O8

96 20 1
                                    

Seminggu yang lalu, para murid smk jaewon mengikuti darmawisata. Itu adalah pengalaman yang menyenangkan. Pengalaman yang menyenangkan tentu akan menghasilkan memori yang menyenangkan pula dan memori itu kini di abadikan menjadi sebuah foto yang sudah di print.

"Wah hasilnya bagus banget!"

"Ini hasil printnya?"

"Ah,lucu."

"Ayo di bagi satu per satu."

"Bagus sekali!"

"Gimana nih? Soojung gaada." Haneul melihat foto yang ada di tangannya.

"Nggak apa-apa." Balas Soojung(kecil) sambil tersenyum.

"Apanya yang ga apa apa... Ini artinya kita harus foto lagi!" Dakyung tiba-tiba muncul di sebelah Soojung yang mengagetkan mereka.

"Sejak kapan kamu ada di situ!?" Zin saja terheran-heran melihat kecepatan Dakyung.

Sedangkan Dakyung hanya mengangkat bahunya acuh tak acuh.

Ketika semua orang sedang asik berbicara, ada seorang anak yang duduk di kursinya tak jauh dari mereka. Dia memperhatikan mereka sambil cemberut.

'Aku juga ga ke foto... Tapi mereka cuman peduli dengan Soojung!?' Pikir anak itu yang tak lain dan tak bukan adalah Jiho.

"Oh, ada satu foto sisa?"

"Punya siapa ya?" Ketika mendengar pertanyaan itu, Jiho tampak senang.

'Aku! Aku! Itu punyaku!' Batinnya berseri-seri.

"Oh! Di belakang ada Vasko! Hehe."
"Terfoto di komedi putar. Haha!"
"Dia kelihatan ketakutan! Wkkwkw!"
"Sisa satu kan?"
"Kita kasih dia yuk!"

Seketika itu juga harapan Jiho hilang. Rasanya, dia benar-benar menjadi... Transparan.

"Kita ke kantin yuk!" Mijin yang kali ini mengajak.

"Oke~." Haneul menjawab sedangkan yang lain hanya menganggukkan kepala setuju. Semua orang sudah mau pergi ke kantin, kecuali Hyungseok yang teringat  tentang Jiho dan mengajaknya ke kantin.

Jiho yang mendengar ajakan Hyungseok pun terdiam sejenak sebelum mengikuti mereka.

***

"Jadi kau membuat masalah lagi?" Dakyung memijit pangkal hidungnya.

'Benar-benar deh...' Dakyung menatap malas ke arah Jiho yang ingin menangis.

"Karena polisi cyber dan bank tutup di akhir pekan. Jadi kejahatan di akhir pekan tidak dapat di hindari." Ucap Zin melihat ke arah komputer.

Zin pun menjelaskan jika mereka harus mencari pelakunya sendiri karena pinjaman rekning pun bisa di kasih denda.

"Memang bisa ya Zin? Bagaimana kita menangkap pelakunya?" Mijin bertanya.

Zin menunjukkan kertas bertuliskan nama-nama email yang di gunakan untuk penipuan handphone.

"Lalu mau di apakan email itu? Itukan email untuk menipu orang, tentu mereka tidak terlalu bodoh untuk memasukkan data pribadi." Dakyung hanya geleng-geleng kepala melihat kebodohan Zin.

"Benar juga..."

"Dakyung-noona memang pintar! Aku tak dapat membayangkan betapa banyak waktu yang harus terbuang karena kalian mencari email palsu." Netra semua orang kini tertuju ke arah Koji yang tiba-tiba muncul.

"Humm, karena aku baik aku akan membantu kalian. Lagipula cuman mencari penipunya saja kan?" Koji kini duduk di depan komputer dan membuka suatu game.

"Jejak informasi yang tidak bisa di cari di google... Sekarang bisa muncul menjadi akun layanan game!?" Zin tampak tercengang begitupun yang lainnya.

'Sulit untuk di pahami,' pikir Dakyung menyimak Koji yang menjelaskan.

***

"Park Hyungseok masih koma?" Gumam Mijin yang di dengar oleh Dakyung.

"Iya, Jiho bocah itu ngapain sih pake acara dorong Hyungseok segala..!" Dakyung melihat ke arah handphonenya berusaha terlihat acuh tak acuh.

"Argh! Kita harus rekrut siapa ke dalam kelompok kita." Mijin hanya memasang pose berpikir mendengar geraman Dakyung yang berusaha mengalihkan topik.

"Hei! Hei kau lihat deh!"
"Bukannya itu Tae Lee?"
"Bukannya Haneul suka dengan Hyungseok?"
"Kenapa mereka berduaan?"

Suara siswa-siswi yang melihat kedekatan Tae Lee dan Haneul pun menyita perhatian Dakyung dan Mijin.

"Apa-apaan brengsek itu. Ketika tidak ada Hyungseok malah mendekati Haneul." Dakyung bergumam pelan melihat kedekatan kedua orang itu yang terlihat di paksakan.

"Mau, bantuin Haneul tidak..? Kasihan Haneulnya..." Mijin menatap Haneul kasihan. Dakyung hanya menganggukan kepalanya tanda setuju.

"Haneul~. Ke toilet bareng yuk." Tae Lee yang mendengar Mijin mengatakan itu langsung menatap Mijin datar.

"Apa kau lihat-lihat temenku." Dakyung dengan malas berkata.

"Kau!-"

"Kalian... Sudahlah... Tae Lee ke kantin yuk." Haneul mengandeng salah satu tangan Tae Lee.

"Apa-apaan mereka...'' Dakyung menatap kepergian dua orang itu dengan kesal.

"Dakyung, bagaimana ini?" Mijin merasa khawatir dengan keadaan Haneul yang tampak tak seceria biasanya, apalagi dia begitu menempel dengan Tae Lee.

"Entahlah, kita lihat saja nanti... Haneul pasti punya alasannya sendiri."

Bersambung...

Author note,
Jangan lupa tinggalkan jejak. Maaf baru update.

FIGHT OR DIE // Lookism fanfictionWhere stories live. Discover now