Bab 14

218 43 4
                                    

》》14 《《

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

》》14 《《

Tinggal bersama Chandra ternyata tak seburuk itu, beberapa bulan berlalu sejak Zafran mulai tinggal di Malang dan harus beradaptasi dengan kondisi baru tubuhnya, perlahan Zafran bisa mengatasinya

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.


Tinggal bersama Chandra ternyata tak seburuk itu, beberapa bulan berlalu sejak Zafran mulai tinggal di Malang dan harus beradaptasi dengan kondisi baru tubuhnya, perlahan Zafran bisa mengatasinya. Dia sudah tak sering mengantuk saat seperti setelah tumbang waktu itu. Tapi tetap saja aktivitasnya di batasi. Banyak teman sekolahnya yang mempertanyakan soal kondisinya, ada pula yang menggosipkan kalau Zafran sakit parah, ada juga yang mengatakan  bahwa dia hanya manja. Zafran tak begitu peduli dengan pembicaraan itu.

Seiring berjalannya waktu cepat atau lambat semuanya pasti tahu mengenai kondisinya, dan Zafran tak perlu menyiarkan. Biar waktu yang mengungkapnya, dia hanya ingin fokus belajar dan tak mengecewakan Chandra maupun ibunya yang sudah memberikan semuanya untuk Zafran.

Setengah semester telah Zafran lewati, dia lebih mudah mengikuti pelajaran yang memang sudah pernah dia ikuti, hanya saja Zafran tetap lemah dipelajaran yang berisi rumus-rumus. Hari ujian tengah semester satu telah berhasil Zafran lewati dengan susah payah, grup banjari di sekolahnya juga akan mengikuti kompetisi tingkat propinsi. Ia jadi lumayan sibuk, dan karena jadwal Zafran yang semakin banyak, Chandra kerap sekali mengomel. Sampai Zafran bosan setiap pulang lebih sore dari Chandra pasti disambut omelan. Kendati, sebenarnya dia senang mendengar omelan Chandra, tanda kasih sayang yang bisa Zafran rasakan dari kakaknya yang memang enggan untuk menunjukkan perasaannya terang-terangan.

“Assalamualaikum, Zafran pulang!” Teriak Zafran yang lagi-lagi sehabis maghrib baru pulang.

“Waalaikumsalam!” balas Chandra.

Punggung Chandra menghadap kompor di dapur. Suara letupan kecil minyak terdengar sampai ruang tengah, “Udah shalat belum?” Tanyanya, sembari sibuk membalik ayam goreng.

Satu kemajuan sekarang Chandra sudah bisa menggoreng ayam ungkep, karena Zafran suka, mau tidak mau dia harus bisa membuatkan. Dia juga meminimalisir penggunaan minyak berulang, juga merebus bahan sambal agar tidak keseringan makan minyak. Alhasil, berat badan Zafran sudah menanjak, makin terlihat perubahannya dibanding saat remaja itu dia jemput dari pesantren. Pipinya yang makin berisi adalah yang paling menonjol.

ZAFRAN Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin