16

1.3K 215 9
                                    

_KI_

"Sayang." Marsha menoleh, melihat suaminya yang berjalan dengan kaos kutang yang dikenakan. Zeefan menghamprii Marsha dan duduk di sisi Marsha yang kini sedang menonton Tv. Lalu Zeefan memeluk Marsha dari samping, mode clingy nya aktif.

"Kenapa ga pakek baju?" tanya Marsha.

"Gerah sayang."

"Harusnya kamu pakek baju, kalau anak-anak lihat gimana?" kata Marsha sambil menyurai rambut Zeefan.

"Ya ga papa, kan cuma anak-anak kita. Kamu jangan cemburu." Zeefan terkekeh sambil mendongak melihat Marsha dari bawah. Marsha mendengus dan mencubit pelan lengan Zeefan. "Anak-anak dimana?" tanya Zeefan.

"Entah, tadi belajar di kamar," jawab Marsha. Bibi Siti hanya ditugaskan mengurus anak-anak saat di siang hari saja. Kecuali jika diperlukan di malam hari, Bi Siti akan dikabari.

"Biarlah mereka belajar. Biar kita punya waktu pacaran kayak gini," kata Zeefan lalu melabuhkan ciuman dipipi Marsha, bahkan mengigitnya di sana. Marsha merengek karena gigitan Zeefan, bahkan disertai tarikan dipipinya.

"Sakitttt," rengek Marsha.

"Gemess abisnya kamu. Istri siapa sih kamu ini? Lucu banget, cantik banget, indah banget, sempurna banget. Istri siapa coba jawab?"

"Istri Zeefan~" jawab Marsha dengan suara yang sengaja dibuat bak anak-anak.

"Istri siapa???" Tanya Zeefan lagi, dia sangat suka mendengarnya.

"Marsha istrinya Zeefan yang ganteng~" jawab Marsha lagi masih dengan suara yang dibuat lucu. Namun, setelahnya dia memerah malu. Dia sudah menikah dan mempunyai anak, tapi masih merasa seperti remaja yang sedang jatuh cinta saja.

"Aaa, gemes banget!" Zeefan memeluk Marsha dengan sangat erat, hingga beberapa kali Marsha melayangkan protes.

"Zeefan, lepasin aku sesak napas," pinta Marsha. Zeefan menurut, dia mengurangi eratan pelukannya. "Oh, iya aku mau ngasih tau. Kamu masih kenal si Luhan?" tanya Marsha.

Zeefan nampak mengingat-ingat nama yang Marsha sebutkan. Seperti tidak asing dipendengarannya, tapi dia lupa, siapa Luhan. "Siapa sih? Aku lupa," kata Zeefan.

"Luhan salah satu model laki-laki ituloh, yang dulu–"

"Yang dulu coba deketin kamu?! Luhan si ikan Luhan yang nyebelin itu?!"

"Ck, iya dia," jawab Marsha.

"Kenapa sama dia?"

"Tadi anak-anak cerita, kalau mereka ketemu sama om-om namanya Luhan. Anak-anak dikasih es krim sama dia, ga tau tujuannya apa," jelas Marsha.

"Kok bisa si Luhan ada di tempat kerja kamu? Kamu satu projek sama dia?" tanya Zeefan penuh selidik. Dia harus jaga-jaga, agar Luhan tak mendapat celah jika mempunyai niat untuk mengganggu rumah tangganya.

"Aku ga ada projek sama dia. Aku pun ga tau kenapa dia bisa di sana. Jujur aku ga sampe ketemu sama dia sih tadi, karena aku sibuk foto dan yang ketemu cuma anak-anak. Awalnya aku ga tau siapa om-om yang anak-anak maksud, tapi pas coba aku tanya apa Luhan yang model itu, ternyata kata anak-anak bener dia yang mereka temui," jelas Marsha.

"Anak-anak ga diapa-apin kan?"

"Nggak, mereka aman. Cuma dikasih es krim doang." Zeefan menghela napas lega. Untung anak-anak tidak apa-apa. Dirinya takut Miko dan Miki sampe keracunan setelah mendapat es krim itu. Namun, cerita ini mulai mengganggu pikiran Zeefan. Apa tujuan Luhan mendekati anak-anaknya? Apa hanya sebatas ingin berbagi saja?

"Marsha, aku ga mau ya kamu sampe berhubungan sama dia. Inget dia di masa lalu kayak apa. Aku ga mau istri aku ini sampe direbut sama orang lain," kata Zeefan sambil nenyingirkan anak rambut yang mengganggu wajah Marsha.

"Iya Zeefan, aku akan jaga diri. Lagian aku juga ga mau cari orang lain kali, aku cuma maunya sama kamu doang," jawab Marsha. Zeefan tersenyum menggoda setelahnya, "Cieee sekarang udah bucin banget nih sama aku ni yee," goda Zeefan denfan sengaja.

"Apa sih kamu ini, ga jelas," kata Marsha lalu memalingkan wajahnya, kembali melihat TV. Zeefan kembali memeluk erat Marsha, seakan takut kalau Marsha kabur darinya. Namun, kemudian dia memekik kesakitan saat merasa ada sesuatu yang mengenai kepalanya.

"Aduh!" Zeefan menoleh ke belakang ternyata sudah ada Miko yang memegangi sebuah mainan pedang panjang. Sepertinya Zeefan tau siapa pelaku yang membuat kepalanya sakit.

"Jangan peluk-peluk Mama! Dia mama ku!" Kata Miko, dia beralih menyingkirkan paksa tubuh Zeefan. Jika seperti ini Marsha hanya bisa pasrah saja jika akan ada drama dadakan antara anak-anak dan suaminya itu.
















Bentar lagi lebaran, jngn lupa bagi thr ke gua.

Dah maap buat typo.

Keluarga Impian [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang