06. Suspect

425 114 70
                                    

"Noda cat," balas Renjun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Noda cat," balas Renjun.

"Jun, lo jangan bohong!" Jeno mendorong Renjun dengan kasar.

"Apa buktinya kalo gue pembunuh Chenle!" bentak Renjun.

"Jelas-jelas di seragam sekolah lo ada noda darah!" seru Jeno dengan lantang.

Renjun terkekeh. "Ketika gue tiba di sini, Haechan dan Jaemin udah lebih dulu di sini. Kalian bisa jamin kalo mereka nggak pindah posisi? Siapa tau salah satu di antara mereka atau mungkin keduanya masuk ke dalam rumah di saat lo dan Mark juga masuk ke dalam sana untuk nyari gue!"

Mark dan Jeno saling melempar pandang. Apa yang dikatakan oleh Renjun ada benarnya. Saat ini tidak ada yang bisa percayai selain diri mereka sendiri.

"Lebih baik kita urus jenazah Chenle dulu untuk dimakamkan besok," ujar Haechan dengan pandangan menunduk.

Mereka pun sepakat dan kembali ke dalam rumah. Haechan dan Jaemin tak kuasa menahan tangisnya ketika melihat tubuh Chenle yang tergeletak bersimbah darah dengan sebilah pisau di tangannya.

"Bisa jadi Chenle bunuh diri," ujar Renjun.

"Kenapa lo bisa mikir gitu?" Jaemin keheranan.

"Siapa tau dia mikir lebih baik mati di tangan sendiri dibandingkan mati di tangan orang lain. Ya, 'kan?" Renjun membalas.

Haechan membantah pernyataan Renjun ketika ia menyadari sesuatu yang janggal.

"Chenle nggak bunuh diri, tapi dia dibunuh," ucap Haechan sambil menunjuk sebilah pisau yang berada di tangan Chenle.

"Pisau ini ada di tangannya. Secara logika, kalo Chenle bunuh diri, harusnya pisau ini nggak pindah posisi, alias tetap ada di bagian tubuh yang menyebabkan Chenle kehilangan banyak darah." Jeno menambahkan.

"Berarti ada yang dengan sengaja memindahkan pisau itu ke tangan Chenle ketika dia benar-benar udah nggak bernyawa." Mark bermonolog.

Haechan dan Jeno mengangguk.

Mark dan Jeno sebenarnya ingin melanjutkan keributan yang belum tuntas, tetapi mereka mencoba untuk menahan diri.

Tanpa berlama-lama mereka bergegas memindahkan tubuh Chenle ke kamarnya dan membersihkan darah yang berceceran di lantai.

Setelah usai, mereka memutuskan untuk tetap di rumah Chenle hingga besok pagi. Mereka berkumpul di ruang tamu, tak ada yang memulai obrolan. Mereka benar-benar berharap jika kematian Jisung dan Chenle hanyalah mimpi buruk. Ketika mereka terbangun dari tidurnya, semuanya baik-baik saja.

Tidak ada tuduh-menuduh, tidak ada pertengkaran, tidak ada kematian, dan tidak ada kebohongan di antara mereka. Namun, semakin mereka menyangkal, semakin terasa nyata pula peristiwa yang terjadi.

Haechan tampak memikirkan sesuatu.

"Jaem, lo udah merasa aman?" tanya Haechan khawatir.

Jaemin mengangguk.

THE CLOWN (SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang