✦ ; bagian 11

81 14 3
                                    

"Bagaimana kalau aku potong saja tanganmu om?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Bagaimana kalau aku potong saja tanganmu om?"

Namjoon syok berat. Dibuat kaget berkali-kali oleh pasien yang ia selamatkan rupanya sinting. Sontak Namjoon menggeleng keras mengabaikan gigitan dipergelangan kakinya.

"Kalau aku melanjutkan untuk hidup, nantinya hanya akan menjadi bebanmu." Titahnya bijak.

"Aku nggak papa bopong kamu kok, Namjoon."

"Permintaan terakhirku, COBA KAMU PANGGIL AKU OM! Aku ini lebih tua daripada kamu."

"Huh? Kita berkenalan saja padahal belum. Aku mengingatnya sekarang, aku K-"

Krek .. Krek ..

Tubuh pria yang lebih tua mulai kejang-kejang. Itu berarti, virus mulai menyebar dalam tubuhnya. Terlihat dari urat-uratnya yang menonjol berubah warna menjadi hitam.

"TIDAK! Jangan HUHUHU .. Jangan tinggalkan aku, om."

Tangis seorang pemuda dalam gubuk itu menggema tersedu-sedu. Kini sisa dirinya seorang. Sosok yang berada bersamanya semenjak dirinya tersadar di rumah sakit- prof. Namjoon, sekaligus sosok yang menyelamatkannya. Pemuda itu hanya menunggu dimana Namjoon akan tersadar kembali dan berubah menjadi mayat berjalan yang akan menyerangnya. Bermodalkan vas bunga yang berada paling dekat dengannya, digenggamnya erat vas bunga yang terbuat dari kaca itu.

"Takut," cicitnya.

"Rrrghh.."

Pria dewasa yang menyelamatkannya dua kali itu telah membuka matanya yang memutih dan mengerang menatap pemuda itu lapar.

"HUHU MAAFIN AKU OM!" Teriaknya sebelum memukul brutal kepala proffesor itu hingga tubuhnya tak bergerak lagi.

Keluar dari dalam gedung rumah sakit tidak lah mudah, selain harus melewati banyak lorong dan tangga, pemuda itu dilindungi bak barang berharga oleh sisa-sisa pengawal dan proffesor Namjoon. Pengawal yang hidup pun dengan lapang dada mengorbankan nyawanya demi pemuda yang masih linglung itu. Hingga sampailah ia di gubuk ini walau lagi-lagi harus terserang zombie dalam perjalanannya hingga menumbangkan Namjoon.

Kini, pemuda itu sendiri. Termenung menatapi kepala yang sudah geprek dengan otak dan saraf-saraf yang hancur akibat ulahnya sendiri.



.



Kondisi dalam terowongan kereta api kala itu benar-benar kacau. Awalnya sih sesuai rencana, dengan Sunghoon, Jay, dan Jake yang menusuk satu persatu zombie dalam plastik itu, sementara para pelajar di belakang mereka mengikuti.

Musibah tiba ketika salah satu siswi berteriak lantaran kakinya dipegang oleh salah satu zombie yang terlewatkan untuk dibunuh. Somi pun bergegas menancapkan pisaunya tepat di dahi zombie itu.

Namun lagi-lagi, teriakan menggema di terowongan itu.

"MEREKA DATANG!" Savian berteriak.

Gerombolan zombie yang sempat tertahan oleh tubuh Daniel kini berhasil menerobos. Entah kinerja JaSuKe yang lambat, atau memang zombie dalam plastik ini yang tidak ada habisnya.

[3] ending ; enhypenWhere stories live. Discover now