REVENGE | END✔️

10.

Welcome....

Happy reading

☆

○

☆

Flashback...

Mark memasuki sebuah kamar diam-diam, dia melangkah kearah ranjang milik Zayyan kemudian meraih ponsel yang tergeletak diatasnya, lalu memasukkan sandi yang sebelumnya tidak sengaja dia intip saat duduk dekat pria itu.

Mencari nama kontak Sungchan, mengetikkan pesan dan mengirimnya, setelah terkirim dia menghapus pesan tersebut lalu meletakkan ponsel itu kembali.

.....

Drrtt~

Dikamar lain, Sungchan membuka pesan yang masuk.  [Malam ini temui gue diluar asrama.]

Sempat heran kenapa Zayyan ingin menemuinya diluar pada malam hari, tapi kemudian memilih acuh tidak membalas pesan tersebut.

.....

Malam harinya, Sungchan keluar dari asrama tanpa diketahui siapapun karena memang malam sudah sangat larut, teman sekamarnya pun sudah tidur. Diluar pun sangat sunyi, saat sampai dilantai dasar dia melihat seseorang berdiri diluar pintu gedung asrama, Zayyan memakai pakaian serba hitam dengan tudung hoodie menutupi kepalanya sedang membelakanginya.

Tiba berdiri disamping pria itu, Sungchan meliriknya, alisnya mengernyit, sebab itu bukan Zayyan melainkan Mark.

"Kenapa lo ada disini?" Ujar Sungchan.

"Nemuin lo"

"Eh!! Tapi harusnya Zayyan yang ada disini."

"Gue mewakilinya, Zayyan mendadak pusing jadi dia harus istirahat"

Sungchan menatap pria itu dengan seketika merasa ada yang aneh, ketika Mark juga menatapnya, matanya seperti memancarkan penuh banyak rasa kasihan padanya, rasa iba, dan rasa ingin menolong. Tiba Mark mengeluarkan sesuatu dari saku hoodienya.

....

Huhh~ huhh~

Sungchan berusaha melepaskan diri dari Mark yang menyeretnya tubuhnya paksa hingga sampai disebuah pohon, Sungchan sudah tidak berdaya karena Mark menyuntikkan sesuatu dilehernya yang membuat dia sedikit hilang kesadaran.

Sebuah tali yang terikat dipohon, Mark menaikkan tubuh Sungchan berdiri diatas kursi, melilitkan tali keleher pria itu. 

"Gue hanya bantu lo"

Dan detik kemudian Mark pergi meninggalkannya setelah menarik kursi tersebut, membuat sungchan tergantung disana, tubuhnya bergerak-gerak sekuat tenaga seolah ingin melepaskan diri dari rasa sakit dilehernya, sangat amat sial dia harus berakhir seperti ini, tangannya yang menggenggam tali melemah.

*

*

*