1. "kita wess modyar kok pak de"

4 1 0
                                    

terik matahari terpampang tanpa malu, membuat beberapa bapak² yang tengah membuat bale-bale dari bambu, seringkali mengusap kening mereka untuk menyeka tetesan keringat yang akan terjun bebas ke bawah.

"akhirnya selesai juga"
tutur beberapa bapak² yang terdengar kelelahan karena sudah berhasil membuat beberapa bale-bale untuk bersantai-santai.

"wes sebentar,tak panggil anakku dulu buat bikin minum"
ucap pak Tirto pemilik halaman depan tempat bapak² itu membuat bale-bale.

"riskii.. tolong buat minum buat bapak dan yang lain²"
teriak pak Tirto dari luar rumah sembari duduk di bale-bale bersama dengan beberapa bapak² yang sudah membantu tadi.

"iyaa bentarr pakk"
jawab Riski dari dalam rumah.

setelah memastikan sang anak mendengar suara nya, pak Tirto beralih ke salah satu bapak² dan berkata.

"saya buat begini biar kita bisa ngobrol di depan sini.."
ucap pak Tirto tersenyum.

"iyoo pak, enak disini, adem"
ucap pak Danu menjawab pak Tirto.

pak Tirto hanya tersenyum menanggapi perkataan pak Danu. tak lama kemudian sang anak, Riski, datang dengan nampan yang berisi beberapa minuman untuk diberikan ke sang ayah dan beberapa bapak² disitu.

"makasih yoo, udh bujang aja ini Riski"
ucap pak Tio.

"hehe.. iyo pak"
jawab Riski senyum.

waktu berlalu, menampakkan matahari yang mulai tenggelam meredupkan cahaya nya, menandakan hari sudah Maghrib.

"Ki, kunci pintu, jendela sama gembok pager nya, udh Maghrib iki"
suruh pak Tirto pada Riski dari teras sambil menyapu sedikit debu pada lantai teras.

"Iyo pak"
Riski langsung beranjak mencari gembok dan kunci.

Gedebukk.. hihihih.. Gedebukk.. hihiih.. ayo lagi²

terdengar suara anak² kecil yang sedang bermain di halaman depan rumah pak Tirto sambil berlari, tertawa, dan meloncat.

"ealahh, anak² ini.. udh Maghrib, sana pulang, jangan loncat² tar modyarr koe"
ucap pak Tirto kesal melihat anak2 itu sedang bermain loncat² dari bale-bale yang dibuat tadi siang.

Riski berjalan santai ke arah pagar untuk menggembok pagar rumahnya.

iyoo pak dee..

ucap anak2 itu.

setelah sampai pada pagar rumahnya, Riski langsung mencantolkan gembok nya pada pagar. belum terkunci, tiba² Riski dikejutkan dengan anak2 itu yang sedang berdiri didepan pagar diam seperti patung sambil menyengir menampakkan gigi mereka dengan mata sedikit melotot menatap ke arah Riski.

"eh anjir"
ucap Riski terkejut, begitu juga dengan sang ayah, pak Tirto juga sama terkejutnya dengan Riski.
aneh banget sih.. ucap Riski dalam hati sambil beradu tatapan dengan anak² itu.

kita wess modyarr kok pakde

kita wess modyarr kok pakde

kita wess modyarr kok pakde

ucap anak2 itu sambil berjalan mundur seperti kepiting tanpa merubah sedikit pun ekspresi mereka, dan hilang di balik kebon² didepan rumah Riski.

...

"p-pak"

"CEPET GEMBOK DAN KUNCI SEMUA JENDELA!! ABIS TU MASUK KI, CEPET"

"e-eh, i-iya iyaa"

~~~

wkwkwk, udh pada modyarr beneran ternyata

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 15 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

KUMPULAN CERPEN HORORWhere stories live. Discover now