Hyung (59)

54 15 18
                                    

Cerita ini terinspirasi dan sedikit remake dari cerita lainnya yang juga sudah umum ada, juga hasil pemikiran sendiri. Jika ada kesamaan dengan cerita orang lain itu hanyalah suatu kebetulan. Jadi, hargailah karya yang sudah susah payah aku buat dengan memberi satu ⭐ sebagai Vote kalian dan dimohon jangan melakukan plagiarism. Karena itu tak baik, kawan!

.
.
.
.
.


Pada pagi harinya Chen Yu kembali datang ke apartemen adiknya dengan membawakan susu pisang dan donat yang dijanjikan pada Min Jun. Dia bersendung pelan saat berjalan sepanjang lorong apartemen. Memasukan nomor password pintu apartemen, kemudian masuk.

"Wo lai le (Aku datang)!" serunya.

Kepala Seungri melongok dari dapur yang tersekat lemari pajang. Dia membalas sapaan Chen Yu.

"Oh, ni lai le (Kau datang). Zao an, Chen Yu," sapa Seungri. Dia kembali menyibukan diri dari membuat sarapan.

"Zao an. Min Jun na li?" tanya Chen Yu karena tak melihat keberadaan si kecil.

"Di kamarku. Dia masih tidur," jawab Seungri, "Chen Yu, apa kau sudah sarapan?"

"Belum. Aku ke sini untuk tepati janjiku pada Min Jun," ujar Chen Yu dengan menaruh dus donat di atas meja makan dan juga susu pisangnya.

"Seharusnya kau jangan repot," ucap Seungri. Dia menaruh telur gulung untuk Min Jun.

"Aku tidak repot. Lagi pula, aku sudah berjanji padanya. Jadi, perlu kutepati,"  balas Chen Yu.

"Kalau begitu sarapan bersama kami," ajak Seungri dengan menyiapkan satu mangkuk isi nasi lagi.

"Ini apa?" tanya Chen Yu dan menunjuk telur gulung.

"Oh, itu telur gulung kesukaan Min Jun," jawab Seungri.

"Pasti rasanya enak," kata Chen Yu.

Menit berikutnya Min Jun baru keluar dari kamar sambil menenteng boneka nalong. Tangan kirinya mengucek matanya.

"Papa," panggil Min Jun dengan suara paraunya khas saat dia bangun tidur. Seungri menoleh saat suara si kecil menyapa.

"Eoh, sudah bangun?" Seungri lantas menggendong putranya. Mengusap matanya untuk menghilangkan kotoran mata, lalu mencium pipi Min Jun.

"Kenapa bangun? Masih pagi," ucap Seungri.

Min Jun tidak menjawab. Dia malah menaruh kepalanya di pundak papanya dan lanjut tidur. Perlahan dengkuran halus terdengar. Seungri tahu anaknya tidur lagi dan dia hanya duduk di kursi meja makan sambil menimangnya.

"Kenapa tidak ditaruh kamar lagi?" tanya Chen Yu.

"Dia tidak akan mau. Yang ada menangis. Sudah kebiasaan Min Jun begini. Nanti akan bangun sendiri sekitar 10 menit lagi," jelas Seungri.

Seungri sedikit menggoyangkan badannya selayaknya dia sedang menidurkan putranya saat masih bayi.  Chen Yu terkesima lagi untuk kedua kalinya. Yang pertama saat Seungri mengasuh Min Jun pasca melahirkan. Seungri seperti layaknya seorang ibu dan kedua adalah hari ini.

Chen Yu berangan jika dia berhasil menikah dengan Seungri mungkin dia  memiliki keturunan sendiri dan adik buat Min Jun. Chen Yu tersipu sendiri.

"Ada apa dengan wajahmu? Kenapa kau senyum sendiri?" tanya Seungri.

"Ah, tidak ada. Aku hanya bayangkan jika saat ini kau sedang menina-bobokan anak kita," ujar Chen Yu dengan jujur.

Seungri angkat kedua alisnya.

"Chen Yu, ini masih pagi."

"Tak apa, justru yang pagi ini sehat."

"Cih, ada-ada saja."

The Unpredictable Love [End]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum