Kebodohan Yang Diberi Janji

5 0 0
                                    

"Sial," Diri itu mengumpat, lidahnya saja cukup kelu ketika menatap sebuah nama di layar ponsel miliknya.
"Pembohong," Pikiran menimpali si diri. Diri itu melempar ponsel miliknya cukup keras, dadanya bergemuruh, namun jauh di dalam sana si batin mencoba menenangkannya.
"Kenapa lagi?" Kini giliran batin yang bertanya.
"Gila, dia membohongimu!" Pikiran menjawab ketus, sepasang mata masih diam membisu, "lihat saja, dia berjanji padamu tapi aku rasa dia tak mengindahkan permintaanmu. Aku rasa permintaanmu sederhana bukan?"
"Tentang?" Batin yang masih tak memahami situasi justru kembali bertanya,
"Tanya saja pada sepasang matamu itu," Pikiran menunjuk si mata yang masih diam tak berkutik, "bahkan mata saja tidak percaya," Batin mendekat, berusaha melihat apa yang terjadi. Deg, seperti terhantam sesuatu pada dirinya, benar ini membuatnya kelu.

"Arghh, aku tidak paham denganmu, kau yang bodoh atau aku yang bengis sih?" Pikiran menatap seram pada batin, batin menunduk, merasa ada sebuah luka dalam dirinya yang menyakiti seluruhnya. Batin terdiam.

"Kau masih yakin?" Kali ini sang mata yang bertanya, "sejauh apa kau dibuat buta? Sejauh apa kau dibuatnya tuli? Sejauh apa kau dijadikan bodoh olehnya?" Batin masih terdiam, ada luka yang tidak bisa ia sampaikan.

"Aku tidak apa-apa." Batin menimpali dengan suara yang begitu lirih.

"Tidak apa-apa kau bilang?" Pikiran itu mencengkram batin dengan kuat, membuat batin sedikit menahan dirinya, "hei, aku katakan padamu. Berapa kali kau benahi papan yang telah hancur? Berapa kali kau terluka dengan paku-paku yang tertancap? Berapa banyak kain yang kau gunakan membersihkan darahmu, hanya sekadar karena dia? Aku rasa bukan aku yang bengis, tapi kau terlalu bodoh," Pikiran melepaskan cengkraman itu, suara amarahnya menggelegar, benar-benar membutuhkan dada, membuat batin meringis sakit. Semua pergi, meninggalkan batin sendiri.

Ya, aku terluka, aku bodoh, aku gila, aku jahat, dan aku adalah sesuatu yang hina, mati saja aku dalam dosa, ujar Batin.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Patah yang Tak Kunjung SudahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang