~014

35 21 1
                                    

"gue rela mati demi orang yang gue sayang "

_esa askara Wijaya_

***

Malam ini esa dan kedua sahabatnya itu sedang mengawasi pergerakan orang bertopeng yang selalu mengintai mereka .

Mereka bertiga terus mengamati cctv yang terpasang dia area sekitar rumah .

Mereka terus mengamati cctv itu hingga membuat esa merasa bosan .

" CK nggak muncul juga, gue tinggal keluar dulu mau nyari angin " ujar esa

Alter menoleh sebentar ke arah esa lalu menatap layar komputer lagi .
Sedangkan atlas hanya menanggapi esa dengan senyum tipisnya .

" Lo boleh keluar nyari angin tapi jangan lama lama " ujar atlas

" Hmm gue keluar dulu, kalo Lo berdua ngantuk tidur aja dulu jangan tunggu gue pulang lama soalnya " ujar esa sambil sedikit terkekeh .

Alter yang semula fokus kini menatap esa dengan tatapan yang sulit diartikan begitupun dengan atlas yang merasa ada perasaan was was .

" Jangan lama lama cepet pulang gue takut terjadi apa apa sama Lo " ujar alter .

Esa hanya menganggukan kepalanya sambil tersenyum tipis lalu dia keluar dari sana .

" Tlas dia nggak bakal kenapa Napa kan ? " Tanya alter dengan muka khawatir nya .

Atlas menghela nafasnya sebentar
" Semoga aja " balas atlas .


Sementara esa di luar sedang menikmati udara malam juga bintang bintang yang bertabur di langit .

Lalu mata esa tak sengaja menatap bunga mawar hitam yang tergeletak di depan pagar rumahnya itu .

Dia berjalan membuka pagar lalu mengambil bunga mawar hitam itu .

Saat dia mendongakan kepalanya tepat dihadapannya sudah ada sosok bertopeng itu .

" Mau apa Lo ? " Tanya esa sambil menggenggam tangkai bunga mawar hitam itu .

Sosok bertopeng itu hanya terkekeh
" Mau membunuh mu " balas sosok bertopeng itu .

Esa menatapnya datar lalu mengeluarkan pistol dari saku celananya dan menodongkan pistol itu ke arah sosok bertopeng.

" Sebelum Lo bunuh gue , gue bunuh Lo terlebih dahulu " ujar esa

" Kamu pikir bisa dengan mudah membunuh saya ? Sungguh bocah bodoh "

Esa hanya berdecih lalu membuang bunga mawar hitam itu dan mulai menendang perut sosok bertopeng itu .

Brakk

Sosok bertopeng itu terjatuh tapi bukanya kesakitan justru dia tertawa seperti orang gila .

" Hahahaha saya akui tendangan kamu emang cukup kuat , tapi kamu bodoh tidak memahami strategi lawan mu "

Esa mengerutkan keningnya lalu tiba tiba .....

ESA [ REVISI SESUDAH END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang