Happiness - 13

620 74 18
                                    

Entah ini keberuntungan macam apa, tapi Han merasa tidak percaya. Ia tidak jadi menjadi gembel di Australia?

-Flashback On-

"Kakak kenapa?."

Han yang tengah mengacak-acak rambutnya kesal sedikit tersentak, ia kemudian menoleh ke sebelah kanan kursi, tampak seorang anak kecil menatapnya bingung dengan mata jernihnya di sana.

Hah? Sejak kapan anak ini ada di sini? Itulah yang kini ada dalam benak Han. Sungguh, ia tidak tahu jika ternyata ia satu kursi dengan orang lain. Ah, atau anak ini baru datang? Tapi kapan? Ia tidak melihatnya.

Larut dalam pikirannya, Han tidak menghiraukan anak laki-laki itu yang terus menatapnya. Matanya menatap Han dari ujung kepala sampai ujung kaki--yang hanya terbalut sandal rumahan, tatapan itu tampak tengah menilai.

Beberapa saat kemudian, Han tersentak untuk yang kedua kalinya saat ada yang menarik-narik pakaiannya. Ia menoleh pada anak itu, lantas mengerutkan kening. "Ada apa?."

Anak itu tak menjawab, membuat Han semakin mengerutkan keningnya. Sebenarnya, siapa anak ini? Kenapa bisa berada di sampingnya tiba-tiba?

Tak ingin terlalu memikirkan, ia mengedarkan pandangannya. Sekarang, baru ia sadari jika ternyata taman ini sepi, bahkan mungkin hanya ada dirinya dan anak itu di sini, pantas saja sedari tadi ia merasa tenang.

Tersadar sesuatu, Han dengan cepat menoleh kembali pada anak itu. "Eh, Kamu sama siapa ke sini?."

"Daddy."

Han membulatkan mulutnya seraya bergumam 'Oh'. Huh, sekarang ia merasa jika kemampuan berbahasa Inggrisnya berguna. Sebenarnya sedari dulu juga berguna, tapi ia tidak pernah merasa se-berguna ini.

"Daddynya di mana?." Jelas saja Han merasa heran, anak se-kecil ini sudah ditinggal sendiri di taman yang sepi? Bagaimana jika ada yang berniat jahat atau menculiknya? Apa orang tuanya tidak terpikir sampai kesana?

"Lagi beli ice cream."

Tapi...anak itu terlihat biasa dan baik-baik saja, mungkin sudah terbiasa? Entahlah. Anak itu juga tampaknya tidak takut pada orang asing, terlihat dari bagaimana santainya anak itu duduk dengannya yang notabenenya orang tidak dikenal.

Jujur saja Han masih bingung, sejak kapan anak ini berada di sampingnya? Apa sejak ia datang tadi? Tapi apa benar? Huh, mungkin saja iya karena ia tidak memperhatikan sekitar tadi.

Hahh, tidak ada waktu untuknya melihat sekitar, karena ia sibuk memikirkan keadaannya selanjutnya tanpa uang sepeserpun di Negara orang.

Sial, mengingat hal itu membuatnya kembali kesal bukan main. Tanpa sadar ia berdecak kesal, membuat anak itu langsung menatap Han dan menghentikan ayunan kakinya.

"Kakak kenapa?."

Jujur saja Han merasa aneh saat ada yang memanggilnya 'Kakak' tapi bukan dalam bahasa Korea. Ia menatap anak itu, memberikan senyumnya yang terkesan sedikit terpaksa.

Entah ada apa dengan anak itu, anak itu sedari tadi terus menatapnya membuatnya merasa tidak nyaman. Mereka orang asing, tidak saling mengenal, bahkan hanya nama. Bagaimana jika anak itu memiliki niat buruk padanya?

Ia juga bingung, kenapa anak ini bersikap santai seolah mereka saling mengenal? Bukankah seharusnya anak se-kecil ini masih takut dengan orang asing? Jangankan mengeluarkan suara, menatap pun seharusnya tidak.

Happiness | Han Ji-Sung HaremTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang