17

1.3K 193 9
                                    

_KI_

Hari terus berlalu. Zeefan sedang berkutat dengan komputer di depannya. Matanya mulai pedas karena hampir seharian terus memperhatikan komputer. Dia butuh mengistirahatkan mata. Zeefan meninggalkan ruangannya dan keluar dari sana, melihat keadaan restorantnya yang cukup ramai. Dia dalam hati merasa bangga atas pencapaiannya. Apalagi informasi dari beberapa cabang restorantnya mulai bertambah peminat.

"Semua aman kan?" tanya Zeefan pada salah satu pegawainya yang sedang bertugas.

"Aman boss."

"Bagus." Zeefan tersenyum bangga. Dia merogoh sakunya untuk menanyakan keadaan Marsha dan juga menanyakan keadaan anak-anak di rumah pada Bi Siti. Setelah sudah dia kembali memasukkan ponsel ke dalam saku. Mata Zeefan menangkap kehadiran beberapa orang yang sepertinya dia kenal. "Itu Luhan ga sih?" pikir Zeefan sambil menatap secara teliti.

"Iya bjir itu Luhan." Zeefan mengikuti arah Luhan mencari tempat duduk. Lelaki itu tak sendiri, ada dua orang yang menemaninya. Zeefan memutar mata malas melihat kehadiran Luhan direstorantnya. Dia memilih kembali masuk ke ruangan dari pada malas melihat lelaki gatal.

Luhan melambaikan tangan, tanda ingin memesan. Pelayan segera menghampiri dan memberikan buku menu. "Silahkan, mau pesan apa?"

"Saya mau sup iga sama minum lemon tea," pesan Luhan. Kedua temannya pun juga menyebutkan apa yang mereka inginkan.

"Mohon tunggu sebentar, pesanan akan segera disiapkan." Pelayan pergi untuk segera menyiapkan pesanan.

"Apa makanan di sini benar-benar enak?"

"Menurut komen orang-orang sih enak. Kalau ga enak ga mungkin banyak cabang yang mulai tersebar."

"Seenak-enaknya makanan di sini, selagi itu punya Zeefan sepertinya tidak akan cocok dimulutku," sahut Luhan menanggapi perkataan teman-temannya. Mereka saling beradu pandang kemudian terkekeh bersama.

"Papa, Miki mau beli berbie. Teman Miki punya barbie baru, bagus, Miki juga pengen punya."

Zeefan saat ini sedang melakukan panggilan video bersama anak-anak. Anak perempuannya ini langsung meminta untuk dibelikan mainan baru. Zeefan sebagai ayah tentu tidak mungkin menolak keinginan sang anak. "Barbie yang kayak gimana Miki sayang?"

"Barbie yang ada bajunya banyak Papa. Ada alat-alat untuk masak juga di dalamnya. Miki pengen mainan itu."

"Oke, nanti Papa cariin sepulang kerja ya. Pesanan princess Papa akan segera meluncur," jawab Zeefan. Terdengar Miki bersorak senang karena akan mendapat mainan baru.

Ponsel direbut oleh Miko. Kini giliran Miko yang akan berbincang dengan Zeefan. "Papa! Miko juga mau mainan baru. Teman Miko juga ada yang baru beli baju robot, Miko mau baju robot."

"Baju robot yang seperti apa?"

"Iron Man. Miko mau Iron Man biar keren."

"Coba nanti Papa carikan, tapi kalau ga ada jangan marah ya. Nanti kita cari di tempat lain."

"Oke Papa."

"Tapi inget ya buat kalian berdua Miki, Miko harus jadi anak yang baik jangan nakal. Kalau kalian nakal Papa akan ambil lagi mainan kalian, paham?"

"Paham Papa!"

Percakapan ayah dan anak inu berhenti karena pegawai Zeefan yang masuk ke dalam ruangan. "Permisi bos, maaf menganggu waktunya."

"Iya ada apa?" Zeefan mengerutkan kening heran karena melihat pegawainya seperti dilanda kepanikan.

"Di depan ada konsumen yang komplen."

"Ha komplen? Kok bisa?"

"Saya tidak tau."

"Oke saya ke depan sekarang. Miko, Miki, Papa tutup dulu ya panggilannya, nanti Papa carikan mainan yang kalian inginkan."

"Iya Papa, semangat kerjanya."

"Makasih anak-anak Papa."

Setelah mengakhiri panggilan Zeefan segera menemui konsumen yang sedang komplen, yang ternyata itu adalah Luhan. Luhan yang memang terkenal model, membuat banyak orang-orang kini merekam apa yang sedang terjadi.

"Apa ada ini?" tanya Zeefan.

"Anda yang punya restorant ini?" tanya Luhan.

"Iya saya."

"Bagaimana anda ini. Punya restorant, tapi tidak dijaga akan kebersihannya. Apalagi ini menyangkut makanan, sangat tidak higienis sekali."

"Maksud anda?"

"Lihat, makanan saya ada cicak yang sudah mati di dalamnya. Sangat kotor! Apa pantas makanan seperti ini dihidangkan?"

"Tidak mungkin. Makanan di sini sudah terjamin kebersihannya," kata Zeefan. Tentu dia tidak terima makanannya dihina.

"Tapi lihatlah ini!" Luhan menunjukkan memang ada cicak yang mati di sana. "Anda bisa lihat sendiri hewan apa yang ada di sini."

Zeefan menatap tak percaya dengan apa yang di depannya. Bagaimana bisa? Selama ini tidak ada kejadian seperti ini. "Tolong panggilkan koki yang memasak sup iga," pinta Zeeno pada salah satu pegawai.

Tak menunggu lama, koki itu datang dengan wajah panik. "Bisa jelaskan apa ini?" tanya Zeefan.

"Maaf bos, saya sudah pastikan tadi tidak ada yang lain di dalam makanan. Saya tidak tau menahu soal ini," jelas Koki. Memang dia merasa tadi sudah memastikan makanan bersih. Sebelum makanan dihidangkan, para pegawai yang bertugas di dapur selalu mengecek kembali makanan itu.

"Halah sudahlah! Restorant yang menjijikkan! Harusnya penguji kebersihan makanan menutuo restorant karena ini. Sangat menjijikkan!"

Kejadian ini menjadi gempar di media sosial. Terlebih banyak yang mengunggah apa yang mereka rekam tadi ke media sosial. Hingga membuat banyak orang yang termakan informasi yang masih belum tentu jelas kebenarannya.

















Goreng ikan Luhan buat lauk buka puasa

Dah maap buat typo.

Keluarga Impian [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang