won't let you go

491 33 21
                                    

Tidak masalah kamu menganggap ku siapa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidak masalah kamu menganggap ku siapa.
Asalkan kamu sehat, bahagia itu sudah lebih dari cukup. _Sean





******



Dokter Sean berlari sekuat tenaga setelah diberitahu rekannya jika Rensta sedang Kejang-kejang di dalam IGD setengah jam lalu. Bahkan saking cemas dan tidak sabarnya, pria manis itu rela menuruni tangga darurat satu persatu agar cepat sampai.
Dia kesal karena lift yang ia tekan berkali-kali tidak kunjung terbuka.

Sedangkan di dalam ruangan sana ada pemuda yang ia cintai setulus hati tengah meronta sakit.

Sepanjang lorong rumah sakit dokter Sean tidak berhenti mengusap air matanya yang terus mengalir, Ada rasa sesak luar biasa yang ia rasakan. Ia takut dengan pikiran-pikiran nya yang sudah terlalu jauh membayangkan sesuatu hal-hal buruk.

Seingatnya Rensta baik-baik saja kemarin.
Bahkan ia sempat mengambil semua permen milik Sean di ruangannya.

Tapi sekarang?

"Ready?! 200 Joule_

__Clear!!"

Dokter Sean mematung dengan pandangan kosong. Menatap tidak percaya bahwa pemdua yang tubuhnya sedang terlonjak berkali-kali karena defibillator itu adalah orang yang dia sayangi selama ini.

Rasanya dia ikut mati saat ini juga.
Dalam benaknya dokter Sean memohon pada sang pencipta bahwa Ia rela menggantikan posisi Rensta saat ini.
Biarlah dia yang merasakan semua nya asalkan jangan Rensta.

Dia sungguh amat mencintai pemdua itu.
Jadi melihatnya hampir meregang nyawa adalah sebuah momok yang sangat menakutkan.

"Close."

Raut wajah lega yang dokter Dion tunjukkan setelah melihat detak jantung Rensta kembali bergelombang di layar elektrokardiogram.

Pikirannya mimpi apa semalam sampai harus terlibat menyelamatkan pasien VVIP ini. Jika salah langkah saja sudah dipastikan dia lah yang akan berakhir diruang jenazah.

Namun, dokter Dion belum sepenuhnya lega. Karena kesadaran Rensta masih sangat rendah, sudah dipastikan setelah ini Rensta akan masuk ke dalam ruang ICU.

"Dokter Sean... You okay?"

Dokter Dion memapah Sean yang terlihat lemas setelah kejadian tadi.
Dion paham bagaimana perasaannya karena bagaimanapun juga siapa yang tidak tau hubungan putra direktur dan dokter spesialis penyakit dalam ini?

Meski keduanya seiring menampik jika ditanya perihal hubungan mereka yang kelewat romantis.
Tapi hubungan diantara keduannya bukan menjadi rahasia umum lagi.

"Sebenarnya.. ap-apa yang terjadi?"

"Saya juga nggak paham Dokter dia kenapa, saat Rensta datang kondisi dia drop dan nyaris hilang nafas."

 E N D L E S STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang