MKL - X : 1

5 0 0
                                    

kita semua punya mimpi buruk nggak sih? pasti punya kan? yang aku maksud itu bukan mimpi dalam konteks bunga tidur ya. kalau itu sih, seramnya hanya selama tidur. saat kita sudah terbangun dan sadar, semua berubah jadi tidak apa-apa lagi kan? yang aku maksud adalah kenyataan yang saking nyata dan buruknya, aku harap ada titik di mana aku benar-benar terbangun, sadar, dan menyadari bahwa semuanya baik-baik saja. well, kalau aku, salah satu mimpi burukku adalah realita sebulan yang lalu. jam setengah dua belas malam, di hari kamis, di dalam mobilku.

mimpi burukku nggak melibatkan makhluk astral atau hujan badai. nggak juga tentang kehilangan uang atau dikejar-kejar deadline. mimpi burukku yang sialnya aku belum terbangun darinya itu hanya melibatkan satu kalimat singkat, yang sialnya keluar dari mulutku sendiri.

"i don't think we can continue this."

mimpi burukku selain melibatkan kalimat tertolol yang pernah aku keluarkan sejauh ini, juga ekspresi yang terlalu jelas namun tak terbaca sekaligus dari perempuan yang kepadanya sudah aku ungkapkan rasa cintaku dengan berbagai cara selama lima tahun belakangan.

lima tahun mengencani nayata membuatku hafal betul di luar kepala karakter dan segala responsnya. dan dalam konteks kalimat impulsifku tadi, aku berharap ia mengajukan protes, marah, atau minimal menghujaniku dengan berbagai pertanyaan lah. bukannya malah tersenyum dengan mata berkaca kaca. sebab saat nayata justru tersenyum, walau getir, di situ lah aku sadar bahwa aku sudah melakukan hal bodoh yang dampaknya mungkin akan terasa dalam waktu yang cukup panjang.

setelah aku renungkan selama sebulan ini, ternyata aku lah yang nggak sepintar dan sepenyabar itu untuk memaklumi bahwa hubungan kami tidak hanya bermodalkan rasa saling sayang antara satu sama lain. terlebih itu, kami butuh kesabaran, pengertian, kerendahan hati, dan tentu saja tanggungjawab untuk menerima konsekuensi setiap tindakan.

kenyataannya, aku nggak sekompeten itu untuk meneruskan hubungan lima tahunku. memang, perlu diakui bahwa di antara aku dan nayata ada banyak perbedaan latar belakang, karakter, hingga preferensi.  kenapa ya, selama lima tahun kemarin kami bisa endure semua perbedaan dan perdebatan itu, tapi ketika kami mulai membicarakan untuk memasuki jenjang yang lebih serius, aku malah digerogoti amarah dan berujung pada keputusan impulsifku itu?

iya, kami sudah mulai membicarakan untuk naik ke jenjang yang lebih serius. bukan hanya urusan pernikahan, terlebih dari itu kami sudah membahas life after marriagenya. kalau urusan pernikahannya kan bisa diserahkan pada Wedding Organizer, tapi kehidupan berumah tangganya tentu akan diserahkan secara penuh pada aku dan Nayata. kami sudah membahas tentang apakah ingin memiliki keturunan, tidak, berapa, dan apakah akan ditunda atau segera. rencana S2-nya nayata, pokoknya hal-hal seperti itu. tapi semuanya gugur dalam satu malam karena keputusanku yang impulsif.

saat itu aku bahkan sudah nggak berani untuk memanggil nayata yang melangkah pergi ataupun menghubunginya lagi. isi pikiranku saat itu hanya dipenuhi perintah pada diri sendiri untuk bersikap tenang dan tidak melakukan hal yang membahayakan diriku. sebab jika aku memilih impulsif sekali lagi, pasti aku sudah akan terdampar di kelab malam atau pub, atau lebih parahnya lagi kebut kebutan di jalan untuk melampiaskan amarahku.

tapi tentu aku tidak membiarkan kehidupan pribadiku mempengaruhi pekerjaanku. mereka yang tahu bahwa aku dan nayata sudah tidak bersama menyemangatiku, mengatakan bahwa hari hari ke depan juga akan normal kembali. sedih di awal memang wajar. tentu saja doa itu aku amini. tindakanku memiliki konsekuensi. mengakhiri hubunganku ya berarti menerima konsekuensi bahwa nayata tidak lagi mengisi hari hariku.

dan aku cukup bangga pada diri kami. kami nggak memblokir sosmed satu sama lain atau menghapus kontak. aku masih menyimpan kontaknya kok, hanya saja tidak ada embel embel nama kesayangan dan emoji seperti saat masih berkencan dulu. harus diakui aku masih agak tersentil oleh fakta bahwa status nayata masih ada di deret paling kiri dari semua status followingku di sosmed.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

About Us : The Imperfect OnesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang