RAHIMKU (1)

530 22 0
                                    

Semejak kehamilan Jasmine, Gus Agam menjadi sangat perhatian, sebagian besar waktu Gus Agam diluangkan untuk Jasmine, Gus Agam yang biasanya mengajar hingga sore dan kadang-kadang mengisi kajian, kini hanya menghabiskan waktu di Pondok dari pagi hingga siang, sedangkan untuk tawaran mengisi kajian dia tolak untuk sementara. Bukan hanya Gus Agam, Abah dan Ummah yang awalnya tidak pernah menganggap kehadiran Jasmine juga berubaha dratis, seperti Abah yang mengatur jadwal Gus Agam hanya sampai siang agar lebih memiliki banyak waktu bersama Jasmine, Ummah yang selalu menitipkan masakan saat Gus Agam pulang.

Jadi dari pagi hingga siang Jasmine akan ditinggal oleh Gus Agam, namun Jasmine akan ditemani oleh pembantu panggilan yang sekaligus membereskan rumah sekaligus merawat seluruh keperluan Jasmine. Sedangkan siang hari saat Gus Agam sudah pulang pembantu itu akan diberi upah harian dan boleh pulang. Begitu lah perubahan hidup Jasmine semenjak mengandung sosok penerus Pondok Pesantren, keturunan seorang Gus.

"Humaira, Mas berangkat dulu ya" Gus Agam mendekati Jasmine yang duduk santai sambil membaca sebuah kitab, hari itu seperti biasa Gus Agam berpamitan pada Jasmine untuk berangkat, sedangkan Jasmine sedari pagi sudah rapi tinggal duduk manis sambil membaca kitab-kitab milik Gus Agam.

"Iya Mas, Mas hati-hati ya dijalan" ucap Jasmine sambil bangkit dari duduknya, "No, Jasmine disini saja tidak perlu ngantar Mas ke depan ya" larang Gus Agam sambil memegang kiri kanan pundak Jasmine, padahal berjalan dari kamar ke depan adalah hal yang sangat mudah dilakukan oleh seorang Jasmine yang masih hamil muda.

Karena tidak ingin malah menunda-nunda keberangkatan Gus Agam, Jasmine akhirnya hanya menurut untuk duduk kembali. "Ya sudah iya Mas" balas Jasmine pasrah sambil meraih tangan kanan Gus Agam dan menciumi punggung tangan itu. "Nah gitu dong Cantik nurut sama Mas" Gus Agam tersenyum sambil mengusap lembut kepala Jasmine yang sedang tertunduk mencium punggung tangan kanannya.

"Mas berangkat ya Cantik, Assalamualaikum Humaira" seperti biasa sebelum berangkat Gus Agam akan mendaratkan sebuah kecupan hangat pada kucup kepala Jasmine. "Waalaikummussalam ya Habibi" jawab Jasmine sambil mengangkat tundukan kepala dan mengembangkan senyuman saat menatap wajah Gus Agam.

Sekali lagi Gus Agam mengusap lembut pucuk kepala Jasmine lalu benar-benar berlalu meninggalkan Jasmine yang terduduk santai di dalam kamar. Sepeninggalan Gus Agam, Jasmine segera bangkit dan membereskan kamarnya yang sedikit berantakan, Jasmine adalah tipe wanita yang suka beres-beres dan tidak suka berdiam diri jadi jika ada kesempatan maka Jasmine akan menggunakannya untuk melakukan apa saja yang bisa dilakukan.

"Aduh Non" Bi Nunung yang merupakan penjual pakaian muslim mantan penjaga kantin Pondok meraih sebuah sapu yang dipegang oleh Jasmine, Gus Agam sengaja memilih Bi Nunung untuk menjadi pembantu panggilannya karena Bi Nunung lebih dipercayai dari pada orang, sedangkan untuk toko pakaian muslim yang dia jalankan atas bantuan dari Gus Agam untuk sementara dijaga oleh bawahan Bi Nunung pada saat bekerja di rumah Gus Agam pagi hingga sore.

"Bi, Jasmine mau nyapu aja ya, Jasmine bosen Bi kerjanya cuma duduk baca kitab terus" wajah Jasmine ditekuk, "Tidak boleh, Non Jasmine tidak boleh kerja itu sudah pesan Gus Agam" Bi Nunung berkacak pinggang kekeh tidak mengizinkan Jasmine untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan perintah Gus Agam.

"Padahal perut Jasmine sering terasa kram loh Bi karena kebanyakan duduk" Jasmine menyerah dan kembali duduk pada sofa, "Apa kram di perut, aduh Tuan Gus harus tahu ini" Bi Nunung panic seperti sedang merongoh kantong hendak mengambil bendah pipih yang selalu dia siapkan untuk menghubungi Gus Agam jika terjadi apa-apa yang tidak diinginkan.

"Eh enggak usah Bi, Jasmine cuma bercanda kok, jangan hubungi Mas Agam ya, Jasmine enggak mau kalau sampai Mas Agam khawatir sama Jasmine" Jasmine berusaha menghentikan tindakan Bi Nunung. "Benar ya Non, tadi cuma bercanda?" Bi Nunung berusaha memastikan lagi karena takut kalau sampai terjadi apa-apa dengan Jasmine, maka dia lah orang pertama yang akan dipertanyakan atas kelalaian menjaga Istri Gus Agam saat sedang mengandung keturunan Kyai Bukhori.

"Benar loh Bi" Jasmine sedikit merebahkan tubuhnya, "Bi bisa bantu pijatin pelan-pelan perut Jasmine enggak?" tanya Jasmine pada Bi Nunung. "Oh tentu bisa Non" jawab Bi Nunung sambil melangka mengambil sebuah kursi yang terletak tidak jauh dari sofa tempat Jasmine rebahan. "Tapi dalam keadaan hamil muda gini tidak bisa diurut ya Non, palingan di pijat pelan saja ya" Bi Nunung mulai menyentuh pelan perut Jasmine yang sudah agak membuncit dari luar kain.

Sekitar 30 menit memijat pelan perut Jasmine, kini Bi Nunung bisa melihat sepasang mata Jasmine yang terpejam menikmati pijatan Bi Nunung, iya wanita hamil sudah terlelap karena pijatan Bi Nunung. "Kenapa janin Non Jasmine agak beda ya" Bi Nunung berbisik sendiri karena saat melakukan pijatan di area perut Jasmine dia hampir tidak bisa merasakan kehidupan dalam Rahim Jasmine, "Ah sudahlah wajar kok orang usia kandungan Non Jasmine masih muda baru juga mau masuk satu bulan" bisik Bi Nunung sambil berusaha membuyarkan pikiran negatifnya.

"Non, saya pamit dulu ya mau lanjut beres-beres rumah" pamit Bi Nunung dengan sangat pelan karena takut mengganggung istirahat Jasmine. "Heem Bi" jawab Jasmine tanpa membuka sepasang matanya yang tertutup. Mendengar jawaban dari Jasmine, Bi Nunung segera kembali melakukan tugasnya membersihkan rumah Gus Agam, pertama-tama Bi Nunung menyelesaikan membersihkan kamar Gus Agam dan Jasmine, karena kalau ditinggal sebelum rapi yang ada sama saja memancing Jasmine untuk bangkit lagi dari istirahatnya dan mengambil sapu.

Setelah membersihkan kamar Gus Agam dan Jasmine, Bi Nunung segera keluar meninggalkan Jasmine beristirahat sendiri, ada peralatan dapur dan lainnya juga yang harus Bi Nunung bersihkan. Tugas Bi Nunung adalah memastikan rumah itu bersih sebelum tengah hari karena jika dia meninggalkan rumah itu dalam keadaan berantakan sedikit saja pasti akan memancing Jasmine untuk membersihkan karena memang Jasmine ini adalah tipe wanita yang sangat bersih dan detai.

Bi Nunung mencuci piring dan beberapa peralatan dapur sambil melantunkan salawat, telinganya tetap siap siaga untuk mendengar kalau-kalau ada teriakan Jasmine yang meminta tolong atau suara apapun itu yang sekiranya mencurigakan. Bi Nunung melakukan tugasnya sesuai dengan perintah Gus Agam untuk membersihkan rumah tapi mengutamakan menjaga Jasmine, makanya benda pipih yang biasa digunakan untuk menghubungi seseorang harus selalu ada di kantong baju Bi Nunung.

"Owalah Gus Agam, bisa-bisanya Gus tampan itu luluh sama seorang wanita, dan bahkan bersifat manis banget sama pasangannya" Bi Nunung berbicara sendiri sambil mengenang-ngenang sosok Gus Agam yang sudah dia lihat sejak kelahirannya 22 tahun. "Kalau sampai para Santriwati tahu sifat manis Gus Agam ke Istrinya, tak jamin pasti pada baper" Bi Nunung terkekeh sendiri lalu melanjutkan membaca salawat sambil tersenyum sendiri.

***

AR-RAHMAN UNTUK JASMINE (END)Where stories live. Discover now