Chapter 3

76 17 1
                                    

滅の刃 兄妹の絆 (3)
oni. ──

 ──

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


.
.
.

Keluarga Otoha bukanlah keluarga yang religius, namun entah kenapa hari ini sang ayah mengajak satu keluarga pergi ke kuil. Mereka disambut hangat dan mengikuti sesi berdoa.

Setelah semuanya selesai, Suzu duduk di sebelah seorang miko, entah kenapa ia yang biasanya menutup diri dari orang baru bisa akrab dengan miko itu dalam waktu singkat.

"Jadi kau seumuran denganku?" Suzu mengangguk sebagai jawaban.

"Namamu Tori?"

"Mhm, kau pasti Suzu kan? Aku dengar saat orang tuamu memanggilmu."

"Begitulah." Suzu menatap keluarganya yang kembali ke villa lebih dulu, ia ingin menetap disini sebentar lagi. "Kau sudah lama menjadi miko?"

"Iya, keluargaku adalah miko, secara turun-temurun. Tetapi sekarang hanya tersisa aku." Tori mengadah, melihat langit gelap yang ditaburi bintang berkilau membentang sejauh mata memandang, didampingi oleh bulan purnama bulat yang cantik.

Mereka mengobrol dengan asyik, membicarakan hal-hal yang mereka minati, tak sadar bahwa malam semakin larut.

"Dimana rumahmu?"

"Hmm tidak terlalu jauh dari sini." Tori menunjuk jalan yang cukup gelap. "Disana ada beberapa rumah, hanya saja jalan yang gelap membuatnya cukup seram." Arah yang ditunjuk Tori berlawanan dengan jalan menuju penginapan.

"Biarkan aku mengantarmu."

"Tidak usah repot-repot," Tori tersenyum tidak enak.

"Tenang saja, kalau aku lelah, aku bisa minta gendong dari anak itu." Suzu menunjuk seorang lelaki yang berjaga di ujung pagar kuil, ia senantiasa mengamati nonanya. "Lagian aku yang membuatmu pulang larut."

"W-wah keluarga kaya memang beda ya.."

Suzu pun ikut Tori pulang ke rumahnya.

"Ku dengar banyak kasus penculikan di desa barat," celetuk Suzu.

"Tetapi disini aman-aman saja. Sebetulnya kau tidak perlu mengantarku."

"Siapa tau ada hewan buas."

"Meski dekat gunung, tidak ada kasus seperti itu."

"Sudahlah."

Mereka sampai di rumah yang tidak terlalu besar atau kecil. Tori menawari untuk masuk ke dalam dan disajikan teh namun Suzu menolak dengan alasan sudah terlalu larut, orang tuanya pasti khawatir.

Akhirnya Suzu berjalan kembali berdua bersama Kazue─sekertaris muda ayahnya. "Kenapa sejak tadi aku menjadi pengawal kalian?"

"Ya-"

Akhh!

Tori, jelas sekali itu suara teriakan Tori yang cukup keras. Mereka bertukar pandang sebentar lalu kembali ke rumah Tori. Kazue menggeser shoji dengan kasar, betapa terkejutnya melihat makhluk jelek berbentuk aneh sedang mencengkram rambut Tori.

"Mundur, Suzu-sama!" Kazue mengeluarkan katana dari sarungnya, Suzu melihat isi rumah itu dengan mata membulat, mulutnya dengan reflek menyebut makhluk yang selama ini ia anggap mitos.

"Iblis?" Manik hitam itu menyipit mengamati, "tunggu, nanti kau dimakan olehnya." Salah satu lengan Kazue ditarik oleh Suzu.

"..." Keadaan Tori berdarah di bagian dahinya setelah terbentur. Iblis itu menoleh sejenak pada Suzu dan kembali fokus pada Tori. Sang iblis menggeram tidak jelas.

"Mizu no kokyu: Ichi no kata: Minamo Giri!"

Seseorang datang menebas tangan tangan yang mencengkram Tori di bawahnya, setelah terlepas, Tanjirou membawa tubuh pingsan Tori mendekat ke Kazue yang terdiam, "tolong jaga dia sebentar." Tanpa menunggu jawaban, Tanjirou kembali mendekat pada iblis yang berhasil meregenerasi tangannya.

Tak lama seseorang menyusul, itu adalah Zenitsu dengan membawa kotak besar milik Tanjirou. "Jahat sekali dia meninggalkanku seperti itu."

Di situasi ini, Suzu merasa hanya seperti orang bodoh yang tidak tau apa-apa. Dari kejauhan, menatap pertarungan sengit antara iblis dengan Tanjirou.

"Nezuko-chan! Itu berbahaya!" Zenitsu menjerit saat seorang gadis keluar dari kotak dan melesat untuk membantu Tanjirou.

"Kau tidak membantu temanmu?" Kazue berceletuk, menyenggol lengan Zenitsu. "Tidak setia kawan."

"Hah? Sialan memang kau tau apa? Iblis itu menyeramkan tau! Salah sedikit saja bisa mati!"

"Memang ini masuk akal?" Suzu bersuara memotong pembicaraan kedua lelaki tersebut.

"Eh.. bidadari? kau.. tidak itu-" Perkataannya berhenti saat Kazue memukul lengannya cukup keras.

"Sopan 'lah dengan nona!" sela Kazue.

"Apasih? aku bicara normal kok?"

"Jangan menatapnya seperti itu, mau ku congkel matamu?"

"Berisik," Suzu berjongkok di sebelah tubuh Tori, "sebaiknya kau bantu mereka, kaki gadis itu lepas," ujarnya tanpa mengalihkan pandangan.

***

Pertarungan itu berlalu selama hampir dua jam, sebetulnya Kazue menyarankan agar kembali tapi Suzu menghiraukannya dan kukuh melihat pertarungan sampai akhir.

Iblis jelek yang mulanya terlihat menyeramkan sudah terbang melalui angin dengan wujudnya yang berubah menjadi abu dan perlahan menghilang tanpa jejak.

"Iblis itu tidak sekuat yang kubayangkan tapi sangat menguras energi, untung aku ditugaskan bersamamu," Tanjirou tersenyum.

Zenitsu menggeleng, "tidak-tidak, kenapa kau berbicara seperti itu padahal misi ini berhasil karenamu." Ia mengelap ingus di ujung hidungnya.

Apa apaan bocah ini? pikir Kazue, padahal jelas sekali kalau Zenitsu lah yang memenggal kepala iblis. Ia sendiri tidak menyangka bahwa bocah ingusan itu cukup kuat.

Tanjirou tersenyum memaklumi dan beralih pada Suzu. "Aku tidak menyangka kita bertemu lagi si situasi seperti ini."

"Benar, di situasi membingungkan. Iblis yang kuyakini sebagai mitos muncul di hadapanku." Manik hitamnya bersembunyi dibalik kelopak mata yang tertutup. Saat terbuka, matanya seakan menuntut penjelasan dari Tanjirou.

Tangannya menyilang di depan dada, Suzu tersenyum hingga matanya menyipit. "Kalau tidak keberatan, bisakah kau menjelaskannya padaku?"

┅ ┅ ┅
A/N: Jangan lupa vote gais, males banget kalo banyak sider. Ga vote=males lanjutin

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 07 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝗦𝗛𝗘'𝗦 𝗘𝗩𝗜𝗟 , 𝘒𝘯𝘠Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang