12

74 13 2
                                    


hello everyone I'm back😇

sorry banget jarang update,

soalnya lupa alur😭🙏

🌵🌵🌵

Sudah tiga hari renza tidak masuk sekolah, dan hari ini anak itu sudah siap dengan seragam nya.

"Selamat pagi duniaaa" teriaknya, sudah dipastikan bahwa suasana hati si bungsu tengah berbahagia. Terlihat dari Mata nya yang berbinar lucu, serta senyum nya yang nampak manis hingga menampilkan gigi gingsulnya.

"Selamat pagi adek" jawabnya serempak. Chandra tersenyum hangat sambil menepuk kursi kosong disebelahnya, tapi dengan cepat jefri menggendong renza, renza yang tiba-tiba di gendong hanya menautkan alisnya bingung.

"Satu kosong," ledek nya pada chandra sambil menjulurkan lidahnya. Jefri mendudukan nya di tengah-tengah ia dan daresh.  Chandra mendengus sebal. Ingin rasanya ia memenggal kepala sang anak.

"Ishh abang! kenapa pake gendong adek segala sih!" protes nya, matanya menukik tajam dan bibirnya mengerucut lucu. Membuat daresh dan yang lain menggigit bibirnya.

gemes

"Gapapa, biar dek ren ga cape jalan hehe" cengirnya. Renza memutar bola matanya malas.

"Cih alasan, bilang aja mau monpoli adek" sewot chandra.

"Ya emang," sahut daresh sambil terkikik, melihat wajah chandra yang cemberut menjadi tontonan menarik bagi siapapun yang melihatnya.

"Ppttt gausah digituin mukanya, ga cocok kamu udah tua" sindir windi, sambil menyiapkan sarapannya. Mendengar itu chandra semakin memanyunkan bibirnya.

"Tua-tua gini tapi kalian sayang kan?"

"Iya sayang, sayang hartanya," jawab ketiga anaknya, emang paling kompak kalo urusan membuat chandra naik darah. Disamping itu windi tertawa pelan.

"Ohh begitu, main nya keroyokan ya awas aja mulai besok fasilitas kalian daddy cabut" ancamnya.

yang membuat daresh dan jefri kelimpungan, bagaimana tidak uang dan atm nya saja masih disita oleh mommy nya.

"Hehe bercanda atuh dad, kita sayang daddy kok ya kan je?" Jefri mengangguk setuju, tapi chandra tetap menjahili keduanya, dengan memasang muka datar dan mereka terus-terusan membujuk chandra yang sedang merajuk. Emang rese ya si chandra chandra itu.

Berbeda dengan renza dan windi yang sudah fokus memakan sarapannya, tidak peduli dengan ocehan ketiganya.

"Adek selesai" tangan nya ia angkat keatas persis seperti anak kecil yang sudah menghabiskan makan nya.

"Loh?" Yang membuat chandra, dan kedua kakaknya menatap bingung kearah renza.

"Makanya jangan drama mulu! udah abisin sarapan nya!" omel windi, ketiga nya langsung melahap sarapannya.

°°°

"Hari ini dianter mas ya dek?"

"Jangan mau, sama abang aja ya dek?"

"Dih apaansih tutup panci orang gue duluan ya yang ngajak" protes daresh.

"Bodoamat, pokonya dek ren berangkat sama gue titik!"

"Enak aja, sama gue"

"Gue"

Keduanya terus berdebat, berebut untuk mengantar si bungsu sekolah.

Renza yang jenggah dengan kelakuan kakak-kakaknya, langsung memisahkan keduanya.

"STOP jangan ribut!" Kesalnya, keduanya sontak berhenti berdebat dan saling melemparkan senyum ke arah renza.

"Dek ren berangkat sam-"

"Nggak, pokonya adek gamau berangkat sama mas, sama abang!" ucapnya mutlak.

"Lho trus adek mau berangkat sama siapa? sama mommy? ga mungkin dong, kan mommy udah berangkat" iya tadi windi sudah berangkat ke butik karena ada rapat penting, yang mengaharuskan nya berangkat pagi.

"Oh atau mau sama temen-temen adek? Ga ya mas ga setuju! apalagi temen adek jamet semua." Cerocos daresh.

"Atau jangan-jangan-" jefri menjeda ucapnya.

"Apa?" sewot renza.

"Dek ren mau bawa motor ke sekolah sendiri ya? No! adek masih kecil masih dibawah umur, nanti kalo nabrak tiang lagi gimana." ucapnya khawatir.

Renza melongo tak percaya. Ucapan keduanya terlalu berlebihan.

"Pokonya adek berangkat sama daddy titik." mutlak nya.

"Ih kok gitu sih? Yang bener aja, rugi dong! kita daritadi debat masa yang menang daddy"

"Iya ga adil banget, masa dek ren milih  berangkat sama pak tua"

"Ihh gamau, gamau, pokonya dek ren harus sama mas" rengek daresh.

Renza berdecak malas, kalo seperti ini terus dirinya bisa terlambat.

Untung saja Chandra segera datang "sorry ye, adek mau nya sama daddy bukan sama tukang parkir" ledeknya, bukannya melerai malah membuat api semakin membesar.

"Ledek aja terus anaknya, lama-lama di sant-"

"Aw aw aw" ringis jefri, karena chandra tiba-tiba mencubit perutnya.

"Ngomong sekali lagi, daddy beneran cabut fasilitas kamu" jefri melotot tak terima.

"Hahaha mampus" ejek daresh, "kamu juga mas!" ucap chandra datar. Keduanya langsung menciut.

Renza mengulum senyum nya, sebelum akhirnya meledek kedua kakaknya. " ahahaha mampus, ayo berangkat dad." Chandra tersenyum lebar, "siap laksanakan pangeran" ucapnya, kedua tangan itu saling bergandengan.

Keduanya berjalan beriringan, chandra menoleh ke belakang supaya bisa melihat ekspresi nelangsa anak bujang nya, kemudian tersenyum menang. "Satu sama."

Membuat kedua manusia itu menatapnya jengkel.

"Awas aja, dasar pak tua" kesalnya keduanya, sambil meninju-ninju kan tangannya ke udara.













siapa yg kangen njun cung!

aku! aku! ☝️☝️

gws bos moomin, tolong berikan cinta yang banyak buat baby injunie dan uri dreamis❤️❤️

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


gws bos moomin, tolong berikan cinta yang banyak buat baby injunie dan uri dreamis❤️❤️

Thank you for reading , don't be bored, see you in the next chapter🥰

tbc.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 28 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

My Home • Wenyeol ft Nct Where stories live. Discover now