♡ [37.➹ Penjinak ➹] ♡

1.4K 112 3
                                    

I hope your enjoy Reading to my novels

‧͙⁺˚*・༓☾ ☽༓・*˚⁺‧͙

Aletta membelalakkan matanya terkejut. "Bagaimana bisa?"

Yang muncul di atas langit itu adalah naga dengan sisik berwarna hitam dengan sayap panjangnya serta mata merah darahnya yang membuatnya semakin menakutkan.

"Aletta berhati hati lah dengan naga itu. Ia bisa saja menyemburkan cairan hitam yang bisa membuat tubuhmu menjadi batu nantinya"

Perkataan Arbiel membuat Aletta sedikit ragu bisa memenangkan pertarungan ini.

"Sialan sekali! Bagaimana bisa aku menghindari semburan itu dengan perut besarku!" Umpat Aletta merasa kesal dengan Gheil yang sangat tidak bisa di prediksi tingkah lakunya.

Tiba tiba sebuah bisikan yang entah dari mana asalnya bersuara "ibu kami ada bersama mu" Kata bisikan itu dan membuat Aletta tidak ragu lagi.

Sedangkan di hadapan Aletta, Gheil tersenyum licik. Ia sengaja mengeluarkan tenaga yang amat besar demi memanggil 'Tren' naga yang konon hanya menjadi makhluk dalam cerita anak. Namun, ia membuat naga itu keluar dari tidur panjangnya hanya untuk menekan Aletta.

"Terbanglah dan sembur semua tumbuhan disini dengan cairan hitam mu itu!" Perintah Gheil.

Naga itu pun menuruti perintah Gheil dan terbang sembari menyemburkan cairan hitam yang ada di mulutnya ke arah tumbuh yang ada di sekitar.

Aletta melancarkan serangan ke arah naga itu. Namun, serangannya tidak berefek satu pun kepada naga itu.

"Aletta, serang Gheil. Naga itu sudah terikat kontrak dengan Gheil jadi ia tidak bisa membantah perintah Gheil" Kata Arbiel.

Aletta pun melakukan apa yang Arbiel suruh. Ia mulai berlari. Dan hal aneh yang ia rasakan adalah, ia merasa ringan ketika berlari seperti tidak membawa beban sama sekali padahal jelas jelas jika ia sedang mengandung.

Aletta dalam hatinya berterimakasihlah kepada anak yang ada di kandungannya ini.

Ia pun mulai melancarkan serangan sihir mulai tingkat rendah hingga tingkat tinggi sekalipun dan ia bisa merasakan perbedaan sihir Gheil yang melemah.

Ia pun terus menyerang Gheil.

"Akhh" Rintih Gheil ketika terkena sihir petir Aletta yang berkekuatan besar.

Aletta yang melihat Gheil merintih kesakitan pun memanfaatkan keadaan Gheil dan menyerangnya tanpa jeda.

Sangat melelahkan memang. Namun, hanya ini satu satunya cara agar Gheil kalah di tangannya.

Ia terus menyerang Gheil dengan bertubi tubi tanpa memberikan kesempatan untuk Gheil menyerang nya.

Tren yang sedang sibuk membuat berbagai macam tumbuhan Di Sekelilingnya menjadi baru kini mengalihkan pandangannya dan menatap tuan yang mengikat kontrak dengannya terpojok oleh wanita yang sedang mengandung.

Naga itu pun melesat ke arah Gheil dan berniat menyembur kan cairan hitamnya ke arah Aletta. Namun, di dalam dirinya seolah melarangnya untuk melakukan itu. Jiwanya menolak untuk merubah perempuan hamil itu menjadi batu.

Dan dalam sekejap, Tren merasakan aura yang sangat menekan nya dalam diri perempuan hamil itu. Tapi, naga itu tau jika aura yang menekannya bukan berasal dari tubuh perempuan itu, melainkan dari perut besar.

"Tuan"

Naga itu menyerang Gheil dengan cairan hitamnya.

"Sialan! Apa yang kau lakukan!" Umpat nya ketika Tren melemparkan cairan hitam itu ke arahnya. Untung saja dirinya bisa menghindar. Jika tidak, ia akan kalah saat ini juga dan itu sangat sangat membuatnya menyia-nyiakan usaha yang ia lakukan selama belasan tahun untuk merebut Aletta yang selalu terjaga ketat.

Dalam hatinya, Aletta terus tertawa melihat Tren yang menyerang Gheil.

"Senjata makan tuan" Ejek Aletta dengan senyuman menghinanya.

Gheil terus menghindar dari semburan cairan yang Tren arahkan ke arahnya.

Aletta yang melihat kesempatan berpihak padanya pun memanggil hewan yang beberapa hari yang lalu ia kontrak atas usul dari Renyx.

"Lenyx" Gumam Aletta.

Tiba tiba saja ada sesuatu yang besar terbang ke arah Aletta. Dan sesuatu itu adalah singa, dengan skor ular serta bersayap putih. Ukurannya sama seperti Tren dan itu membuat Aletta yang berdiri di bawah kaki Lenyx menjadi sangat kecil.

"Habisi dia" Kata Aletta sembari melirik ke arah Gheil yang sedang terpojok.

Lenyx pun mengaum pertanda ia akan menuruti perintah Aletta, tuannya.

Lenyx pun melesat membantu Tren. Lenyx dan Tren pun menyerang Gheil dengan bersamaan.

"Sialan!" Umpat Gheil panik.

Kini ada dua makhluk legenda yang menyerangnya dan tentu saja dirinya tidak bisa bertahan karena kekuatannya yang masih tergolong rendah jika melawan dua makhluk legenda itu.

Saat sedang berjalan dengan cara mundur, Gheil tidak sengaja menginjak batu dan itu membuatnya terjatuh dan bertepatan dengan semburan cairan hitam ke arahnya.

"Sialan!" Pekik Gheil sebelum cairan itu mengenai seluruh tubuhnya.

Dalam seketika tubuhnya menjadi batu dan kemudian Lenyx menginjak tubuh Gheil yang berubah menjadi batu hingga hancur.

Aletta yang sejak tadi menyaksikannya membelakkan matanya. "Hanya seperti ini?" Gumam Aletta. "Ini lebih cocok dengan kekalahan akibat kecerobohan" Lanjutnya.

Treston yang sejak tadi diam pun melepaskan tawanya. "Sungguh bodoh sekali hahahaha bagaimana bisa pertemuan berakhir dengan kecerobohan hahahaha" Katanya dengan tertawa keras.

Geordan dan Delardo juga ikut tertawa keras. Sungguh sangat diluar nalar hewan.

Aletta juga ikut terkekeh. Namun, kekehannya harus berhenti ketika kedua hewan legenda itu menundukkan kepalanya di hadapan Aletta, membuat perempuan yang sedang mengandung itu kebingungan.

"Ada apa dengan kalian?" Tanya Aletta dengan heran. Pasalnya ia tahu jika makhluk legenda sangat menjunjung tinggi wibawanya. Mereka tidak akan pernah menundukkan kepala di hadapan  siapa pun kecuali pemimpin yang mereka pilih untuk mereka titipkan anak serta cucunya kelak.

"Kami memberi hormat kepada pemimpin kami" Kata mereka dengan persamaan.

Tiba tiba saja cahaya hitam dan putih keluar dari tubuh Treston dan Aletta. Cahaya itu menghampiri kedua hewan legenda itu.

Aletta memandang kejadian di depannya dengan wajah kebingungan.

"Apa ini?" Tanya Aletta.

"Hai ibu, kami adalah anak mu. Kami yang membuat mereka seperti ini." Sebuah suara muncul dari cahaya putih yang terbang di atas kepala Lenyx.

Aletta terkejut mendengarnya. Mereka belum lahir. Namun, bisa membuat hal hebat seperti ini. Bagaimana bila mereka lahir?

"Ibu, aku harap ibu tidak membuangku karena aku nantinya akan memiliki elemen kegelapan yang bisa saja sewaktu waktu menghancurkan dunia ini" Sebuah suara muncul di bola hitam yang terbang sejajar dengan cahaya putih.

Aletta tersenyum lembut. "Untuk apa aku melakukan seperti itu? Apakah menguntungkan ku?" Kata Aletta sembari tersenyum miring.

Bola hitam itu bergerak naik turun mendengar ucapan Aletta. Ia merasa senang.

"Ibu, kami akan segera lahir. Jadi, nantikan lah ke hadiran kami di dunia ini. Dan kami juga menitipkan Tren dan Lenyx sebelum kami tumbuh besar hingga kami bisa mengontrol kekuatan kami nantinya"

Aletta menganggukkan kepalnya dan seketika kedua cahaya itu masuk ke dalam perut besar Aletta.

"Ibu akan melakukannya"

‧͙⁺˚*・༓☾ ☽༓・*˚⁺‧͙

Sidoarjo, 6 Juni 2024

TBC.

Princess Aletta [ END ]Where stories live. Discover now