4. Teh Krisan dan Senja

43 10 24
                                    

Seperti yang sudah di janjikan saat makan malam dua keluarga, hari ini ketiga perempuan cantik tengah duduk di gazebo taman belakang mansion Dewangga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Seperti yang sudah di janjikan saat makan malam dua keluarga, hari ini ketiga perempuan cantik tengah duduk di gazebo taman belakang mansion Dewangga.

Mereka adalah Fengying si tuan rumah, Diandra Baskara dan Zhea Baskara, dua perempuan tersayangnya, Leonardy Baskara. Obrolan ringan dari banyak topik menemani sore mereka.

"Ternyata teh bunga krisan enak ya, selama ini aku ragu gitu lho mau nyobain, takutnya terlalu wangi atau apa gitu." Diandra berseru antusias, usai menyesap beberapa kali teh bunga krisannya.

"Memang enak, ini teh favorit I, khasiatnya juga banyak, nggak kalah sama teh hijau. Dari kecil, I sudah di kasih minum ini sama māma, beliau bilang ini teh memang bagus." dengan penuh semangat Fengying menjelaskan tentang manfaat teh bunga krisan, salah satu minuman yang telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional untuk mengobati berbagai masalah kesehatan.

Teh bunga krisan sendiri, adalah teh herbal terapi yang terbuat dari bunga krisan/bunga kekwa. Teh bunga krisan juga dikenal sebagai Ju Hua dalam istilah bahasa China, dan telah digunakan dalam pengobatan tradisional China selama berabad-abad.

"Kalau gitu, aku mau beli lah buat stok dirumah."

Fengying berdecak mendengar perkataan Diandra. "Nggak usah beli, nanti I kasih, I masih punya stok banyak. Kebetulan bulan depan I mau pulang ke China jadi nanti bisa beli lagi. I sudah punya toko langganan keluarga disana, di jamin produknya best banget, kalau beli disini sudah banyak produk tiruan, tapi pakai label dari negara China."

"Baiklah, terimakasih banyak, Feng."

Zhea menyesap tehnya pelan, menikmati rasa hangat yang mengalir di tenggorokannya, sembari mendengarkan obrolan dari ibunya dengan si tuan rumah.

Sedikit heran, kenapa Nyonya Fengying yang begitu ceria, ramah dan sehangat ini dengan orang lain, bisa mempunyai anak sedingin Bumi. Yang kadar dinginnya menurut Zhea sudah satu level dengan kutub utara.

Rencana perjodohan ini pun, Zhea yakin tidak akan berhasil. Karena dengan hanya sekali melihat saja, dia tahu, kalau Bumi bukanlah tipe orang yang bisa dengan mudah di atur. Jadi, dia sudah mempersiapkan diri dengan penolakan yang mungkin akan segera dirinya dapatkan. Tapi itu tidak menjadi masalah, karena dari awal dia juga tidak memakai hati ataupun memiliki ekpektasi berlebih dari apapun yang menjadi rencana orangtuanya.

Just, let it flow...

Hari sudah semakin sore, namun belum ada tanda-tanda kalau sang ibu akan mengakhiri kunjungan mereka dirumah Nyonya Feng. Sebaliknya, obrolan keduanya justru malah menjadi semakin seru.

"Iya, I punya banyak koleksi, ayo I kasih lihat." Nyonya Feng beranjak dari duduknya, lalu melihat kearah Zhea. "Zhea mau ikut?" tanyanya yang langsung di balas dengan gelengan pelan gadis itu.

"Disini saja, tante."

Nyonya Feng tersenyum, lalu mengelus lembut kepala Zhea. "Gadis baik dan cantik, kami tinggal sebentar ya," pamitnya yang di angguki pelan oleh Zhea.

Senandung Jiwa || Part of Purple Universe ProjectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang