BAB 9

2 0 0
                                    

Terlihat seorang perempuan cantik yang sedang berlari kecil disetiap langkah turun dari tangga

"Bunda bunda bunda"ucap Syanaya memanggil bundanya itu
"Ada apa si Naya? Manggil-manggil mulu"sahut sang bunda di dapur

"Syanaya dapat pesan ni dari mba Ulfa, sebentar lagi mba Ulfa bakal nikah sama pemilik pondok"ucap Syanaya dengan senyum lebarnya

Sang bunda menghentikan aktivitasnya sebentar, menatap wajah putri keduanya setelah Yaza

"Bunda udah tau kok, ini bentar lagi bunda bakal kesana untuk membantu persiapan pernikahan ponakan bunda"ucap sang Bunda membuat Syanaya mengernyitkan keningnya bingung

"Bunda tau darimana?"tanya Syanaya
"2 hari yang lalu, Alya kakak ketiganya Ulfa datang kerumah dan ngasih undangan pernikahan"

Syanaya mengangguk, tangannya bergerak mengambil nugget lalu memakannya. Sang bunda yang melihat itu langsung melotot dan Syanaya hanya meringis saja

Yaa begitulah kondisi Syanaya dan sang bunda. Terkadang mereka akan bertengkar dan saling diam selama beberapa hari tapi terkadang mereka seperti layaknya seorang ibu dan anak yang saling menyayangi dan mencintai

"Bunda berarti mau kesana setelah ini? Sama Nisya?"tanya Syanaya dan diangguki oleh Bunda

"Kalau begitu Syanaya kesananya saat pernikahan mba Ulfa di selenggarakan"ucap Syanaya

"Kenapa?"tanya sang Bunda
"Karena Syanaya tidak mau kelamaan disana, yaa meskipun rumahnya mba Ulfa didalam pesantren Syanaya tetap gk mau, bunda masih ingat kan kejadian waktu ayah belum meninggal? Ada pertengkaran antara keluarga kita dengan suaminya mba Vivi kakak keduanya mba Ulfa dan mba Alya"

Ulfa, Alya dan Vivi adalah ponakan dari bundanya Syanaya mereka adalah anak dari kakak perempuannya sang bunda. Kakaknya bunda yg bernama Sanum menikah dengan anak pemilik pesantren sekaligus sahabatnya dan guru ayahnya Syanaya. Jadi bisa dibilang Ulfa Alya dan Vivi adalah seorang Ning

Ada sebuah pertengkaran kecil antara keluarga Syanaya dan suaminya Vivi. Dulu suaminya Vivi adalah murid ngajinya ayah Syanaya, namun seiringnya waktu ada sebuah cekcok antara suaminya Vivi dengan ayahnya yg membuat tali persaudaraan sedikit renggang

Syanaya tidak membenci keluarga Budenya itu tapi dia tidak suka dengan suaminya Vivi, Syanaya tidak benci dengan Vivi hanya saja dia kurang cocok jika bertemu dengan suaminya Vivi karena bagaimanapun Syanaya selalu meninggikan ayahnya dan dia sangat tidak suka jika ada yang menghina
ayahnya meskipun itu keluarganya sendiri

"Bunda, Nesya dan bude Sena rencananya mau berangkat hari ini. Kalau mba Yaza kayaknya besok tapi kamu, itu terserah kamu mau datang atau tidak keputusan ada di tangan kamu"

"Syanaya bakal datang, karena bagaimanapun Mba Ulfa adalah kakak aku dan dulu aku dan mba Ulfa sangat dekat, bagaimana bisa Syanaya tidak datang saat pernikahan kakaknya sendiri"ucap Syanaya tersenyum

"Bunda tenang aja, Syanaya bakal datang sebagai keluarga bukan sebagai tamu dan Syanaya akan pastikan saat akad nikah di langsungkan Syanaya sudah datang"

"Ngajimu gimana Naya?"tanya bunda mengubah topik

"Baik, cuma kadang ada sebagian anak yg gak suka sama Syanaya"jawab Syanaya lesu membuat sang bunda tersenyum

"Gak papa, kamu fokus ngaji aja. Itu namanya cobaan, biasanya orang yang sedang berjalan menuju ke Allah itu pasti akan banyak cobaan"

"Tapi kadang Syanaya malu bunda, kadang juga Syanaya pingin banget balas omongan mereka"

"Gak usah di balas, kamu cukup fokus ke ngaji pokoknya hal-hal yang membuat kamu ragu untuk berangkat jangan di dengerin. Ambil baiknya buang buruknya"

Syanaya mengangguk mengerti, tiba-tiba saja dia teringat percakapan dirinya dengan Afthur tadi malam lantas dia tersenyum yang membuat heran bundanya

Jawaban Doa dalam SunyiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang