APAKAH INI KARMAKU? (2)

384 26 2
                                    

Angin senja menyambut kedatangan sepasang suami istri Jasmine dan Gus Agam, angin yang sepoi-sepoi meniup lembut ujung jilbab Jasmine, tangan kekar Gus Agam merangkul erat Jasmine yang berjalan pelan diatas pasir putih.

"Pelan-pelan Sayang" bisik Gus Agam ditelinga kanan Jasmine sambil tetap merangkul istrinya.

"Kita duduk disini saja ya Sayang" ajak Gus Agam menghentikan langkahnya di bibir pantai yang cukup dekat dengan sapuan ombak laut.

"Iya Mas" Jasmine menurut sambil berusaha duduk diatas pasir putih tanpa sesuatupun yang melapisinya.

Mereka berdua duduk bersama menatap matahari yang tengah memamerkan keelokannya, menikmati hembusan angin pantai yang lembut dan nyanyian burung-burung yang seakan mengiringi perasaan mereka berdua.

"Makasih ya Mas" ucap Jasmine yang menyandarkan kepalanya di dada Gus Agam. "Makasih buat apa Cantik?" tanya Gus Agam sambil melirik Jasmine yang terlihat menatap jauh ke arah laut.

"Makasih sudah sejauh ini sama Jasmine, makasih sudah menuruti kemauan Jasmine, makasih sudah mengantar Jasmine ke pantai, makasih...", "Hust" ucapan Jasmine terhenti jari telunjuk Gus Agam menghentikan gerakan bibir Jasmine, "Mas kan sudah bilang Sayang, jangan berterima kasih untuk sesuatu yang memang merupakan kewajiban Mas, membahagiakan Jasmine adalah tanggung jawab Mas loh" ucap Gus Agam sambil mengusap lembut kepala Jasmine yang tertutup dengan jilbab hitam.

"Sekarang Mas tanya Jasmine bahagia enggak selama bersama Mas?" tanya Gus Agam yang sontak membuat Jasmine menarik kepalanya dari pelukan Gus Agam, mata indah Jasmine spontan menatap wajah teduh Gus Agam. "Mas kenapa nanya kayak gitu sih?, kalau ditanya kapan Jasmine bahagia?, dengan lantang Jasmine akan menjawab sejak Jasmine bertemu dengan sosok laki-laki yang tiba-tiba menolong Jasmine, tiba-tiba berjanji akan menikahi Jasmine, tiba-tiba mengucapkan ijab kabul untuk Jasmine dan orang itu adalah laki-laki yang palign Jasmine cintai yaitu Gus Agam Syarif Husain" jawab Jasmine panjang lebar sambil menatap lekat Gus Agam yang hanya terpaku mendengar celoteh Jasmine.

"Jasmine, Mas mencintaimu karena Allah SWT, mari mencintai Allah SWT bersama-sama hingga akhir hayat kita" ucap Gus Agam lembut yang kini sudah membalas tatapan indah Jasmine. "Jasmine juga mencintaimu Mas, karena cinta ini telah mengajarkan Jasmine untuk kembali ke jalan yang benar lagi, maka Jasmine minta tolong bantu Jasmine untuk tetap berada disisi Mas untuk merayu Allah SWT agar Jasmine pantas menjadi salah satu hambanya yang bertakwa" Jasmine menajwab dengan lembut lalu kembali menenggelamkan kepalanya di dada kiri Gus Agam sambil menikmati irama degup jantung Gus Agam.

Beberapa menit mereka saling diam menikmati suasana pantai yang sepi tanpa seorangpun selain mereka. "Mas, Jasmine ada satu permintaan" bisik Jasmine hampir tidak terdengar, "Apa itu Sayang?" balas Gus Agam lembut sambil mendaratkan kecupan singkat dipucuk ubun-ubun Jasmine.

Jasmine kembali menarik kepalanya dari pelukan Gus Agam, kali ini rautnya serius menatap lekat Gus Agam. "Ada apa Sayang?" tanya Gus Agam yang menyadari posisi Jasmine sudah berubah dan tatapannya menjadi serius. "Mas, Jasmine mau nanti anak kita tidak tahu apa-apa tentang masa lalu Jasmine ya" nada Jasmine tegas namun diiringi dengan mata yang berkaca-kaca dan memohon. Gus Agam yang melihat raut Jasmine yang melukiskan kesedihan itu segera menarik Jasmine dan menenggelamkan dalam pelukannya, "Mas janji Sayang, anak kita kelak hanya akan tahu bahwa dia memiliki Umi yang cantik, baik, lembut, ngerti Agama dan segala hal tentang kebaikan, Mas hanya akan bercerita tentang baiknya Umi mereka agar kelak anak-anak kita berlomba-lomba untuk menjadi pribadi yang baik juga sesuai dengan yang Mas ceritain ke mereka tentang Uminya" bisik Gus Agam lembut sambil mengusap lembut kepala Jasmine yang tenggelam dalam pelukannya.

"Terima kasih ya Mas" balas Jasmine yang mempererat pelukannya pada Gus Agam. Semenit dua menit Gus Agam masih memeluk Jasmine dengan erat namun keanehan mulai dirasakan Gus Agam, "Sayang" ucap Gus Agam lembut dan tidak mendapat jawaban dari Jasmine yang sudah terdiam sejak tadi, "Jasmine" sekali lagi Gus Agam memanggil istrinya yang entah kenapa tidak ada respon lagi dipelukan Gus Agam, "Humaira" suara Gus Agam mulai gemetar saat menyadari tangan Jasmine yang sudah terkulai melepaskan pelukan dari tubuhnya, dengan lembut Gus Agam melepas pelukan dan melihat Jasmine. "Astagfirullahhal azim, Jasmine" suara Gus Agam semakin gemetar sebulir air keluar dari matanya, "Sayang bangun Sayang" Gus Agam masih berusaha membangunkan Jasmine yang sudah tidak berdaya dan terkulai.

Dengan cekatan Gus Agam memeriksa seluruh tubuh Jasmine tidak ada yang bermasalah, suhu tubuhnya normal tidak ada luka apapun yang dia temukan, namun saat melihat ke arah kaos kaki hitam yang digunakan Jasmine Gus Agam menyadari sesuatu yang menjanggal, kaos kaki hitam yang digunakan Jasmine terlihat basah oleh sesuatu. Dengan tangan yang gemetar Gus Agam segera memeriksa kaki Jasmine dan yang dia temukan adalah sebuah cairan merah yang mengucur deras dari pangkal paha Jasmine, "Astaghfirullah Jasmine" kini bulir-bulir air mata mulai menyusul, bibir Gus Agam mulai gemetar mengucapkan doa-doa untuk keselamatan istrinya. "Tahan ya Sayang, Mas akan mengantarmu ke rumah sakit" bisik Gus Agam yang memeluk Jasmine berusaha untuk menggendongnya ke mobil.

Entah karena rasa takut yang berlebihan seluruh anggota tubuh Gus Agam juga ikut melemah dan gemetar, berkali-kali dia berusaha mengangkat tubuh istrinya namun berakhir jatuh bersama ke hamparan pasir. "Ya Allah tolong hamba" bisik Gus Agam masih berusaha terus menerus mengendalikan tubuhnya yang gemetar hebat, dengan langkah gontai Gus Agam akhirnya berhasil mengantar sosok Jasmine yang sudah tidak sadarkan diri.

Gus Agam mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh, melesat melewati kendaraan lain, bibirnya tidak berhenti berdoa untuk keselamatan Jasmine yang sudah tidak sadarkan diri, sesekali dia melirik Jasmine yang terkulai tidak berdaya dikursi belakang, sebuah dasar segar tidak berhenti menetes dari pangkal pahanya. Apa yang akan dia katakan kelak pada Jasmine jika dia gagal menyelamatkan Jasmine, pikiran negative mulai menghantui kepalanya, wajah sedih Jasmine mulai menghantui dan terbayang-bayang di kepala Gus Agam, entah kenapa Gus Agam kepikiran bagaimana kalau dia tidak bisa menyelamatkan calon anak mereka, apa yang akan dia jawab jika kelak Jasmine mengatakan "Maksud Jasmine bukan begini Mas, kenapa harus kehilangan anak kita Mas?" kemungkinan-kemungkinan buruk terus menghantui pikiran Gus Agam yang tatapannya nanar menatap ke arah jalan raya menuju rumah sakit terbaik untuk keselamatan Jasmine. "Ya Allah SWT kali ini tolong kabulkan doa hamba jangan biarkan wanita yang hamba kasihi ini menderita lagi" bisik Gus Agam yang berdoa pada Allah SWT, dengan tangan yang masih setia menyetir mobil sedannya menuju rumah sakit.

"Jika kita kehilangan anak kita

Apakah itu karmaku

Atas dosa-dosaku yang terdahulu"

-Jasmine Zara-

AR-RAHMAN UNTUK JASMINE (END)Where stories live. Discover now