chapter 1

632 139 594
                                    

"Akh.. Sialan banget nasib gue, bisa bisanya gue kalah balapan motor sama geng sebelah" Cerocos lelaki dengan tinggi 175, kulit putih bersih, dengan gaya rambut comma hair, dan bibir pink alami.

Dia adalah Cakra danendra, lelaki yang di gadang gadang jadi idaman para cewek cewek di sekolahnya, karena ketampanannya.

Lelaki yang tengah menduduki bangku sekolah menengah atas kelas 12, dengan usia 17 tahun, jurusan Mipa, hoby bermain basket, dan ketua geng motor.

Tok tok tok..

"LEXSA,LEXSA,BUKAIN PINTUNYA," Teriak Cakra dari luar.

Lexsa anak kedua dari keluarga danendra, dengan keadaan cacat kaki di sebelah kirinya, duduk di bangku sekolah menengah atas kelas 11,jurusan Mipa,usia 16 tahun. Kini sedang menunggu di ruang tamu pun, segera bergegas menuju sumber suara. "Iya sebentar".

Clak

Pintu yang semula terkunci, kini sudah berganti menjadi terbuka.

"LAMA BANGET SI, LO BUDEG ATAU GIMANA." Cerocos Cakra lalu pergi begitu saja meninggalkan Lexsa.

Lexsa tidak terlalu memperdulikan omongannya, lagi pula ini bukan yang pertama kalinya abang nya bersikap kasar pada dirinya, Lexsa bergegas mengunci pintu rumah kembali dan menyusul abang nya pergi.

"Abang mau di bikinin teh hangat?"
"Abang sudah mandi belum? Atau sekalian mau di rebusin air hangat?"
"Abang udah makan belum? Mau aku masakin ngga?"

Dengan excited nya Lexsa menawarkan hal hal baik kepada abangnya, namun justru abangnya malah mengertakan suaranya.

"GUE NGGA BUTUH SEMUA ITU,DAN STOP PANGGIL GUE ABANG, GUE GA SUDI PUNYA ADEK CACAT KEK LO, NGERTII  !!".

Lexsa hanya menundukan kepalanya seraya menangis, karena ucapan Cakra saat ini benar benar menyakitinya.

Sedangkan Cakra tidak memperdulikan semua itu, ia langsung bergegas pergi begitu saja, tanpa adanya rasa penyesalan.

Lexsa memutuskan untuk membuatkan teh hangat, dan membawakannya camilan untuk abangnya.

Lexsa perlahan menaiki anak tangga, untuk mengantarkannya ke kamar sang abang.

"Bang Cakra, Bang, aku masuk ya." Karena pintu tidak di kunci akhirnya Lexsa memutuskan masuk ke dalam kamarnya.

Saat sudah masuk di kamarnya, ruangan terlihat begitu berantakan, bantal, selimut, dan buku buku terlihat berserakan di mana mana.

Tanpa di suruh abangnya, Lexsa dengan penuh sadar, langsung mengambil satu persatu barang yang berjatuhan di mana mana, dan mengembalikannya ke tempat semula asalnya.

Saat di rasa sudah terlihat rapi, Lexsa menunggu abangnya yang sedang mandi, untuk memberikannya, minuman dan camilan.

Clak

Pintu kamar mandi terbuka, Cakra yang melihat Lexsa berada di kamarnya langsung mengampirinya.

"Ngapain lo," Ketus Cakra

"Ini Lexsa bawain teh hangat, dan camilan buat abang"

Cakra mengambil minuman yang telah di bawakan oleh Lexsa, lalu melemparkan nya di depannya.

Pyarrr

Satu persatu kaca gelas yang di lempar kan oleh Cakra pun mengenai kaki Lexsa.

"GUE UDAH BILANG SAMA LO, GAUSAH SOK PEDULI SAMA GUE".

Cakra menceka tangan Lexsa dengan kasar, dan membawanya keluar dari kamar.

Brakk

Suara pintu di gebrakan dengan keras. Lexsa segera pergi meninggalkan kamarnya lalu mencari kotak p3 k untuk mengobati lukanya.

AKU ANAK YANG TAK DI INGINKANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang