✂.... life after break up-chapter 06

478 109 18
                                    

Bisa-bisanya penyakitnya kambuh sewaktu lagi di dalam bioskop. Niatan mau nonton jadi gagal total. Alih-alih menikmati film, dia justru berlari keluar saat dirasa mau mau efek asam lambung naik. Ah, rese banget! Niat hati ingin quality time malah berakhir sakit. Jisoo mau mengumpat, tapi yang keluar justru mual-mual.

Kalau sudah begini dia cuma bisa duduk pasrah di lantai toilet, menunggu sampai fase mual-mualnya ketika asam lambung naik mereda. Dia tak berkenan beranjak dari tempatnya. Dipakai bergerak sedikit pasti bawaannya mau mual. Lalu ketimbang bikin repot mual-mual di jalan dan repot lagi harus bolak-balik ke toilet, maka sementara dia bertahan di toilet umum di bioskop.

Salahnya, sok-sokan quality time padahal kondisi lagi kurang baik.

Dia sudah berada di dalam toilet nyaris satu setengah jam. Fase mual ketika asam lambung naik itu cukup lama, bahkan bisa terjadi seharian. Awalnya Jisoo enggak kepikiran kalau asam lambungnya bakalan naik, maka itu dia nekat nonton.

Beberapa orang masuk ke toilet sempat mengintip ke bilik toiletnya karena memang tidak sempat dia kunci saat berlari masuk. Orang-orang jadi mendengar suara mual-mualnya. Mereka bahkan secara terang-terangan membicarakan dirinya yang mereka kira mual gara-gara hamil.

Hah! Orang-orang itu ... yang benar saja!

Sebetulnya Jisoo sangat malu, tapi mau bagaimana lagi nasi sudah menjadi bubur. Jisoo benar-benar tak berdaya sehingga tak punya kekuatan untuk membela diri atas kekeliruan orang-orang terhadapnya. Dia sangat lemas dan penderitaannya semakin lengkap saat kepalanya dibuat pusing mendengar suara orang-orang di luar bilik toiletnya yang sedang membicarakan dirinya. Meski begitu, dia membiarkan orang-orang membicarakannya sesukanya selagi mereka tak mengambil foto atau video dirinya demi sebuah konten belaka.

Rupanya di antara orang-orang tersebut, ada juga sosok perempuan yang benar-benar tulus mengkhawatirkan kondisinya. Meski awalnya dia sempat takut karena mengira Jisoo makhluk ghaib yang bersuara di dalam toilet, terlebih waktu perempuan itu masuk toilet dalam keadaan sepi dan hanya Jisoo seorang di dalam. Untung saja dia tidak sampai lari ketakutan; untungnya pintu bilik toilet Jisoo terbuka jadi perempuan itu dapat melihatnya sedang terkapar lesu di lantai.

“Airnya jangan lupa diminum, Mbak.” Dia juga berbaik hati membelikannya sebotol minuman. “Seriusan, Mbak, sendirian? Gak sama temannya? Atau pacar, mungkin?”

Raut wajahnya jelas dengan tulus mengkhawatirkan dirinya karena terlihat kesakitan sendirian di toilet tanpa seorang kawan.

“Mau saya temenin? Kasihan kalau Mbak menderita sendirian di toilet. Atau mau saya anter pulang?”

Jisoo memberinya senyuman tulus atas kepeduliannya. “Nggak usah repot-repot, Mbak. Saya baik-baik saja kok. Lagian Mbak mau nonton film bareng pacarnya, kan?”

“Eh, iya, sih.”

“Nah ...,” Jisoo tersenyum lagi, “saya baik-baik saja. Saya jamin.”

“Beneran?” Perempuan itu meragukannya. “Saya juga punya asam lambung kok. Pas lagi naik gitu nggak enak banget!”

Betul enggak enak. Namun, tetap dia enggan merepotkan orang sebaik dirinya yang mau menolongnya meski mereka tidak saling kenal.

Jisoo menekankan lagi kalau dia baik-baik saja sampai perempuan itu menyerah lalu keluar meninggalkannya di toilet sendiri. Betapa leganya dirinya saat perempuan itu pergi. Untung saja toilet sekarang sepi. Kelihatannya belum ada film yang selesai. Maka untuk sementara Jisoo akan sendirian lagi.

Dia mual lagi seiring getar ponselnya yang menyala di dalam saku hoodienya. Panggilan video masuk berasal dari ayahnya.

Jisoo mengusap wajahnya yang berkeringat. Baru kemudian dia menerima panggilan tersebut. “Hai, Pah.”

Life After Break Up | taesoo [✔️]Where stories live. Discover now