End

387 41 14
                                    

Hujan turun mengguyur tanah dengan aroma khas hujan yang membuat pikiran siapapun yang menciumnya akan rileks. (Name) berlari di tengah hujan dengan ikat rambutnya yang sudah terlepas. Ia menerobos lebatnya hujan sambil menggerutu kesal.

Ya bagaimana tidak? Tidak ada satupun dari kakaknya yang ingin menjemputnya pulang dari sekolah. Padahal di rumah banyak mobil yang terparkir tapi tidak ada gunanya di garasi. Andai (Name) bisa menjual semua mobil itu,pasti sudah ia jual sejak beberapa bulan setelah ia datang ke sana.

Sesampainya di gerbang depan saat ia hendak mendorong gerbang. Ternyata gerbang itu terkunci. (Name) mengacak-acak rambutnya kesal dan mencak-mencak di sana sambil membanting tasnya.

Ia sudah tidak peduli dengan tasnya yang ia pedulikan sekarang adalah bagaimana cara masuk ke rumah. (Name) menendang gerbang dengan sekuat tenaga hingga membuat kakinya sakit. Ia terdiam sebentar sambil menatap ke halaman. Dimana satpamnya? Biasanya dia akan berjaga di pos nya,tapi kemana dia sekarang?

(Name) menghela nafas frustasi dan kembali mengacak-acak rambutnya yang sudah basah. Ingin sekali rasanya ia berteriak dan merusak gerbang di depannya ini. Tapi ia takut akan di marahi oleh Kita dan Sugawara karena telah merusak gerbang.

Saat (Name) hendak menendang kembali gerbang. Intensitas nya teralihkan saat melihat Tsukishima berlari sambil tertawa terbahak-bahak. Tsukishima berhenti tepat di samping (Name) sambil memegang perutnya akibat tertawa.

(Name) menatap Tsukishima dengan kesal. Ingin sekali rasanya ia menghempaskan Tsukishima ke laut.

Tsukishima melihat (Name) dari atas ke bawah "Pft-" perempatan imajiner muncul di dahi (Name).

"Kamu seperti orang yang tidak bisa merawat diri, lihatlah rambutmu yang sudah acak-acakan dan ih ya satu lagi. Baju mu juga seperti tidak pernah di cuci" Ucap Tsukishima dan dengan itu sontak saja (Name) langsung mengambil tasnya lalu melempar tas itu ke wajah Tsukishima.

Namun langsung di tangkap oleh Tsukishima. Tsukishima menyeringai.

"Ohh~ lihatlah si pendek kita ini,ternyata ia juga bisa melempar barang selain kursi" Ejek Tsukishima.

(Name) menatap Tsukishima dengan mata-mata berkaca-kaca dan bumm ia menangis.

"Huwaaa, Tsukishima-nii jahat" (Name) menangis dan menutup wajahnya dengan lengan bajunya.

Tsukishima berhenti menyeringai dan menatap (Name) dengan khawatir. Ia langsung mendekati (Name) dan memeluk (Name) ke dadanya.

"Shhh... Aku minta maaf,hanya saja kamu lucu saat sedang kesal" (Name) memukul dada Tsukishima dan hal itu membuat Tsukishima terkekeh.

"Awww~" Dengan satu kata itu (Name) mendorong paksa tubuh Tsukishima menjauh darinya tapi Tsukishima semakin mengeratkan pelukan nya.

Tubuh Tsukishima yang jauh lebih besar dari (Name) bahkan tidak bergerak sedikit pun.

Tin!

Tin!

Tin!

Sebuah mobil berhenti tepat di depan mereka berdua. Sepertinya pengemudi nya punya kesabaran setipis tisu. Mungkin.

Tsukishima melepaskan pelukannya dari (Name). Kemudian seseorang keluar dari dalam mobil dan langsung menatap Tsukishima dengan tajam. Itu adalah Ushijima. Ia masih mengenakan seragam voli nya.

Ia mendekati (Name). Lalu menarik (Name) menjauh dari Tsukishima. Ia membawa (Name) ke mobil dan membukakan pintu untuk (Name). Ia menyuruh (Name) untuk masuk dan (Name) langsung mengikuti apa yang Ushijima suruh lakukan.

Older Brother✓Where stories live. Discover now