05: Kegilaan

339 34 12
                                    

YOU POV

Suasana kantor ini sangatlah tegang dan sunyi. Tak ada yang berbicara sepatah katapun, bahkan suara mouse yang diklik saja sampai terdengar saling bersautan pertanda seluruh karyawan begitu fokus dengan pekerjaannya masing-masing.

Ini kali pertama dalam hidupku berada dalam situasi canggung dan penuh ketegangan seperti yang tercipta dalam kantor ini. Mungkin suasana kantor yang professional memang seperti ini dan aku harus membiasakan diri berada di situasi tersebut.

Tak apa sedikit terkejut, tapi jangan anggap situasi ini merupakan penghalang untukku mengembangkan kemampuan diri dalam perusahaan tersebut. Ya, aku harus tetap fokus mengerjakan tugas yang diberikan, walau rasanya mengklik mouse saja aku tak berani!

Suasana mencekam itu semakin terasa kuat saat aku mendengar suara langkah kaki yang memasuki ruangan ini. Semua pandangan langsung tertuju pada pria tampan tersebut seiring ekspresi di wajah semua karyawan mulai berubah menjadi penuh tekanan.

Aku pun merasakan hal yang sama, apalagi saat pria tampan berjalan mendekat ke arah meja kerjaku. Aku pikir, ia ingin mengajakku berinteraksi, namun ternyata pria itu malah melihat ke arah jendela lalu bertanya mengenai pajak pada seorang karyawan senior bernama Pak Han.

Aku memang tak begitu mengerti tentang pembicaraan mereka, tapi setiap pria itu mengeluarkan suaranya mampu mengalirkan rasa takut ke sekujur tubuhku sampai membuat nafasku terasa pendek. Berusaha aku fokuskan diri pada pekerjaan di hadapanku hingga ku rasakan pria itu semakin mendekat ke arahku. Ia letakkan tangannya di pundakku sambil bertanya, "Bagaimana suasana di kantor ini dek?" sukses membuatku ingin berpura-pura pingsan saja rasanya!

Aku telan ludahku dengan susah sambil berusaha mengangkat kepalaku untuk melihat CEO perusahaan ini yang mengajakku berbicara, "Ba-baik pak, suasana kantornya sangat nyaman." jawabku susah payah berbohongnya. Bahkan, saat menjawab pertanyaan pria itu suaraku terdengar bergetar penuh kegugupan.

Tak ku sangka, pak Jongdo tiba-tiba tersenyum dengan manisnya sambil berkata, "Maaf tadi bapak membuatmu menangis ya, bapak hanya ingin mengetes kemampuanmu, apakah benar pantas magang di perusahaan ini atau tidak

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tak ku sangka, pak Jongdo tiba-tiba tersenyum dengan manisnya sambil berkata, "Maaf tadi bapak membuatmu menangis ya, bapak hanya ingin mengetes kemampuanmu, apakah benar pantas magang di perusahaan ini atau tidak." ucap lelaki itu sambil memberikan elusan di leher bagian dalamku. Tanpa sadar memancing diriku memberikan tatapan lemah untuknya, namun sedetik kemudian aku tersadar dan kembali menundukkan kepalaku.

"Maafkan saya juga pak, sa-saya tak bisa menjawab pertanyaannya karena begitu gugup!" jawabku, kembali membuat pak Jongdo tertawa pelan. Pria itu elus puncak kepalaku sambil mengatakan, "Mohon bimbingan dan bantuannya ya untuk anak magang ini." ucap Pak Jongdo benar-benar tak malu menunjukkan interaksi tersebut pada semua orang dalam ruangan ini. Bahkan, aku sadar ada beberapa karyawan yang terlihat mengintip ke dalam ruangan kami hanya untuk mengetahui apa yang pak Jongdo lakukan padaku.

"Baik pak," jawab semua karyawan walaupun tak secara serempak. Setelah mengatakan itu, pak Jongdo keluar dari ruangan ini dengan senyuman manis yang terukir di wajahnya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 17 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

KISS MEWhere stories live. Discover now