Suka Nonton

81 14 4
                                    

Hiiall! Kembali sama Elly dengan cerita baru! :)

Kali ini gak banyak cekcok kek cerita Perjaka, deh! Suer! Ribet ceritanya.

So, ini lebih ringan dan berlatar hubungan orang yang sangat manis berakhir ngenes. Wkwk

✧HAPPY READING ALL✧

Rafaja yang baru saja keluar dari kamar mandi, habis selesai mandi. Rafaja mendengar suara bantingan pintu yang begitu keras di sebelah kamarnya.

Sebelah kamar Rafaja, tepatnya di sebelah rumahnya yang sangat dekat dengan kamar sepupunya sendiri. Rafaja mendengar sangat jelas suara itu.

Mengetahui sepupu lelakinya itu masuk ke kamar bersama pemuda lain, Rafaja paham kondisi dan segera mengambil semangkok mie ayam buat nonton sambil makan.

Nonton apa? Adegan hot ....

Dekat jendela kamar, ada meja belajar Rafaja yang mengarah langsung ke jendela kamar sepupunya.

Rafaja duduk, sambil buka gorden yang menghalangi, dan di seberang sana kaca jendelanya juga transparan.

"Suka banget di siang bolong ng*w*. Si boti satu juga b**lnya gatel banget, dah," ocehnya sambil makan, tidak lupa kata-kata frontalnya.

Lama menonton. Tidak ada rasa jengah sedikit pun ketika menonton adegan dewasa di depannya. Ya, hal ini sudah sering dia lihat. Eum ... setiap hari kalau diingat yang mereka lakukan itu, dan Rafaja menjadi saksi yang terus mengomentari pergulatan anak adam di kasur itu sambil makan makanan kesukaannya.

Selesai mie ayam yang dia makan, Rafaja segera membawanya ke wastafel agar di cuci. Karena sepupunya dan pacar sepupunya itu juga sudah selesai dengan acara gempur-gempurannya.

Lagi asyik-asyiknya nyuci piring, tiba-tiba ada tangan yang melingkar di pinggul Rafaja.

"Kak! Kakak ngagetin!" sentak Rafaja saat tahu siapa itu.

Sepupu Rafaja, Wira namanya. Lelaki itu cuman diam dan masih betah meluk Rafaja dari belakang, tidak lupa tangan yang meraba-raba perut Rafaja dari dalam baju.

Rafaja kesusahan, dia tidak bisa berbalik dan hanya melanjutkan mencuci piring yang ada. "Kak, lepasin. Aku susah gerak!"

Rafaja menggoyang-goyangkannya pundaknya agar Wira lengser dari pundaknya. Namun, bukannya lengser, kepala itu semakin betah menghirup aroma Rafaja.

"Mau Kakak belikan mie ayam, Dek?"

"Gak ah, udah makan tadi."

"Makan apa?"

"Mie ayam juga, Kak. Udah ih, lepas!"

Akhirnya Wira melepaskan Rafaja dari pelukannya.

Selesai mencuci, Rafaja jalan ke ruang keluarga. Dia mau nonton si dua tuyul kepala botak sambil makan keripik pangsit. Si Wira mengekor di belakang Rafaja.

Keduanya rebahan–hanya Rafaja yang rebahan, dan itu pun di pangkuannya Wira. Sedangkan Wira sendiri duduk di sofa sambil mengusap-usap rambut Rafaja yang tangan asyik melihat kedua tuyul berlarian dari balik layar televisi.

Lama kelamaan, tidak di sadari, Rafaja akhirnya tertidur. Wira bisa tahu saat keripik yang ada di tangan Rafaja hanya di pegang dan tidak di masukkan ke mulut.

Segera Wira menggendong Rafaja dan di bawa masuk ke kamarnya buat di tidurkan lebih layak. Saat akan keluar dari kamar Rafaja, Wira mendengar notif dari ponsel Rafaja. Saat Wira lihat, ada nomor tanpa nama jelas yang menyuruh Rafaja buat ketemuan di taman sekolah besok.

"My Crush Emeneps"

TBC

Percobaan ...

Diam-diam SukaWhere stories live. Discover now