Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Didunia ini, yang pertama kali membuat stereotipe bahwa cowo nangis itu banci siapa ya?
Hal ini tentunya perlu dipecahkan, karena stereotipe ini sudah membuat kericuhan yang bukan hanya terasa didunia nyata namun juga di dunia internet.
Berbagai komentar miring hingga vertikal dan horizontal begitu nyelekit sampai membangkitkan emosi yang seharusnya memang tidur saja selamanya.
Rin melirik sekitar, berharap mereka semua kuat akan cobaan saat ini.
Iya benar, Rin, seorang Rin Itoshi sedang berharap bagi banyak orang. Berharap teman-temannya kuat akan cobaan yang mereka hadapi bersama saat ini.
Bachira mejadi yang pertama kali kalah. "Maaf mama, Bachira ternyata tidak sekuat itu."
Mendengarkan hal tersebut, sontak membuat teman-teman yang lain menyemangati Bachira.
"Tidak! Kamu kuat Bachira, kamu sudah hebat menahan selama itu!" Teriak Kunigami.
Disusul oleh kata semangat dari Kenyu. "Benar! Kamu hebat Bachira, kamu kuat!"
Orang kedua yang gagal dalam cobaan ini adalah Isagi. Isagi mengusap air matanya dengan cara mempertemukan wajah dan pundaknya, lalu pundaknya bergerak menghilangkan air mata yang jatuh dari wajahnya.
Chigiri mengangkat jempolnya, memberikan semangat pada Isagi. "Nggak apa Isagi, memangis bukan berarti kita lemah!"
Nagi juga tidak tahan akan cobaan ini, Nagi ikut menangis yang disusul juga oleh Ness dan Shidou.
Shidou mengumpat kata kasar. "Sialan! Aku banci sekarang."
"Tidak! Kita menangis bukan berarti kita banci," seru Rin, yang membuat teman-teman sekitar serentak mengangguk setuju.
Yang gagal dalam cobaan ini juga ikut menyemangati yang masih bertahan.
Orang berikutnya yang gagal adalah Sae, membuat Rin semakin kesal aka stereotipe laki-laki tidak boleh menangis. Setelah Sae, Reo juga gagal, bersama dengan Barou.
Rin tidak biasa mengucapkan ini, tapi keadaan memaksa. "Semangat!"
"WOOOO!" Teriak yang lainnya sebagai jawaban atas ucapan Rin.
Satu persatu mulai tumbang, kini tersisa Chigiri, Kunigami dan Rin. Ketiganya benar-benar hebat sudah bertahan selama itu.
Namun pada akhirnya, Rin menyerah. Air mata yang sedari tertahan kini meluncur bebas melewati kedua pipinya, Rin kecewa. Rin meninggalkan tempat dan bergabung bersama yang lain.
"Kelas tata boga kampret, perih banget ini mata ngupas bawang merah." Rin melangkah dengan tenaga yang berkumpul pada telapak kaki, hingga membuat lantai yang dipijaknya berbunyi.