NIKAHI ZAYNA, GUS (1)

348 24 3
                                    

"Ada apa Sayang?, Ummah ngomong apa tadi?" Gus Agam tentunya tahu persis dengan perubahan ekspresi Jasmine, sejak berpamitan pulang dan duduk dikuris mobil samping Gus Agam, Jasmine hanya terdiam dengan tatapan kosong, Gus Agam bukanlah tidak peka dengan itu semua namun sudah berkali dia bertanya namun tiada jawaban yang diberikan oleh Jasmine.

Gus Agam lalu menghentikan mobilnya dipinggir jalan yang cukup sepi, segera dia menghadapkan tubuhnya pada Jasmine, "Ada apa Humaira?" tanya Gus Agam dengan selembut mungkin karena takut istrinya akan memecahkan tangis, namun benar saja Jasmine yang sudah menahan tumpahan air mata sedari tadi dengan spontan menangis sejadi-jadinya dan menyembunyikan wajahnya kedalam pelukan Gus Agam.

"Cup, cup, cup, udah ya Sayang, enggak apa-apa disini ada Mas" Gus Agam mengusap lembut kepala Jasmine berusaha menenangkan tangis sesugukan Jasmine, "Jasmine enggak perlu cerita sekarang ya, kapan Jasmine siap Mas bakalan dengeri Jasmine kok" bisik Gus Agam yang sadar bahwa sekarang bukan saatnya untuk menanyakan percakapan Jasmine dengan Ummah Maryam tapi lebih fokus menenangkan Jasmine yang menangis dipelukannya.

Jasmine masih menangis dipelukan Gus Agam, meski posisi yang tidak nyaman Gus Agam dengan setia masih menerima pelukan Jasmine dan menepuk-nepuk lembut kepala Jasmine, sebuah salawat tidak lupa dia bacakan untuk Jasmine untuk sekadar memenangkan sedikit kecemasan Jasmine.

Sekitar 15 menit tenggelam dalam pelukan Gus Agam, tidak ada suara isakan yang keluar dari lisan Jasmine, "Sayang" dengan lembut Gus Agam memanggil Jasmine, "Sayang" sekali lagi Gus Agam memanggil Jasmine yang kini hanya terdiam dipelukan Gus Agam, "Jasmine Sayang" nada Gus Agam mulai gemetar memanggil Jasmine untuk ketiga kalinya, dia teringat kejadian tiga tahun lalu yang menjadi awal hilangkan wajah berseri Jasmine, saat Jasmine menenggelamkan kepalanya dalam pelukan Gus Agam dan akhirnya tidak sadarkan diri.

Tangan gemetar Gus Agam melepaskan tubuh Jasmine dari pelukannya, tatapannya penuh khawatir akan keadaan Jasmine, diperhatikan wajah pucat Jasmine yang terdiam kaku. "Sayang" bisik Gus Agam sambil mengusap lembut wajah Jasmine, "Hmm" sebuah lenguhan lembut keluar dari lisan Jasmine yang membuat Gus Agam mengeluarkan napas legas, "Alhamdulillah Sayang, ternyata ketiduran ya, Jasmine pasti capek banget ya" ucap Gus Agam sambil mendaratkan kecupan singkat diubun-ubun Jasmine sebelum memperbaiki posisi duduk Jasmine agar nyaman untuk tidur sampai di rumah nanti.

Setelah yakin dengan posisi duduk Jasmine aman, Gus Agam dengan pelan melajukan mobilnya melewati jalanan agar segera sampai ke rumah dan bisa melihat Jasmine istirahat dengan nyaman di tempat tidur. Sepanjang perjalanan Gus Agam mengendarai mobil dengan sangat hati-hati, matanya juga tiada henti terus melirih Jasmine untuk memastikan bahwa istrinya tidak terbangun dari tidurnya.

Tepat memasuki perkarangan rumahnya Jasmine tersadar dari tidurnya, "Kita sampai Mas?" tanya Jasmine sambil mengucek-ngucek mata sembabnya karena tadi sedang menangis dan langsung ketiduran. "Iya Sayang kita sudah sampai" jawab Gus Agam tepat saat mematikan mesin mobilnya karena sudah sampai didalam bagasi rumah.

Menyadari hal itu Jasmine segera ingin membuka sabuk pengamannya, "Ehh enggak usah Sayang biar Mas aja" tangan Gus Agam dengan cekatan mendahului gerakan Jasmine yang lebih lambat. "Gimana tidurnya Sayang?" tanya Gus Agam setelah selesai membuka sabuk pengaman dan kini menatap lekat sepasang mata indah Jasmine, "Hmm, nyenyak Mas" jawab Jasmine terbata-bata karena salah tingkah dengan tatapan Gus Agam yang sangat dekat dengan wajahnya, meski sudah menjalani pernihakan yang ketiga tahun lebih Jasmine masih sering salah tingkah jika mendapat tatapan hangat dari Gus Agam, sedangkan Gus Agam yang mengetahui akan hal itu paling suka menatap Jasmine dengan tatapan andalannya karena baginya ekspresi Jasmine yang salah tingkah terlihat sangat manis.

Gus Agam mengembangkan senyumnya dihadapan Jasmine yang membuat Jasmine semakin salah tingkah, "Awas ih Mas, Jasmine mau turun" ucap Jasmine sambil menatap ke bawah enggan menatap lawan bicaranya, "Ngomong kok sambil nunduk Sayang, emang segitu enggak maunya ya natap Mas" Gus Agam segera menarik tubuhnya dan duduk dengan posisi biasa, "Eh bukan gitu Mas" Jasmine yang menyadari bahwa suaminya tersinggung, membulatkan matanya dan mengikuti gerakan tubuh Gus Agam yang menjauh darinya.

"Terus apa Sayang" mendadak Gus Agam menghadap tepat di depan wajah Jasmine yang tadinya mengikuti gerakan tubuh Gus Agam yang menjauh, mendapat perlakuan itu lagi-lagi Jasmine salah tingkah. "Sayang kenapa sih?" tanya Gus Agam dengan senyum dikulum karena melihat tingkat Jasmine yang terlihat manis, "Tahu ah Mas" dahi Jasmine mengkerut membuat sepasang alisnya saling bertaut, bibirnya sedikit maju dengan senyum malu-malu yang tertahan.

"Hehe, lucunya Istri Mas" Gus Agam terkekeh sambil mengusap lembut kepala Jasmine yang merengut lucu, "Lucu apaan Mas, sudah tahu Istrinya paling enggak bisa digituin masih juga dibikin salting" Jasmine cemberut membuang muka memandang kaca mobil tanpa pemandangan karena sudah di dalam bagasi.

"Ya sudah sini Sayang, Mas minta maaf ya, sini Mas peluk" Gus Agam segera menarik tubuh Jasmine agar jatuh kedalam pelukannya. "Mas" bisik Jasmine pelan yang menikmati suara degupan jantung Gus Agam, "Dalem Sayang?" jawab Gus Agam dengan mata terpejam menikmati pelukan hangat Jasmine, "Jasmine mau begini dulu ya" pinta Jasmine ingin berlama-lama dalam pelukan Gus Agam, "Boleh Sayang" balas Gus Agam sambil mempererat pelukannya pada Jasmine.

Sekitar 5 menit lamanya saling berpelukan Jasmine akhirnya menarik tubuhnya dari pelukan Gus Agam, "Loh kenapa Sayang?, sudah?" tanya Gus Agam saat melihat Jasmine menarik diri dari pelukannya, "Sudah Mas ayo kita masuk ke rumah, bentar lagi magrib" ajak Jasmine yang sudah bergegas turun dari mobil, "Sebentar Sayang" Gus Agam yang melihat itu dengan buru-buru turun dari mobil dan berlari kecil menuju pintu dekat Jasmine dan membukanya, "Silakan Tuan Putri" Ucap Gus Agam yang dibalas senyum manis dari wajah pucat Jasmine.

Dengan merangkul Jasmine mereka berdua berjalan meninggalkan mobil di bagasi dan menuju pintu masuk rumah, ada senyum diantara mereka, Gus Agam terlihat hangat menuntun Jasmine berjalan meski Jasmine sebenarnya sudah bisa berjalan sendiri, Jasmine yang mendapatkan perlakuan itupun tidak lepas dari senyum manisnya, kepalanya sesekali mendongak melihat sosok Gus Agam yang berjalan di sampingnya.

"Kita sampai Sayang" ucap Gus Agam saat tiba dan membuka pintu, hal sederhana namun berhasil membuat senyum manis Jasmine tidak henti terukir jika bersama Gus Agam, "Sebentar ya Sayang, Mas kunci dulu pintunya" izin Gus Agam sebelum kembali menggandeng Jasmine berjalan menuju kamar tempat favorit mereka untuk berduaan.

Jasmine segera duduk di atas ranjang, Gus Agam yang sedikit lelah karena menyetir mobilpun segera berbaring di atas ranjang, "Sayang mandi dulu ya, bentar lagi magrib, nanti malam Jasmine mau ngomong sesuatu" ucap Jasmine yang reflek membuat Gus Agam bangkit, "Mau ngomong apa Sayang?" tanya Gus Agam dengan wajah penasaran, "Mandi dulu Mas" tegas Jasmine yang berhasil membuat Gus Agam segera bergegas ke kamar mandi dengan isi kepala penuh tanya akan apa yang ingin dibicarakan oleh istrinya, apakah itu ada hubungannya dengan Ummah yang tadi mengajak Jasmine mengobrol berdua.

***

AR-RAHMAN UNTUK JASMINE (END)Where stories live. Discover now