eight

3.3K 261 34
                                    


"gua tau lu jealous sa, ga mungkin kaga" ucap lawan bicara Haesa melalui telpon.

"ya emang kaga" jawab Haesa mengelak dengan ketus, mendengar reaksi Haesa, sang lawan bicara terkekeh pelan.

"liat foto yang gua kirim" ujar lawan bicara itu begitu ia tutup telpon.

Tangannya yang memegang kantong belanjaan menggeram saat ia melihat foto yang di kirim oleh orang yang menelponnya tadi, tentu emosinya mendadak bergejolak. Begitu ia selesaikan pembayaran dengan penjaga kasir, ia berlari dengan cepat menuju rumahnya.



















Xavier dan salah satu sobatnya, Julian. Bercanda ria tanpa menghiraukan kedua temannya yang lain.

"ekhemm" dehem Jemi membuat kedua insan tersebut menoleh ke arahnya.

"inget udah punya mate bro" lanjut Raka begitu ia terkekeh kecil. "gua tau kali rak" balas Julian.

"kenapa? kami cuman bahas tugas pak arja minggu kemarin" ucap Xavier yang membuat Jemi dan Raka tertawa.

"bahas tugas berasa bahas masa depan anjay" ujar Jemi yang disusul oleh tawa Raka yang menggelegar

Tiba tiba pintu terbuka kasar oleh seseorang yang tak lain tak bukan pemilik rumah, Haesa.

"xavier!" teriaknya kesal.

Xavier yang melihat Haesa kembali dengan amarah yang menyelimutinya menjadi takut namun juga bingung "haesa?.."

"wah wah, ditinggal bentaran doang loh" ucap Haesa dengan smirknya seakan akan mengejek Xavier. Ia berjalan mendekat ke arah Xavier duduk dan langsung menarik tubuh Xavier dengan kasar.

"ett.. kalem bro" selak Julian saat melihat Haesa menarik sobatnya itu dengan agresif.

"ternyata si alpha ini centil juga ya" ujar Haesa, ia menyengir namun tatapannya begitu menyeramkan, seakan akan bisa menghabisi Xavier saat itu juga.

"murahan" lanjutnya. Haesa mendorong kuat tubuh Xavier namun Jemi dengan sigap menangkap tubuh Xavier.

"sa, jaga omonganmu!" bentak Xavier merasa geram sebab ucapan Haesa.

"jangan asal bicara sa, biar saya jelaskan ya biar kamu ga salah paham" lanjut Xavier berusaha menenangkan amarah Haesa yang menggebu gebu.

"ga duli gua kocak, mata gua udah ngeliat dengan jelas. emang dasarnya lu murahan" ucap Haesa dengan nadanya yang ia naikkan namun juga seakan akan mengejek.

Rasanya Xavier ingin membalas ucapan Haesa yang tidak baik itu namun tatapan Haesa sudah melumpuhkan keberaniannya terlebih dahulu.

"haesa" panggil Jemi, sang pemilik nama seketika menoleh ke arahnya. Haesa dapat melihat kode yang Jemi berikan, Jemi meminta Haesa untuk keluar rumah dengan gerakan matanya yang mengarah keluar.

Haesa masih geram namun ia menuruti permintaan Jemi "gua mau pergi, kalian disini ampe besok juga serah" ucapnya dengan ketus.

Apa alasan Jemi meminta Haesa keluar dari rumahnya sendiri dikondisi seperti ini?

Sebab, Jemi tau bagaimana jika Haesa sudah marah. Haesa bisa saja menghancurkan barang barangnya bahkan mereka. Walaupun Xavier dan teman temannya bisa melawan, namun aura dominan Haesa terlalu kuat saat ia marah.

"anjir" ucap Raka tak percaya, ia terkejut melihat aura dan tatapan Haesa saat marah tetapi ia lebih terkejut saat Haesa menuruti permintaan Jemi.

Julian dan Raka sontak langsung mengalihkan pandangannya ke Jemi "jem? kok si haesa mau aja nurutin lu?" tanya Julian.

NOT AN OMEGA || hyuckmarkWhere stories live. Discover now