♡ [4.➹ Nasib ➹] ♡

5.5K 379 1
                                    

I hope your enjoy Reading to my novels

‧͙⁺˚*・༓☾ ☽༓・*˚⁺‧͙

Pagi ini Aletta akan mencoba sihir sihir yang telah ia pelajari secara sendiri. Jika ia menunggu Treston kembali, itu akan membutuhkan waktu yang sangat lama. Ia juga tidak tau kapan lagi Treston akan pulang ke rumah.

Aletta pun duduk bersila di atas karpet di kamarnya dengan Vien yang selalu berjaga di sisiNya.

Ia pun memejamkan mata lalu mengangkat tangannya dan kemudian merapal kan mantra.

Muncul lah bola api di telapak tangannya. ia pun mengangkat tangan satunya dan merapal kan mantra dan keluarlah bola kristal berwarna biru.

Aletta membuka matanya dan ia sendiri terkejut melihat kedua elemen yang saling berlawanan bisa digunakan secara bersamaan.

Ia sebenarnya hanya ingin mencobanya saja. Tapi ia sendiri terkejut melihatnya.

Padahal, di kehidupan sebelumnya ia tak memiliki sihir sama sekali. Tapi ia hanya memiliki segudang kepintaran dan pencapaian di di Academy.

"Vien, kenapa aku bisa menggunakan dua elemen yang saling bertolak belakang?" Tanya nya kepada Vien penuh dengan kebingungan.

Namun tak ada jawaban dari Vien.

Aletta menghela napas, ia lupa jika Vien adalah hewan dan Vien tidak bisa berbicara.

Ia akan menanyakan ini ketika sudah bertemu dengan Treston saja.

" Sialan! Aku ingin segera keluar dari wujud ini! "

➹➹

Saat matahari sedikit terbenam, barulah Aletta menyudahi kegiatannya. Ia pun merebahkan tubuhnya di atas ranjang, dan Vien pun mengikuti Aletta dengan tubuh yang di rebahkan di atas ranjang sebelah Aletta.

Aletta termenung memikir kan nasib kedepannya karena sebentar lagi ia akan bertemu dengan calon tunangannya.

Aletta menghembuskan nafasnya. "Semoga lebih baik daripada kehidupan sebelumnya" Gumam nya.

Selama menunggu waktu makan malam, Aletta memilih untuk bermain dengan Vien. Walaupun Aletta hanya akan mengelus bulu bulu tipis Vien.

➹➹

Setelah makan malam, Aletta berjalan jalan di sekitar taman dengan baju sederhana. Dan Vien selalu mengikuti arah kaki Aletta.

Aletta duduk di kursi taman dengan Vien yang melingkarkan tubuhnya di bawah kaki Aletta.

Gadis itu memandang langit yang penuh dengan bintang sembari memutar ulang kehidupannya di masa lalu.

Awal pertemuan nya dengan Evan memang baik. Namun, lama kelamaan sifat Evan yang buruk pun mulai keluar sebelum mereka bertunangan.

Sampai di puncaknya ketika Evan bertemu dengan Teressa di sebuah toko roti yang Teressa kelola dan di sana lah awal mereka jatuh cinta dan sering bertemu hingga dirinya dianggap tidak ada oleh Evan. Namun, ia tak mempermasalahkan itu. Ia tetap menjalani hari harinya seperti biasa dengan tanpa kehadiran Evan.

Sungguh malang sekali nasib nya di kehidupan sebelumnya. Tapi, untuk di kehidupan yang baru ini, ia tak mau menerima pertunangan dari Evan.

Princess Aletta [ END ]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz