Happiness - 12

704 75 10
                                    

"Memangnya Hyung kerja apa sampai bisa membeli mansion ini? Aku saja belum tentu bisa membeli atau membuatnya."

"Memang Kau siapa?."

"Han Ji-Sung."

Mendengar jawaban polos sekaligus menjengkelkan dari sang Adik, Hyunsik hanya bisa menarik nafasnya pelan.

"Hyung, jawab~." Han merengek, ia menggoyang-goyangkan lengan sang Kakak yang duduk di sampingnya.

"I work at a company."

"Gak mungkin! Kecuali kalo Hyung pemilik perusahaannya dan udah punya cabang di mana-mana. Kalau bukan, Hyung pasti ada kerjaan lain. Bilang sama Han, Hyung kerja apa?."

"Hyung memang bukan pemiliknya, Han, tapi Hyung CEO di sana."

"Tuh 'kan cuma CEO! Terus Hyung bisa beli mansion ini darimana uangnya? Hyung gak korupsi 'kan?."

"Sembarangan." Han mengaduh saat sang Kakak menjitak keningnya, ia menatap pria itu bermusuhan.

"Han benci Hyung. Han bakal pergi."

"Emang berani?."

"Siapa yang bilang Han gak berani?." Han menaikkan dagunya, ia menatap menantang pada sang Kakak yang balas menatapnya remeh.

"Maaf mengganggu, Ketua."

Interupsi itu membuat mereka memutuskan kontak matanya, mereka lantas menatap ke sebelah kiri, seorang pria dengan jas berwarna hitam berdiri seraya menundukkan wajahnya di ambang pintu sana.

"Aku tidak tahu jika sekarang Kau buta, Sam."

"Maaf, Ketua. Salam, Tuan muda. Maafkan Saya yang tidak menegur Anda, Saya salah dan pantas untuk dihukum."

"Ah, tidak apa. Kau tidak perlu menegurku setiap bertemu."

"Tidak, Tuan muda, Saya harus selalu menegur Anda, dimanapun dan apapun keadaannya. Sekali lagi maafkan Saya."

"Ada apa?."

Sam, pria berambut sedikit ikal itu menatap ragu pada Hyunsik, sesekali matanya bergulir pada Han yang hanya memandang mereka dengan wajah polos dan bingungnya.

"Aku akan pergi, Kau bisa pergi kemanapun di sini. Tapi ingat, jika Kau sudah tidak kuat berjalan, jangan memaksakan diri. Jika Aku tahu Kau memaksakan diri, Kau akan tahu akibatnya."

Setelah memberikan sedikit pesan pada sang Adik, Hyunsik berlalu pergi diikuti oleh Sam di belakangnya. Han yang melihatnya memutar bola mata, ia kesal melihat sikap sok berkuasa Kakaknya. Padahal pria itu hanya seorang CEO, tapi sikapnya sudah seperti seseorang yang paling berkuasa.

Orang-orang pun harus memanggil dirinya 'Tuan muda', siapapun itu. Huh, apa Kalian pikir Han senang? Tidak. Baru beberapa hari saja, ia sudah muak dan kesal. Ia ingin dipanggil biasa saja, lagipula ia bukanlah siapa-siapa.

"Ck."

Selama beberapa hari ini, banyak yang ia pikirkan, termasuk hal ini. Kenapa orang-orang di mansion ini rata-rata memanggil Kakaknya 'Ketua'? Juga kenapa ia dipanggil 'Tuan muda'?

Jika ia terlahir sebagai seorang chaebol, ia tidak akan bingung seperti ini. Tapi ia adalah orang biasa dengan kehidupan yang biasa-biasa juga. Sangat membingungkan saat orang-orang menaruh banyak hormat padanya seperti ini.

Ia penasaran dengan 'Siapa Kakaknya yang sebenarnya'. Kenapa? Karena tidak mungkin jika hanya seorang CEO. Untuk apa CEO memiliki banyak penjaga, pengawal dan bawahan-bawahan lain yang tampak selalu sibuk?

Happiness | Han Ji-Sung HaremWhere stories live. Discover now