sebuah rahasia. Sejak hari itu Jiyong putuskan untuk fokus pada terapinya. Satu tahun berlalu dan Jiyong benar-benar sudah normal berjalan. Kuliahnya pun berjalan dengan normal setelah pengajuan cuti. Hanya tiap kali perkuliahan, Jiyong akan menatap kursi kosong di sebelah Glory.

"Glory, apa kau sudah tahu di mana Seungri?" tanya Jiyong.

Glory jengah dengan pertanyaan yang sama selama satu tahun ini. Dia akan menjawab dengan jawaban yang sama. "Aku tidak tahu. Seungri tidak mengatakannya padaku."

"Apa kalian tidak saling menghubungi?"

Glory menghela napas. Dia mengeluarkan ponselnya dan menunjukan isi chat yang ada. Tak satupun chat dari Seungri yang masuk. Glory pernah menghubungi Seungri, tapi tidak pernah dapat balasan.

"Kau bisa lihat sendiri. Seungri tak pernah membalas chat-ku. Bukan hanya aku, tapi Jennie dan Chaerin sekalipun. Kenapa kau tidak tanyakan pada kakaknya saja?"

Jiyong selesai melihat isi chat antara Glory dan Seungri. Terakhir terjadi sebelum kecelakaan yang menimpa dirinya. Dia berikan lagi ponsel itu pada pemiliknya dan berpikir untuk menanyakan lagi pada Daesung. Jiyong melihat kakak angkat Seungri baru keluar dari kelasnya. Tanpa pikir panjang, Jiyong langsung berlari ke arahnya.

"Daesung Hyung!" teriak Jiyong. Daesung menoleh dan seperti orang yang enggan terhadap Jiyong.

"Ada apa lagi? Kalau kau tanya tentang Seungri jawabannya akan tetap sama. Aku tidak tahu," jawab Daesung.

"Aku tahu kau pasti menyembunyikan sesuatu. Kau pasti tahu di mana Seungri sekarang," tandas Jiyong.

Daesung semakin kesal dengan desakan yang selalu dilakukan Jiyong soal adiknya.

"Dengar! Kalau aku tahu di mana Seungri aku tidak akan mengatakannya padamu. Adikku sudah cukup menderita karena ulah ayahmu. Dia terlalu bodoh untuk memilihmu dan mencintaimu hingga akhirnya dia harus menderita sendirian. Seandainya ... seandainya dia tak pernah mengenalmu, hidupnya tidak akan hancur. Mimpinya tidak akan dia buang hanya karena dirimu. Dia menerima segala makian dan cacian serta hinaan dari ayahmu bahkan itu di depan kakakmu sendiri. Sekarang kurasa Seungri sudah bahagia, jadi jangan pernah lagi mencarinya. Fokuslah dengan pernikahanmu yang tinggal satu minggu lagi!" maki Daesung bahkan di depan umum.

The Unpredictable Love [End]Where stories live. Discover now