♡ [2.➹ Kakak Kedua ➹] ♡

7.1K 446 1
                                    

I hope your enjoy Reading to my novels

‧͙⁺˚*・༓☾ ☽༓・*˚⁺‧͙

Setelah berbincang dengan Geordan, Aletta pergi menuju perpustakaan di kediamannya. Ia akan menghabiskan waktu membaca buku tentang sihir karena ia belum bisa menggunakan sihir sama sekali di umurnya yang ke 17 tahun ini.

Aletta menyusuri rak buku dan ia tertarik dengan buku tebal bersampul ungu tua.

Aletta mengambil buku itu lalu membawanya untuk dibaca di meja yang memang disediakan.

Aletta membaca nya dengan serius dan tanpa menyadari jika sedari tadi aktivitas nya di lihat oleh Kakak keduanya, Treston Andeera Rannes. Laki laki yang memiliki rambut berwarna violet serta mata putih.

Mata putih bukanlah buta? Tidak, bagi keluarga Rannes mata putih itu memang keturunan dari nenek moyang keluarga Rannes. Setiap generasi, ada satu anak yang akan memiliki mata putih itu. Namun, penglihatan mereka yang memiliki mata putih itu sangat tajam.

"Duduk bertapa dan rasakan inti mana di dalam tubuh?" Aletta bertanya tanya, jika hanya mempelajari teorinya akan sangat susah.

Ia pun duduk bersiap di atas kursi dan itu sangat susah karena ia butuh tempat yang luas.

Treston yang melihat itu menghela nafas. Ia pun mengayunkan tangannya ke arah Aletta dari kejauhan.

Aletta yang sedang duduk bersila dengan mata terpejam itu terkejut ketika merasakan tubuhnya melayang. Apakah ia berhasil? Karena di buku itu menyebutkan jika badan nya akan melayang ketika ingin melihat inti mana di dalam diri mereka masing masing.

"Jangan membuka mata! Tetap terpejam!" Kata Treston.

Aletta terkejut mendengar suara orang lain yang berada di kediamannya. Ia sedikit heran kenapa banyak orang dari kediaman utama datang ke paviliun Teratai miliknya ini?

Aletta menuruti apa yang dikatakan laki laki yang tak ia tau itu, ia terus memejamkan matanya.

"Gelap?" Tanya Treston.

Aletta menganggukkan kepalanya.

"Bayangkan sebuah cahaya perlahan lahan berkumpul di kegelapan itu. Dan lama kelamaan cahaya yang awalnya tipis kian membesar dan kemudian membentuk sebuah bulatan cahaya di dalam kegelapan itu."

Aletta melakukannya, ia membayangkan cahaya merah yang awalnya tipis menjadi bulatan kecil berwarna merah lalu setelah itu bukannya cahaya merah yang datang, melainkan cahaya berwarna biru tua yang perlahan lahan menyatu dengan cahaya merah itu.

Terkaya memerlukan tenaga yang banyak untuk mengumpulkan mana apalagi, mana nya belum pernah ia lihat dan baru ini ia lihat. Padahal dulunya ia adalah siswi academy yang memang memiliki nilai di atas rata rata di teorinya. Namun, nilai rata rata praktek nya sangat lah kecil. Maka dari itu sejak dulu Aletta tak pernah penasaran dengan bentuk atau warna dari mana nya.

Treston yang mengawasi Aletta sedikit terkejut, walapun ia tau ada kondisi seperti yang adiknya alami ini. Namun, ia tetap terkejut karena itu adalah Aletta, si gadis pemalu, dan tak percaya diri.

Ia bisa melihat elemen yang dikumpulkan adiknya karena ia adalah penyihir agung sekaligus pemilik menara yang sangat di banggakan orang orang Kekaisaran.

Princess Aletta [ END ]Where stories live. Discover now