2

2.5K 337 3
                                    

Caine melempar ponselnya dengan pelan ke atas kasur, ia duduk di atas kasur sambil mengotak-atik sebuah kotak hitam yang lumayan besar di pangkuannya. Tangannya dengan lihai mengambil sebuah sarung tangan, masker, dan topi berwarna hitam. Caine juga mengambil sebuah pistol dan pisau kecil lalu menaruhnya di pinggangnya yang sudah terdapat ikat pinggang dengan sarung pistol dan pisau.

Gerakannya terhenti ketika mendengar ponselnya berdering menandakan ada yang menelponnya, ia segera mengambil ponsel di sampingnya dan melihat nama kontak yang menelponnya.

“sialan” umpatnya setelah melihat nama yang tertera adalah ‘pak makomi’. Caine terdiam beberapa saat, ia melempar masker dan topinya ke kasur dan mengangkat telponnya dengan kesal.

“halo pak?”

oh halo Caine! Kamu sudah dapat informasi dari Agil kalo ada balap liar di dekat pom bensin tol kiri? bisa bantu saya cari tau siapa yang mengadakan balap liar di dekat pomtol kiri? nanti saya kirim koordinatnya

“oh... Saya sudah diberitahu pak”

Yaudah langsung ke lokasi ya. Oh iya, dan catat semua yang ikutan balap liar ya Caine. Mau saya data

“baik pak”

Setelah telpon dimatikan Caine melempar kembali ponselnya dan berdecak kesal, ia sudah memiliki firasat kalau atasannya akan memanggilnya sekarang. Dan sialnya itu benar benar terjadi.

Caine mengambil kembali masker dan topinya di atas kasur lalu memakainya, ia juga mengambil sepatunya yang anti bersuara ketika berjalan atau berlari. Setelah semua selesai di pakai Caine segera membuka ponselnya dan memeriksa pesan koordinat yang pak makomi kasih, walaupun sebenarnya dia tahu persis dimana lokasi itu berada.

Saat Caine ingin mematikan ponselnya, notif dari aplikasi X membuatnya mengurungkan niatnya. Ia segera mengklik notif tersebut. Namun yang Caine lihat malah membuatnya terkejut.

Melihat postingan itu, Caine langsung turun ke lantai bawah dan melihat bahwa Rion sudah tidak ada lagi di ruang tamunya

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

Melihat postingan itu, Caine langsung turun ke lantai bawah dan melihat bahwa Rion sudah tidak ada lagi di ruang tamunya. Caine melihat ponselnya lagi, menggeser layar ponselnya membaca komen untuk memastikan.

Melihat jawaban di komentar itu Caine segera berlari keluar rumah dan menaikkan motornya, dengan secepat kilat

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.


Melihat jawaban di komentar itu Caine segera berlari keluar rumah dan menaikkan motornya, dengan secepat kilat. Melajukan motornya menuju tempat balap liar.

Caine menatap sekeliling, terlihat banyak mobil polisi dan motor motor ninja yang dia yakini adalah orang orang yang tertangkap ikut balap liar. Matanya menangkap sebuah motor yang sangat familiar dan itu adalah motor Rion.

Caine memarkirkan motornya  di pom bensin dan segera berlari memutar ke belakang tol dengan lincah, mengintip dari balik tembok untuk melihat siapa saja yang tertangkap. Disana ada motor Rion namun tidak terlihat Rion disebelah mana membuat Caine khawatir. apa dia sedang melarikan diri dari kejaran polisi? Fuck, Caine sangat kesal sekarang.

Caine menajamkan telinganya ketika mendengar suara langkah kaki seseorang yang berlari lalu disusul suara langkah kaki lainnya. Caine melompat menaiki tembok pembatas antara pantai dan tol, dia menoleh mencari sumber suara tersebut.

“ketemu.” Caine berlari memutari tol menuju pom bensin, dan menaiki motornya dengan cepat. Menyalakan mesinnya dan melajukannya ke arah tol kanan. Setelah melihat Rion yang di kejar oleh 3 polisi dari jarak seratus meter dia semakin mempercepat laju motornya. Lalu Caine berhenti di samping polisi yang berlari.

“pak, yang ini biar saya saja yang kejar” ucap Caine. Semua polisi mengenal Caine, seorang yang menjadi mata mata di kepolisian dari 2 tahun yang lalu karna papanya. Jadi mereka mengangguk setuju dan mempercayakan itu pada Caine.

“oke” jawab mereka bertiga.

Caine melirik sebuah tulisan di atas kantong mereka yang bertuliskan ‘tim 2’ dengan ujung matanya.  Karena sudah mendapat persetujuan, Caine melesat dengan cepat mengejar Rion yang sedang berlari. Caine melihat ke arah spion, memastikan tidak ada polisi yang melihat dan mengikutinya.

“naik” perintah Caine setelah menghadang Rion di pinggir jalan. Rion terkejut menatap Caine dari atas sampai bawah yang sangat tertutup dengan warna hitam. Caine memang sering memakai pakaian hitam tapi dia jarang melihatnya sangat tertutup seperti ini. Terlihat sangat keren menurutnya.

Tanpa pikir panjang Rion menaiki motor Caine. Caine langsung melajukan motornya ke arah rumahnya. Sepanjang perjalanan Caine hanya terdiam membuat Rion bingung. Rion sudah memanggil manggilnya namun Caine tidak menjawab.

“Caine?” itu adalah panggilan ke lima kalinya namun tetap tidak digubris oleh Caine, Rion terdiam beberapa saat. Apa Caine marah karna dirinya ikut balap liar? Duh pusing kalo Caine udah ngediemin begini.

Rion pasrah dengan kediaman mereka selama di motor hingga mereka berdua sampai di rumah Caine. Caine menarik kasar tangan Rion ke dalam rumahnya. Tanpa mengatakan apapun Caine menaruh kunci motornya dan mengambil kunci mobilnya di atas meja.

“gw mau pergi, terserah Lo mau kemana” ucap Caine dengan nada yang datar.

“tunggu, Lo mau kemana dengan pakaian kaya gini?” tanya Rion menarik tangan Caine dan menghentikan Caine namun Caine segera menepis tangannya dengan kasar, Caine menggertakan giginya menatap Rion dengan benci.

“Bacot” setelah umpatan itu keluar, Caine pergi dari tempat itu begitu saja dan menaiki mobilnya meninggalkan Rion yang terpaku.

Yesss selesaiii, jangan lupa vote yaa
(⁠つ⁠≧⁠▽⁠≦⁠)⁠つ

Just Trust Me [Rioncaine]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora