09. The Owner of Those Eyes

406 121 156
                                    

Haechan tidak henti-hentinya berusaha agar kedua temannya yang berada di luar dapat melihat ke arahnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Haechan tidak henti-hentinya berusaha agar kedua temannya yang berada di luar dapat melihat ke arahnya. Haechan memutar otak, berusaha mencari cara lain.

Ia menemukan ide. Tangannya bergerak ke atas meja mencari sebuah spidol dan kertas. Ia bergerak cepat. Setelah menemukan dua benda itu, Haechan menuliskan sesuatu di selembar kertas putih di tangannya.

"PERGI! CEPAT PERGI!"

Itulah tulisan yang ditulis oleh Haechan. Ia memegang kertas itu erat-erat, berharap Renjun dan Mark melihatnya dan segera pergi dari sana. Haechan sesekali menggoyangkan kertas itu supaya menarik perhatian kedua temannya untuk melihat.

Renjun tidak sengaja mengarahkan pandangannya kepada Haechan. Ia menajamkan penglihatannya agar dapat melihat tulisan di kertas itu dengan jelas.

Renjun menyenggol pelan lengan Mark yang berada di sebelahnya. Mark mengarahkan pandangannya ke arah yang sama seperti Renjun.

Haechan merasa lega karena kedua temannya melihat ke arahnya. Ia segera membalik kertas putih itu dan menuliskan sesuatu di sana.

"BADUT ITU ADA DI DALAM, CEPAT PERGI."

Haechan mengarahkan kertas putih itu seperti semula. Mark dan Renjun saling melempar pandang.

Renjun dengan cepat menarik lengan Mark untuk bersembunyi di balik tembok ketika ia melihat ada seseorang yang muncul di antara rak-rak buku di dalam sana.

"Ada apa?" tanya Mark.

"Haechan nggak bohong, ada seseorang di dalam sana!"

Renjun mengintip dari balik jendela. Tak disangka, mata mereka bertemu. Badut itu berjalan sedikit berlari menghampiri mereka yang berada di luar. Tangannya mengangkat tinggi-tinggi pisau yang ia bawa, bersiap untuk menghabisi calon korbannya.

Tanpa berbicara apapun, Renjun segera menarik tangan Mark untuk pergi dari sana. Haechan yang masih berada di bawah meja besar pun panik melihat kedua temannya dikejar oleh badut itu.

Renjun dan Mark terus berlari menuruni anak tangga menuju lantai satu. Di ujung koridor, mereka melihat dengan Jeno dan Jaemin dari kejauhan.

Jaemin dan Jeno melambaikan tangannya kepada Renjun dan Mark tanpa tahu apa yang sedang terjadi.

Di sebelah kiri Renjun dan Mark adalah pintu keluar, sedangkan di sebelah kanan mereka ada Jeno dan Jaemin. Jika Renjun dan Mark berbelok ke arah kiri, kemungkinan besar badut itu akan mengincar Jeno dan Jaemin.

Karena tidak ingin kehilangan teman-temannya lagi, akhirnya Renjun dan Mark memutuskan untuk berlari ke arah Jaemin dan Jeno.

"Kalo pun harus hidup, kita harus hidup bersama! Mark, kita pergi ke arah Jaemin dan Jeno aja!" Renjun menarik tangan Mark sebelum laki-laki itu menjawab ucapannya.

"Cari tempat sembunyi! Badut itu ada di sini!" teriak Renjun sambil berlari.

Jaemin dan Jeno bergegas berlari mencari tempat sembunyi. Untuk membingungkan badut itu, mereka memutuskan untuk berpencar. Jeno bersama Jaemin dan Renjun bersama Mark.

THE CLOWN (SEGERA TERBIT)Where stories live. Discover now