Episode 1, Part 4

111 13 10
                                    

Setelah kurang lebih menempuh perjalanan selama 5 jam akhirnya Jin dan rombongan sudah sampai di tempat pergantian mobil, Paman Dang adalah pemilik rumah yang mereka jadikan titik pergantian, beliau adalah salah satu karyawan keluarga Por, paman Dang dan keluarga dipercaya untuk mengurus salah satu usaha keluarga Por yang ada di desa tersebut dan diberi amanah untuk menjaga dan membersihkan villa keluarga Por.

“Selamat siang tuan muda”

Por yang baru saja turun mobil langsung di sambut dengan jajaran keluarga paman Dang yang sudah menunduk sopan. Por tersenyum dan membalas sapaan laki laki paruh baya itu di ikuti teman-teman nya yang satu persatu mulai turun dari mobil.

“Apa mobil yang akan kita pakai untuk menuju villa sudah siap paman?”

“Sudah tuan muda, tuan muda ingin langsung menuju kesana atau beristirahat terlebih dahulu dipendopo?”

Por yang mendengar tawaran paman Dang itu menatap teman-teman nya meminta pendapat.

“Oiiiii Porrrrr kita istirahat dulu aja gimanaaa, punggung gue rasanya mau patah." Jin yang mendengar keluhan Top hanya memutar matanya malas, selalu saja teman nya yang satu ini.

“Tapi ini sudah mau sore, kita masih butuh kurang lebih 1 jam untuk mencapai villa, apa tidak terlalu sore nanti jika kita beristirahat dulu.” Tanya Fluke dan memandang teman nya satu persatu.

“Paman jika kita beristirahat dulu 30 menit apa menurut paman akan baik baik saja ? paman tidak kemalaman untuk kembali kesini?”
Phee hendak mengajukan pendapat nya namun tersela oleh Jin.

“ Jika kita berangkat 30–40 menit dari sekarang semua akan baik baik saja, mungkin kita akan sampai sore hari tapi paman tidak akan bertemu malam saat perjalanan kembali kesini.” Jin yang mendengar itu pun tersenyum mengganguk.

“Baiklah kalau begitu kita akan beristirahat 30 menit, baru menuju villa, Tee dan Top juga butuh istirahat karena mereka menyetir cukup lama.” Putus Jin menepuk pelan bahu fluke. Semua menggangguk setuju kecuali.......

“Jinnnnnnnnnnnnnn hanya 30 menit? oiiiiiiiiii apa tidak bisa lebih lama? 1 Jam mungkin? aku ingin tidurrrrrr.”

Yap kecuali Top yang masih merengek pada Jin. Jin mengabaikan rengekan Top dan berjalan kearah fluke yang terlihat sedikit ragu dengan usulan Jin.

“Ayolah, Tee dan Top butuh istirahat setelah menyetir lama, lagipula hanya 30 menit fluke.” Jin merangkul bahu Fluke dan menuntun nya ke arah pendopo meninggalkan top yang sepertinya masih merajuk.

“Tuan Muda dan rombongan silahkan langsung saja ke pendopo, kami sudah menyiapkan sajian disana, barang barang kalian akan langsung saya pindahkan ke mobil yang akan dipakai nanti.” Por hanya menggangguk dan mengikuti Jin yang berjalan lebih dulu.

“Ahhhhhh capekkkk, punggung gue rasanya mau patah anjir”

“Lebay” Fluke mencibir Top yang sedari tadi tidak berhenti mengeluh

“Berhenti berisik, Tee, Top kalian bisa tidur sebentar, 30 menit waktu yang cukup dan jika ingin ke kamar mandi lebih baik sekarang, perjalanan kita masih 1 jam dan sepanjang jalan hanya ada hutan.” Peringat Por.

Tee yang memang sudah merasa sangat lelah menidurkan tubuh nya dengan paha white sebagai bantalan nya, white hanya tersenyum dan mengusap rambut Tee perlahan untuk memberikan rasa nyaman.

“Manja” Ucap White sambil mencubit hidung Tee pelan. Sementara Tee hanya terkikik kecil menanggapi tindakan White.

“Manja ke pacar sendiri masa ga boleh hummmm” Ucap Tee sambil mendusal ke perut white yang sontak membuta White terkikik geli, tapi tak lama suara tawa kecil white terhenti, mata nya menatap kedepan horor wajah nya memerah mengetahui semua teman-teman nya menatap kearah dirinya dan Tee

“Phi Tee” bisik White, Tee yang merasa atmosfer disekitar nya berubah segera mengalihkan wajah nya dan menatap kesekitar.

“Apa liat liat? palingkan tatapan kalian, kalian membuat nong tersayang ku malu, lihat wajah nya sudah semrah tomat.” Ucap Tee sambil mencium pipi White gemas.

“Phi Tee ishhhhhh” White semakin malu dan menyembunyikan wajah nya dengan memeluk Tee, sementara yang lain hanya mendengus geli, muak dengan sikap bucin Tee yang sudah jadi makanan mereka sehari hari

“Tee memang jago nya dalam merayu anak kecil, white lo harus waspada.” Sewot Por yang dihadiahi lemparan jaket oleh Tee.

Sementara itu, Tan dan Phee hanya diam melihat kelakuan teman-teman nya ini, sesekali mereka tertawa ringan menanggapi debat tidak penting yang tersaji didepan mereka. Di sela sela obrolan mereka Phee melirik Jin yang kini asik bersandar ke Por sambil memakan camilan, Phee tersenyum samar melihat Jin yang tampak lucu sekarang.

“Phee” Tan menepuk pundak nya membuyarkan lamunan Phee, Tan menggerak kan matanya lalu berdiri di ikuti Phee.

“kalian mau kemana?” Tanya Por heran saat melihat kedua nya berdiri bersama.

“Gue sama Phee nepi bentar ya, mau ngerokok.”

“Ngapain nepi segala disini aja kali,san-”

“Gue gasuka bau rokok, lo lupa? White juga ga suka asap rokok, lo ga sadar Tee berhenti ngerekok” Sela Jin sarkas, Por yang sedikit terkejut menoyor kepala Jin yang masih asik dengan cemilan nya dan menyandar padanya.

“Khappppp khun Jinnnnnnn”

Sementara Phee hanya bisa tersenyum maklum dengan sikap Jin.

“Yaudah gih sana, jangan jauh jauh, jangan ilang, males gue nyari in nya.”

“ Siap Tuan Muda ” Ucap Tan sambil melakukan sikap hormat yang dihadiahi umpatan oleh Por

“Sat Tann, pergi buruan sana, Nih lagi bocah satu, ada dinding nohh jangan nempel ke gue anjir.” Por berusaha menjauhkan jin darinya namun jin tak bergeming. Merela beristirahat dengan tenang sampai tiba tiba Jin berdiri setelah bermain dengan ponselnya.

“Mau keman lo” Fluke mengangkat alis nya melihat Jin yang ingin pergi.

“Gue mau buang air besar, apa khun Fluke ingin ikut” Fluke bergidik ngeri dan melambaikan tangan nya memberikan gestur mengusir Jin. Jin beranjak meninggalkan pendopo.

_

Sebuah mobil bak terbuka mendekati seorang pria yang berdiri sendiri di jalan hutan yang cukup sepi. Kaca mobil terbuka dan memperlihatkan sang pengemudi.

“Persiapan nya lancar? kau sudah membawa semua yang kita butuhkan?”

Pengemudi mobil tersebut mengangguk pasti yang juga di balas anggukan oleh sang penanya.

“Pergilah dan siapkan semuanya, seperti katanya kita akan bersenang senang disana.”

Kaca mobil ditutup dan mobil kembali berjalan lebih masuk lagi kedalam hutan. Pemuda yang berdiri di tepi jalan itu memandangi mobil tsb sampai akhir nya tak terlihat lagi. Ia mengangkat tangan nya dan menghisap sesuatu yang sedari tadi ia pegang. Ia menghisap nya dengan tenang sambil melihat lihat sekitar, seringai kecil muncul dari bibir nya.

“ Lets have fun”

DFF ALTERNATIVE ENDINGWhere stories live. Discover now