04. Sang Penyelamat?

96 77 18
                                    

DUGHHH

Suara lemparan batu besar dari seseorang yang membuat fokus si penyewa rumah itu teralih.

"Kalian tidak akan pernah bisa lari dariku anak-anak kecil..." ucap penyewa rumah sambil pergi ke arah sumber suara lemparan batu besar itu.

"Apakah ada orang selain kita berdua di sini?" tanya Nerissa berbisik pada kakak perempuannya.

"Sepertinya seseorang itu tahu bahwa kita sedang dicari oleh orang gila itu." jawab Cathys kepada adiknya.

"Ayo cepat kita pergi dari sini." lanjut Cathys yang langsung meraih tangan adiknya dan perlahan pergi dari sana.

Mereka berlangkah satu langkah demi satu langkah.

Saat mereka akan memandang lurus ke arah hutan, tiba-tiba ada seorang laki-laki yang berdiri di depan mereka berdua yang akan kabur.

"ARG-----"

Teriakan mereka berdua dihentikan oleh orang itu dengan cara menaruh telapak tangannya di kedua mulut Nerissa dan Cathys.

"Tenanglah, aku akan membantu kalian. Ikuti aku."

Cathys dan Nerissa yang mendengar bahwa laki-laki itu akan menyelamatkan mereka pun langsung mengikuti langkah laki-laki itu.

Rambut coklat pendek, berpakaian seperti pakaian adat, entah adat mana. Tiga coretan lurus yang dicoret di pipi kanan dan pipi kirinya membuat laki-laki itu berpenampilan seperti orang adat asli daerah sana.

Entah mereka harus percaya sepenuhnya dengan laki-laki itu atau tidak, mereka belum mengetahui asal usul tempat ini. Mereka hanya takut bahwa laki-laki itu berbohong akan menyelamatkan mereka.

Cathys dan Nerissa terus berpegangan dengan kuat. Hanya mereka berdua dari satu keluarga yang dapat bertahan hidup.

Menyusuri hutan, melewati pepohonan yang tinggi besar, menemui banyak sekali hewan hutan seperti tupai, katak dan hewan hutan lainnya.

Sungguh perjalanan yang panjang, mereka berdua sudah kelelahan karena perjalanan yang tidak ada ujungnya, sampai-sampai Nerissa berinisiatif untuk bertanya pada laki-laki itu.

"Apakah perjalanannya masih jauh? Kita akan pergi kemana?"

"Kita akan pergi ke tempatku, masih ada setengah jalan lagi seperti tadi untuk sampai ke tempatku. Jika nanti kita sudah sampai di tempatku, kalian akan aku kenalkan pada ibuku untuk mengecek keadaan kalian berdua." jelas laki-laki itu kepada mereka berdua dan menjawab pertanyaan dari Nerissa.

Nerissa dan Cathys yang mendengar jawaban dari laki-laki itu pun hanya bisa diam dan melanjutkan perjalanannya.

Lima menit pun berlalu, mereka masih belum sampai ke tempat laki-laki itu.

Selama perjalanan, Cathys terus memikirkan dan bertanya-tanya tentang si penyewa rumah dan Cathys memutuskan untuk bertanya pada laki-laki tersebut.

"Laki-laki tadi..."

Belum selesai Cathys bertanya, laki-laki yang berada di depannya seolah tahu apa yang ingin ditanyakan oleh Cathys.

"Laki-laki tadi yang mencari kalian bernama Robert. Robert Chantleson. Dia dari dulu memang seorang penyewa rumah. Dia adalah orang yang sangat baik."

"Dahulu, aku, semua keluargaku, dan semua orang-orang yang sekarang tinggal bersamaku, mempunyai rumah di sekitar rumah Pak Robert."

"Pada suatu hari, ada sepasang suami istri yang akan menyewa rumah itu. Suaminya adalah seorang professor peneliti. Pada saat itu, dia meneliti berbagai serangga dan menaruh ramuan aneh yang membuat para serangga itu menjadi ganas."

"Entah sengaja atau tidak disengaja, pada saat mereka akan pergi dari tempat penginapan Pak Robert, professor itu meninggalkan serangga-serangga yang sudah diubah olehnya di rumah Pak Robert."

"Pada saat Pak Robert sedang membersihkan rumah itu, tiba-tiba saja tempat dari para serangga tersenggol olehnya dan sialnya, tempat itu terbuka. Jatuhnya tempat tinggal para serangga itu membuat para serangga menjadi marah dan agresif."

"Para serangga itu langsung menyerang Pak Robert dengan ganas. Semenjak saat itu, Pak Robert bersikap aneh dan berubah menjadi mahkluk yang tidak jelas."

"Kami semua diserang oleh serangga-serangga yang dikeluarkan dari tubuh Pak Robert dan setengah dari kami meninggal dunia. Setelah kejadian itu, kami yang masih bertahan hidup pun memutuskan untuk pergi ke tempat yang sangat jauh dari tempat penginapan itu."

"Entah apa yang terjadi pada Pak Robert saat itu, tapi itulah yang terjadi.

Laki-laki itu menjelaskan panjang lebar tentang kejadian beberapa tahun yang lalu.

Cathys dan Nerissa hanya mengangguk dengan penjelasan laki-laki tersebut.

"Kalau boleh tau, kejadian itu terjadi berapa tahun yang lalu?" tanya Nerissa yang masih membutuhkan informasi tentang kejadian lalu.

"Sekitar tujuh belas tahun yang lalu."

Laki-laki itu langsung menjawab pertanyaan Nerissa secara cepat.

Kejadian itu bahkan seumuran dengan umur Cathys. Laki-laki itu tidak terlihat seperti orang yang sudah berumur tujuh belas tahun.

Cathys yang heran dengan pernyataan dari laki-laki itu pun langsung berinisiatif untuk memperkenalkan diri agar dia tau berapa umur dari laki-laki itu.

"Kita bahkan belum berkenalan, namaku Cathys, aku berumur tujuh belas tahun, dan ini adikku bernama Nerissa yang berumur satu tahun di bawahku."

"Ah iya, aku juga lupa untuk berkenalan, namaku Luigi Antonio. Aku berumur enam belas tahun. Senang berkenalan dengan kalian." balas laki-laki itu.

"Wah, nama yang bagus. Kami senang bisa bertemu dan berkenalan denganmu." lanjut Cathys.

Betapa terkejutnya Cathys yang mendengar bahwa laki-laki itu yang bernama Luigi seumuran dengan adiknya, Nerissa. Bagaimana bisa dia mengetahui kejadian yang umurnya lebih tua dari dirinya.

Cathys merasa ada yang aneh. Tapi masih dia pendam untuk dirinya sendiri, dia tidak mau bertindak gegabah.

Memang, bisa saja dia mengetahui hal itu dari ibunya atau orang-orang di sekitarnya. Tapi apa pedulinya mereka dan laki-laki itu tentang kejadian satu tahun yang lalu.

Mungkin Luigi mendengar cerita tersebut saat dia sudah besar, mungkin saat dia sudah berumur empat belas atau lima belas tahun.

Tapi mengapa harus diceritakan kepada anak yang sudah tidak mengalami kejadian itu? Jika benar bahwa orang di sekitarnya atau ibunya memberitahu hal itu saat dia berumur empat belas tahun atau lima belas tahun, berarti kejadian itu sudah berlalu lima belas atau enam belas tahun lamanya.

Kejadian kelam itu tidak mungkin diceritakan kepada anaknya. Seharusnya tidak perlu diceritakan bukan? Agar kejadian kelam masa lalu itu terkubur dalam-dalam.

Tapi Cathys tidak terlalu memperdulikan hal tersebut. Dia tidak takut dengan anak berumur enam belas tahun.

Perjalanan terus berlangsung. Tiba-tiba Luigi berkata pada mereka berdua,

"Sebentar lagi kita akan sampai ke tempatku. Kalian akan ku bawa ke rumahku dan menyerahkan kalian pada ibuku. Kalian akan dirawat oleh ibuku di sana."

Lagi dan lagi Cathys dan Nerissa hanya mengangguk paham dengan penjelasan Luigi.

Beberapa menit pun berlalu, akhirnya mereka sampai di tempat yang Luigi maksud.

"Kalian lihat sebuah rumah gubuk yang kecil itu? Pergilah kesana, itu adalah rumahku. Aku akan pergi membantu orang-orang sekitar."

"Baiklah, terimakasih." ucap mereka berdua secara bersamaan.

Setelah Luigi pergi dari hadapan mereka berdua, Cathys dan Nerissa langsung pergi ke rumah gubuk itu dan langsung mengetuk pintunya.

Tiba-tiba ada tangan yang memegang kedua bahu mereka berdua dan...

_Bersambung_

INSECT : Serenesia To Tranquilvale [TAMAT]Where stories live. Discover now