The Prophet: The Restorer of The World Anthology

Chapter 1

Lahir dan Mati; dua hukum lazim kehidupan para makhluk fana bumi dan semesta. Tiada keunikan di padanya. Sekali waktu, namun, kelahiran tunggal mampu untuk mematahkan jalur masa lalu, masa kini, dan masa depan─jari tengah ke wajah acuh tak acuh sang alam semesta. Tangis lahir Yosef the Chosen One di tahun 386 BYE (Before Yosefian Era; Qabla 'Asr Yūsufī) menggetarkan bumi dan membelah langit; pendorong nyanyi burung-burung dan lolongan para anjing, pematik bahagia seluruh kota. Titik awal dari rantai perubahan tidak hanya untuk anak-anak Adam dan pengikut Tuhan Maha Esa, namun juga semesta dan isinya.

Yosef the Chosen One; bergelar The Restorer of The World (Al-Mu'ayyidu lil-'Alam), lahir di Kota Tiamah─di mana mayoritas penduduk bekerja sebagai pedagang, pengembala, pengusaha, dan petarung bayaran. Berbeda dari kaum-kaum adamite di zaman tersebut, Kota Tiamah merupakan sebuah kota bebas dan merdeka dikuasai puluhan suku-suku bangsa Kalbi. Di antara mereka semua, tiga suku besar berdiri jadi penguasa de-facto Kota Tiamah: Makhzum, Pharan, dan Ya'mtu.

Yosef the Chosen One lahir dari rahim kalangan suku Pharan, sehingga nama aslinya merupakan Yosef of Pharan. Beliau merupakan keturunan dari orang tua pedagang; Ayah: Haytham of Pharan; dan Ibu: Elham of Ilsha. Mereka sendiri merupakan bagian dari keluarga pedagang kaya raya, bersahaja, dan terpandang di Kota Tiamah dan sekitar.

Bukanlah anak tunggal, Haytam dan Elham mendapat lima keturunan; dua tewas saat bayi, tiga selamat─Yosef adalah anak kedua. Beliau memiliki kakak dan adik perempuan bernama Hagia dan Savasi; lima dan tiga tahun perbedaan umur dari Yosef. Sebagai putra tunggal, Yosef mendapatkan nasab terbesar di antara mereka; semua warisan dan harta keluarga akan jatuh kepada dia, dua saudarinya tidak dapat apa-apa.

Hari kelahiran Yosef pada dini hari tanggal 2 Ostoros (Mei) disebut 'The Day of The Illumination'; disebabkan ketika Elham melahirkan Yosef, sebuah komet melintasi langit bumi dan bersinar sekejap lebih terang dari dua bulan. Kejadian ini dikira sebagai tanda pertama akan kenabian Yosef.

Kehidupan anak-anak Adam di zaman ini jauh dari kata damai dan moral, termasuk bagi penduduk Kota Tiamah, yang mana Yosef muda tumbuh dan besar. Dirinya memandang berbagai macam kezaliman dan kejahatan dalam selimut tradisi: bayi perempuan─aib tuk keluarga tanpa anak laki-laki, dikubur hidup-hidup atau dibunuh 'secara hak'; perawan tua dijual oleh orang tua, atau istri oleh suami; ayah mengawini anak perempuan setelah kematian istrinya, atau seorang putra menikahi janda-janda sang ayah setelah dia pergi dari dunia ini. Perlindungan Tuhan Maha Esa membuat Yosef tidak mengadopsi norma dan moralitas kaumnya; dan dalam suatu cara, lahirnya dia menyelamatkan Hagia dan Savasi dari akhir buruk budaya zaman.

Masa muda Yosef dibagi dua fase; kanak-kanak dan remaja. Masa kanak-kanak beliau penuh akan kegembiraan dan kesenangan selayaknya anak kelas atas pada masa itu. Sementara itu, di masa remaja, hidup Yosef penuh akan kerja keras─ikut berdagang dan berbisnis bersama ayah ataupun paman-pamannya.

Masa kanak-kanak Yosef penuh eksplorasi hubungan sosial; keluarga dan masyarakat, baik dalam lingkungan Kota Tiamah maupun lebihnya─terutama Kota Agrippa, di mana Yosef muda bertemu seorang gadis bangsawan putri pedagang suku Dzine bernama Zara; nantinya dikenal sebagai Zara the Beloved.

Proses pengenalan Zara dengan Yosef bermula dari pertemuan keluarga Pharan dan Dzine; di mana pandangan bertemu, kemudian berbincang kecil, dan berlanjut dengan interaksi intensif─jalan-jalan bersama berkeliling Kota Agrippa. Satu kejadian yang tidak akan dilupakan kedua jiwa adalah saat Yosef menghantarkan jawaban pertanyaan Zara:

"Apakah gadis perempuan sepertiku mampu menggapai hal-hal besar selama hidup di dunia ini?" tanya Zara. Wajah dia setengah tenggelam dalam lengan, duduk dekat bibir bukit tetangga kota.

"Aku pikir kita semua itu makhluk suci dengan kesempatan hebat, tidak peduli laki-laki atau perempuan." Yosef menjawab seraya pandangan masih mengunci langit biru cerah tidak berawan.