19

2.5K 14 1
                                    

BAPAK TIRI
(Bagian 2)

Hari Minggu pagi baru saja memulai aktivitasnya. Sedangkan diriku masih bermalas-malasan ditempat tidurku. Lewat tengah malam baru bisa aku pejamkan mata. Malam mingguan pergi bersama teman2 pulang jam 10. Yaa benar...aku adalah jomblowati. Tak tahu kenapa. Aku sering berkaca, kuperhatikan aku juga gak jelek2 amat sih. Banyak juga cowok yang mendekatiku,tapi...tak seorangpun.
Tak dapat aku pungkiri,adegan malam beberapa hari yang lalu masih terngiang-ngiang dalam otakku. Saat kulihat mama di pagi hari,ia nampak begitu ceria,dengan raut wajah yang segar. Tidak seperti beberapa tahun lalu saat ia seorang diri. Lebih banyak termenung.
Pintu kamar terbuka dan mama muncul dari balik pintu.
"Ini koq perawan mama koq belum bangun sibh. Udah siang lho. Cepetan bangun,antar mama kepasar".
"Masih pagi juga malah. Inikan hari Minggu". Aku molet dibalik selimutku.
"Justru itu. Mumpung hari Minggu. Ayo cepetan. Nanti kamu langsung pulang tidur lagi gak apa-apa ".
"Iya mamaku sayang". Kupeluk dirinya. "Papah udah bangun juga?".
"Belum,semalam papamu pulang jam dua. Lembur. Jangan gangguin".
"Iyaaa...".
***
Tugasku mengantar mama kepasar sudah selesai. Mama mempunyai toko baju dipasar. Usaha yang dirintis sejak awal bersama almarhum papa dulu. Beruntung sekali aku mempunyai mama yang tegar. Saat kesendiriannya ia masih bisa bertahan dengan usahanya.
Kembali kerumah, kudapati papa telah bangun dan duduk diteras belakang dengan kopi dan rokoknya.
"Kau sudah pulang Ola".
"Sudah yah".
"Koq gak bantuin mama dipasar?".
"Kalo aku dipasar bukannya bantuin yah,malah bikin berantakan".
"Hhhmmmm...kamu nih".
Aku menuju kamar dan asik dengan ponselku. Chating digrup ataupun baca2 sosmed
"Olaaa...". Tiba2 ayah tiriku memanggilku.
"Iyaa..".
"Kau kerokin dulu papa nih,atau pijit2 keq..pegel banget pulang tadi".
Aku sempat ragu,tiba2 saja jantungku berdegup kencang. Teringat kembali malam itu.
"Iya yah...".
Ayah tiriku tengkurap di karpet depan TV dengan hanya mengenakan celana pendeknya. Baru kali ini kulihat bentuk tubuhnya dari dekat. Sedikit berotot dan kulit putihnya. Pantas saja mama tertarik padanya.
"Ayah mau dikerokin apa dipijit?"
"Kerok dulu aja".
Kulumuri punggungnya dengan minyak dan dengan telaten aku kerok berbaris.
"Gak ada merah2 nya yah".
"Ya udah kalo gitu pijit aja ya. Kalo perlu kamu injek2".
Aku mulai memijatnya. Jariku yang kecil seperti kesulitan untuk lebih keras memijatnya. Jatuh2nya hanya sekedar menekan jari2 ku.
"Gimana kuliahmu?"
"Ya biasa lah yah. Banyak tugas".
"Ya gak apa-apa. Biasa. Ayah dulu juga begitu. Lebih keras lagi mijitnya".
"Ini udah sekuat tenaga Ola yah..".
"Hhm iya...berasa bukan dipijit ini sih..". Ia sedikit tertawa.
Ia membalikkan badannya. "Nah sekarang bagian depan ya. Biarpun tenagamu gak ada tapi enak juga..".
Entah takut ataupun ragu aku mulai memijat dadanya. Matanya terpejam.
"Kau sudah punya pacar?".
Tiba2 saja ia menanyakan hal itu. Aku tidak menjawabnya."koq diam?".
"Belum yah..".
Kualihkan pandanganku kearah lain. Sekelebat mataku melihat selangkangannya. Ada sesuatu yang bergerak. Apakah ia tak mengenakan celana dalam. Lama aku tercenung memandanginya. Tersadar saat ia mengagetkanku.
"Liat apa sih Ola...?".
"Eehh...gak yah...gak liat apa2...".
Aku salah tingkah dan mempercepat serta menekan lebih keras pijitanku.
Tanganku digenggamnya dan ditariknya tubuhku hingga rebah diatas dadanya. Detak jantungnya kudengar. Ia mengusap rambutku.
Aku mencoba menengadahkan wajahku. Diusapnya lagi pipiku.
"Kau cantik seperti mamamu Ola...".
Aku hanya terdiam.
"Ayah udah dipijitnya?". Tanyaku berharap ini berakhir.
"Belum,dikit lagi. Pijit2 yang ini ya...".
Tanganku diarahkan pada selangkangannya dan tepat diatas batang kemaluannya. Tanganku hanya diam tak bergerak saat menyentuh batangnya walaupun masih terhalang celana pendeknya. Ia membimbing tanganku bagaimana memijatnya. Perlahan ia melepaskan tangannya,dengan sendirinya aku mulai memijatnya.
"Hhhmmmm...nah gitu...enak sekali Ola...hhmm...lebih keras lagi...yaaa...gitu... oooouuuhh".
Celana pendeknya yang tipis memberiku rasa bagaimana bentuk dan besarnya batang kemaluan ayah tiriku. Tanganku yang kecil ini seakan tak cukup utuh menggenggam seluruhnya. Bukan itu saja,tanganku menyentuh seperti bulu2 yang lebat,terasa geli2. Sesekali aku usap tanpa kusadari.
Terlena dengan lamunanku, tanganku digenggamnya lagi dan dimasukkan didalam celananya.
"Nah sekarang begini ya biar terasa enak mijitnya...".
Batang kemaluannya terasa hangat saat kugenggam. Inikah yang dirasakan mama malam itu. Hangat dan keras sekali. Pantas saja mama begitu suka mengulumnya. Lambat laun aku terbiasa dengan tanganku pada batang kemaluannya. Sesekali aku mainkan jariku pada area kepalanya. Sedikit basah dan lengket.
"Ooowh...kamu cepat sekali mengerti Ola...yaaa...begitu... ssshhh... aaahhh...jari halusmu berasa nikmat sekali.....teruskan...yaaa...teruusss....dikit lagiii...lebih cepat olaaa...lebih cepaaaat....".
Kuturuti dengan lebih cepat memijatnya dan entah kenapa secara spontan aku seakan mengocoknya maju mundur...ada kenikmatan tersendiri saat tanganku bermain di kepalanya. Tiba2 saja ia memegang tanganku erat-erat...disaat itu pulalah...tanganku merasakan cairan kental...dan lengket membasahi batang kemaluannya.
"Tahaaan olaaa...jangan dilepaaass... aaahhhh..".
Ia seakan meringis dan lebih menekan tanganku yang telah basah.
Setelah beberapa saat kemudian ia longgarkan tangannya,kucabut tanganku dari balik celananya. Kulihat tanganku berlumuran cairan putih dan kental serta licin. Kuambil tissue dan kebersihan.
"Terimakasih ya Ola. Kau anak yang pintar...".
Aku kembali kekamar dan kuperhatikan tanganku yang masih berasa lengket. Aku menuju kamar mandi dan kubasuh dengan air. Saat keluar,ayah tiriku masih terlentang tak beranjak.
Didalam kamar aku mengurung diri dibalik selimut. Ada ketakutan.
Terbayang lagi adegan malam itu.
Aku sempat berpikir apakah ayah tiriku tau kalau aku mengintipnya malam itu.
***
Masih berlanjut episode berikutnya yaaa...
(Bersambung)

Obsessed with sex 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang