♡ [6.➹ Pembalasan ➹] ♡

5.1K 335 1
                                    

I hope your enjoy Reading to my novels

‧͙⁺˚*・༓☾ ☽༓・*˚⁺‧͙

Keesokannya, ketika tengah hari, Duke Rannes menghampiri paviliun Teratai dengan langkah penuh amarah.

Duke Rannes langsung menghampiri Aletta di taman Florencia karena ia sudah berpesan kepada Firn jika Duke Rannes datang untuk di arahkan ke taman Florencia.

Aletta sudah menduga kedatangan Duke Rannes ke paviliun nya untuk apa. Sudah pasti untuk mengamuk karena kediamannya di hancur kan.

➹➹

Duke Rannes berdiri di depan Aletta yang terlihat biasa saja, padahal dirinya sudah mengeluarkan aura yang membuat siapa pun tertekan jika berada di dekatnya.

"Hallo Duke" Sapa Aletta dengan santai nya bahkan gadis itu masih sempat sempatnya mengusap tubuh Vien.

"Sialan" Geram Duke Rannes.

Aletta tertawa dengan keras hingga membuat Vien sedikit terganggu dengan suara tawa Aletta.

"Tuan Duke, bukankah saya sudah bilang kepada Anda bahwa jangan macam macam untuk menyetujui perjodohan itu tanpa ijin dari saya terlebih dahulu. Dan jika anda keras kepala. Maka, kediaman anda yang saya bakar hangus. Dan itu lah akibatnya" Jelas Aletta dengan nada penuh ke angkuhan.

Duke Rannes mengepalkan tangannya pertanda bahwa ia sudah sangat marah.

Duke Rannes mengangkat satu telunjuknya dan muncullah tombak air yang tajam. Dan ia pun menembakkan tombak itu ke arah Aletta.

Aletta hanya tersenyum.

Ia pun mengangkat satu tangannya dan keluarlah perisai api yang sudah bisa ia buat dengan mana murninya.

Tombak yang di luncurkan oleh Duke Rannes pun meledak karena terkena perisai api milik Aletta.

Aletta tertawa dengan keras sampai mengeluarkan air matanya.

"Duke, dengarkan ini baik baik. Batalkan perjodohan sialan itu, Duke. Kau akan menyesalinya jika tidak segera membatalkan nya" Ancam Aletta dengan nada tegas dan datar.

Duke Rannes pun tersenyum miring. "Bagaimana jika aku tidak mau?" Tanya nyanya dengan senyuman miring.

Aletta pun tersenyum dan ia pun menjentikkan jarinya.

Tak lama kemudian, seorang prajurit datang dengan tergopoh gopong laku membisikkan sesuatu ke telinga Duke Rannes dan membuat laki laki paruh baya itu membulatkan matanya terkejut.

"Sialan!" Umpatnya. "Baiklah, aku akan membatalkan perjodohan itu. Namun sebagai gantinya kau juga harus menemukan penggantinya dalam waktu 3 bulan, dan jika lebih dari itu maka aku akan menjodohkan mu dengan Alastair" Katanya.

Aletta terkekeh " Aku malah lebih baik memilih Alastair si serigala perang daripada si brengsek Evan" Katanya dengan sinis.

Duke Rannes mendengus dan segar pergi dari hadapan Aletta.

Aletta menjentikkan tangannya untuk menghilangkan api yang telah ia buat barusan untuk mengancam Duke Rannes.

➹➹

Setelah Duke Rannes pergi, Aletta juga pergi dengan menggendong Vien.

Panther hitam itu tak mau bergerak ketika Aletta menyuruhnya untuk berjalan. Ia malah merebahkan tubuhnya di atas paha Aletta dengan nyaman hingga tak mau bergerak.

Dengan dengan terpaksa Aletta menggendong Vien yang memiliki badan besar itu. Ia cukup keberatan namun lama kelamaan rasa berat itu menjadi sedikit demi sedikit menjadi ringan.

Sesampainya di kamar, Aletta membanting tubuh Vien yang berat itu ke atas ranjangnya.

Vien menggeram karena ia tak suka di lempar.

"Sadar diri lah Vien! Badanmu itu besar dan berat!" Omel Aletta.

Vien menggeram tak terima.

Aletta pun memukul mulut Vien dan itu membuat Panther hitam itu terdiam.

"Diam! Jangan menggeram!" Katanya.

Vien pun turun dari ranjang Aletta dan berlari keluar kamar.

Aletta tak memperdulikan itu. Biarlah nanti Vien kembali lagi jika sudah lapar.

➹➹

Dan, sampai matahari terbenam bahkan sudah mulai semakin gelap, Vien tidak kembali.

Aletta khawatir terhadap Vien. Dipikirannya sekarang hanyalah Vien, dan Vien.

Ia khawatir Vien kelaparan di luar sana.

Ia terus mondar mandir di dalam kamar dengan cemas. Ia menunggu kehadiran Vien.

"Vien, pulang lah" Kata Aletta dengan cemas sembari menatap bulan yang semakin terang cahayanya.


‧͙⁺˚*・༓☾ ☽༓・*˚⁺‧͙

Sidoarjo, 15 April 2024

TBC.

Princess Aletta [ END ]Where stories live. Discover now