08.

121 21 4
                                    

Welcome...


Happy reading

▪︎

▪︎

▪︎


Zayyan sudah menduga, perkataannya dua hari lalu membuat perubahan diasrama menjadi tidak baik terutama baginya, semua orang menjauhinya, menghindarinya bahkan ada yang sampai memperlakukannya buruk.

Walaupun baginya itu tidak masalah, tetapi dirinya juga punya perasaan, dirinya juga memiliki hati, dia bisa merasakan sedih dan sakit ketika menerima perkataan buruk yang juga kadang dilontarkan padanya.

Namun dia harus bisa menahannya, dia mengerti apa yang mereka rasakan, sama seperti dirinya meski hingga sekarang dia masih mencoba untuk menyangkal hal tersebut.

Dia telah memulainya, dia tidak tau apa yang akan terjadi setelahnya, maksudnya dia berharap tidak ada timbul masalah yang lebih besar lagi, berharap tidak ada yang terbunuh lagi, berharap siapapun itu orangnya benar-benar berhenti, sekali pun dia harus mengakui hal yang tidak pernah diperbuat.

Asalkan mereka baik-baik saja.

Suara pintu dibuka oleh Zayyan lalu kembali menutupnya setelah keluar dari kamar, dia tidak melihat siapapun diruang tengah, lalu suara berisik terdengar dari dapur, ah mungkin mereka semua berada disana, karna memang waktunya untuk makan malam.

Sebelum masuk Zayyan berhenti diambang pintu, mendengar celotehan mereka yang dipenuhi tawa, dia jadi ingin ikut bergabung.

Tanpa sadar dirinya melamun hingga seperkian detik berlalu dirinya hanya diam berdiri disana, dia ragu dan cemas apabila kedatangannya akan merusak suasana.

Zayyan berusaha mengumpulkan keberaniannya, sampai tatkala dia masuk seketika langsung hening, melihat mereka semua mulai bangkit dan meletakkan alat bekas makan itu begitu saja di wastafel lalu pergi dari sana yang menyisakan Beomgyu, Leo dan Jaemin.

Zayyan menghela nafas sambil membuka kulkas lalu mengambil botol minum, dia melihat ke arah wastafel sembari meneguk minumannya, setelahnya dia meraih sarung tangan dan memakainya, dia akan membersihkan peralatan kotor itu.

Leo melirik Zayyan lalu melihat piring berisi makanan yang masih utuh disampingnya, Leo berbohong pada semua orang ketika mengambil dua piring makanan sekaligus dengan memberikan alasan kalau dia sangat lapar.

Dia segera berdiri mendekati Zayyan, menghentikan tangan pria itu, merebut sarung tangannya terus memakaikannya pada tangannya, lalu sedikit mendorong Zayyan agar menyingkir.

"Lo ngapain?"

"Gue udah siapin makanan buat lo...makan sana"  ucapnya tanpa melihat Zayyan dengan tangannya sibuk menggosok piring dan gelas.

Zayyan melihat kearah meja makan, terdapat satu makanan utuh dan satunya masih tersisa separuh, dia bahkan belum menghabiskan makanannya.

"Sebelum lo nyuruh gue makan...mendingan lo habiskan makanan lo dulu...jadi berikan sarung tangannya dan kembalilah duduk."

"Kau tidak menghargai usahaku"

Zayyan sempat bengong, dia tidak salah dengarkan, pria itu mengubah cara bicaranya, dia tidak akan mengelak kalau dia merasa senang. Leo bingung kala melihat Zayyan terus menatapnya.

REVENGE | END✔️Where stories live. Discover now