APAKAH INI KARMAKU? (1)

420 20 0
                                    

Jasmine tengah berbaring di pangkuan Gus Agam, mata indahnya yang berwarna coklat dengan lembut menatap wajah senduh milik Gus Agam, dengan lembut tangan Gus Agam mengusap pucuk kepala Jasmine sambil melantunkan surah favorit Jasmine yaitu Ar-Rahman.

"Haazihii jahannamullatii yukazzibu bihal-mujrimuun"

"Mas" ucap Jasmine memotong lantunan Ar-Rahman yang dibacakan oleh Gus Agam.

"Iya, ada apa Humairaku?" dengan lembut Gus Agam menjawab sambil membalas tatapan Jasmine yang terbaring di pangkuannya.

"Hmm, Jasmine boleh minta sesuatu enggak?" rengek Jasmine ragu-ragu.

"Minta apa Cinta?" dengan lembut Gus Agam tetap menatap mata indah milik Jasmine.

"Jasmine pengen main ke pantai Mas" ucap Jasmine semakin ragu-ragu. Sejak kehamilan Jasmine, Gus Agam menjadi sosok yang sangat posesif, jangankan main ke luar rumah di dalam rumah saja Jasmine tidak boleh melakukan pekerjaan apapun, Gus Agam sangat menjaga calon bayi di dalam kandungan istri tercintanya itu.

"Sayang, harus ya kita ke pantai?" Gus Agam bertanya balik dengan tatapan keberatan dengan permintaan Jasmine apalagi mengingat istrinya itu yang sejak kehamilannya menjadi lebih rentan sakit, mudah pingsan, sering pusing, dan sering mengeluh sakit di bagian rahimnya.

"Ya sudah kalau tidak boleh Mas, padahal Jasmine lagi ngidam ke pantai loh" Jasmine membuang muka sambil menampilkan wajah cemberut dengan jaya merajuknya.

Gus Agam yang melihat respon Jasmine merasa iba, dia paling tidak bisa kalau melihat sosok yang dicintai itu harus menunjukkan wajah sedih dan kecewa. "Sayang" panggil Gus Agam lembut berusaha membujuk Jasmine yang terlihat sudah berkaca-kaca, selain rentan sakit sejak kehamilannya Jasmine juga lebih mudah baper, jika Gus Agam menolak permintaannya dia akan langsung merasa sangat sedih tidak jarang Jasmine juga kadang langsung menangis sesugukan.

"Maafin Mas ya Sayang, ya sudah kita ke pantai Sayang" Gus Agam mengalah, daripada harus melihat raut sedih Jasmine.

"Beneran Mas?" tanya Jasmine dengan semangat dan langsung menatap Gus Agam dengan mata berbinar.

"Benar Sayang, lebih baik Mas ngantar Jasmine ke pantai daripada Mas harus melihat wajah cemberut Jasmine sepanjang hari" balas Gus Agam sambil menatap Jasmine dengan penuh cinta.

Jasmine yang mendengar jawaban Gus Agam segera bangkit dari pangkuan Gus Agam dan duduk tepat di depan Gus Agam. "Nanti malam ya Mas" rengek Jasmine dengan gaya anak-anaknya.

"Enggak, kalau malam Mas enggak mau Sayang" dengan tegas Gus Agam menolak permintaan Jasmine. "Nanti sore aja ya Sayang, setelah salat ashar kita berangkat, gimana?" tanya Gus Agam dengan senyum tulusnya.

"Ya sudah iya deh Mas, asal kita jadi ke pantai aja" jawab Jasmine sambil bangkit dari duduknya.

"Mau kemana Sayang?" tanya Gus Agam sambil menarik tangan kanan Jasmine.

"Mau siap-siap dong Mas" ucap Jasmine yang kini terduduk kembali karena ditarik oleh Gus Agam.

Dengan lembut Gus Agam menarik tubuh mungil Jasmine dan menenggelamkan dalam pelukannya. "Sayang, ini kan baru tengah hari, kenapa siap-siap secepat itu, sekarang kita nikmati dulu berdua ya" bisik Gus Agam di telinga Jasmine.

Mendengar ucapan Gus Agam, Jasmine hanya menurut dan mempererat pelukannya pada Gus Agam. "Mas lanjut lagi dong Ar-Rahmannya" pinta Jasmine mengingat tadi sempat memotong lantunan Gus Agam yang membaca surah Ar-Rahman yang baru sampai pada ayat ke 43.

Gus Agam menatap lekat Jasmine, sepasang ujung bibirnya terangkat beberapa mili. "Sayang sesuka itu ya sama suara Mas?" tanya Gus Agam menggoda Jasmine yang kini sudah lepas dari pelukannya.

Dengan wajah menantang Jasmine membalas, "Loh emangnya kenapa?, orang suara suami sendiri juga" ceteluk Jasmine dengan senyum manisnya yang merekah.

"Oh gitu ya cara balasnya sekarang" sebuah cubitan singkat mendarat di hidung kecil Jasmine.

"Ihh apaan sih Mas pakai cubit-cubit hidung Jasmine" balas Jasmine dengan wajah yang sedikit cemberut.

"Loh emangnya kenapa?, orang hidung istri sendiri juga" balas Gus Agam dengan senyum menggoda sambil mengikuti nada bicara Jasmine yang tadi mengucapkan kalimat persis diucapkan Gus Agam barusan.

"Ihh Mas mah ikut-ikutan" Jasmine membalas dengan mendaratkan cubitan singkat di pinggang Gus Agam.

"Loh istri Mas juga ikut-ikutan ya main cubit-cubit Mas gini" ucap Gus Agam dengan terkekeh.

"Biarin, kan sebagai Makmum Jasmine harus mencontoh Imam dong" Jasmine membalas terkekeh ucapan Gus Agam.

"Bisa aja Istri Mas" sebuah kecupan singkat mendarat di puncak kepala Jasmine. "Ya sudah sini di pangkuan Mas lagi, Mas lanjutin surah Ar-Rahmannya biar istri Mas bisa tidur dulu sebentar menjelang ashar nanti" ajak Gus Agam sambil menepuk-nepuk pangkuannya sendiri.

Dengan memamerkan senyum manisnya Jasmine merebahkan tubuhnya pelan di pangkuan Gus Agam. "Mas" panggil Jasmine yang sudah terbaring di pangkuan Gus Agam sambil menatap lembut raut sendu Gus Agam.

"Ada apa ya Humaira?" dengan nada lembut Gus Agam menjawab panggilan Jasmine dan membalas tatapan lembut Jasmine dengan tatapan tidak kalah lembutnya.

"Terima kasih ya Mas" ucap Jasmine sambil melemparkan senyum manis pada suaminya Gus Agam.

"Terima kasih buat apa Sayangku?" tanya Gus Agam dengan tatapan tanya pada Jasmine yang mendadak mengucapkan terima kasih pada dirinya.

"Terima kasih aja Mas, terima kasih sudah mau nurutin Jasmine, terima kasih sudah mau sama Jasmine, terima kasih sudah sayang sama Jasmine, terima kasih".

"Hust, jangan ngomong gitu Sayang, enggak ada yang perlu diterima kasihkan, Mas ngelakuin ini semua karena Jasmine istri Mas, dan Jasmine adalah orang yang memang seharusnya Mas jaga, sayang, cintai, lindungi dan semuanya" potong Gus Agam sambil meletakkan jari telunjuknya di bibir Jasmine yang tadinya berceloteh tentang terima kasih.

"Love you ya Habibi" ucap Jasmine lembut saat mendengar ucapan Gus Agam, tidak banyak kata-kata yang bisa dia ucapkan lagi selain ungkapan cinta, bibirnya hanya bisa melukiskan senyum bahagia dengan tatapan yang berbinar-binar menunjukkan kebahagiaan.

"Love you too ya Humaira" jawab Gus Agam sambil menatap lekat mata indah Jasmine yang berwarna coklat, sebuah senyum tidak kalah manisnya membalas senyum Jasmine yang tadi memamerkan gigi ginsul dan lesung pipinya, mata sendu Gus Agam tidak kalah berbinarnya karena bahagia.

"Ya sudah Mas lanjutkan bacaan surah Ar-Rahmannya ya Sayang" izin Gus Agam sambil mendaratkan kecupan lembut di puncak ubun-ubun Jasmine yang tengah terbaring di pangkuannya.

"Iya Mas" jawab Jasmine membalas dengan senyum yang mereka dan sepasang mata yang kini sudah terpejam siap menikmati lantunan surah Ar-Rahman yang akan dibacakan oleh Gus Agam.

"Ehem" Gus Agam bersiap-siap untuk memulai bacaannya, dengan lembut tangannya sudah berada di kepala Jasmine sambil mengusapnya.

"Nungguin ya" goda Gus Agam yang tadinya sudah mode serius bersiap-siap untuk membaca Ar-Rahman.

"Ih Mas ini ya, Jasmine ngambek nih" Jasmine kembali membuka matanya sambil merengek seperti anak kecil.

"Hehe iya-iya maaf ya Sayang, Mas mulai nih ya" ucap Gus Agam sambil menarik panjang napasnya, lalu dengan lembut memejamkan sepasang matanya sebelumnya melantunkan surah Ar-Rahman.

Jasmine yang melihat itupun ikut memejamkan sepasang matanya bersiap untuk menikmati suara merdu milik Gus Agam.

"Auzubillahi minash shaitan ir rajiim"

"Bismillahirrahmanirrahim"

"Yathuufuuna bainahaa wa baina hamiimin aan"

....................................................................................................

***

AR-RAHMAN UNTUK JASMINE (END)Where stories live. Discover now