8. Berdua

12.7K 79 0
                                    

Keesokan harinya, sepulang dari rumah sakit, Mami bilang "Mami mau menginap di rumah Grandma untuk beberapa hari ke depan" lantas Grandma mencoba meyakinkan Angel bahwa Mami akan baik-baik saja. Well, Angel tidak meragukan Grandma, toh sedari Mami kecil, Grandma lah yang merawat Mami. Tapi yang jadi masalah sekarang; Angga.

Ya, kakak angkatnya.

"Besok gue mesti balik ke Amerika," ujar Angga yang tiba-tiba menyelinap masuk ke kamar Angel. Angel terkesiap kaget. Tubuhnya menegang di dekat ranjang ketika Angga mendekatinya. "Tapi kayaknya batal," lanjut Angga menyadarkan Angel.

"Kenapa?"

"Lo gak mungkin di rumah sendiri kan?" Angga menghentikan langkah di hadapan Angel, ia dorong tubuh langsing adik angkatnya itu hingga jatuh terlentang diatas ranjang. "Sekarang kita rayakan malam ini dengan bersenang-senang, sayang."

Angel langsung panik. "Abang mau apa?"

"Gak yang aneh-aneh kok, sayang." Angga menyeringai, menjatuhkan diri di samping Angel dengan posisi tengkurap. Ia telusuri tubuh bagian atas-yang terlapisi tanktop-dengan jari-jari, buat Angel bergidik ngeri. Terlebih ketika jari-jari nakal Angga memutari bagian puting susu yang tercetak dibalik tanktop. "Mau coba gaya lain gak?"

"Abang, aku gak mau ngelakuin itu." Angel menggeleng takut.

"Kamu gak pernah coba-coba sama pacarmu ya?" Angga menaikkan satu alis.

"Gak." Angel menggeleng lagi.

"Kenapa? Pacarmu gak menarik ya?" ejek Angga tertawa mencemooh.

"Pacarku gak semesum Abang!" tandas Angel.

"Gitu?" Angga merebahkan kepala ke dada Angel, tatapan matanya tertuju pada mata Angel. "Nyaman juga ya senderan di sini." Ia tertawa. "Masa pacar lo gak pernah gini sih? Rugi banget dong."

"Mending Abang balik ke kamar deh," usir Angel.

"Gak, ah. Di kamar gak ada pegangan," tolak Angga, menyeringai nakal. Ia tegakkan tubuh, sedang tangan kirinya menyibak tanktop yang Angel kenakan, sampai kedua payudara Angel yang bulat, besar, dan berisi-namun tak berASI-terpampang nyata di hadapannya. "Emang selama pacaran, kalian ngapain aja? Bohong banget gak pernah ngapa-ngapain. Kalian udah gede, udah tahu mana yang bikin sange."

Kalimat frontal Angga langsung mendapat geplakan di pipi. Angel mendengus. "Bisa gak kalau ngomong difilter dulu?"

"Gue mah apa adanya."

"Tapi aku gak terbiasa sama obrolan ini," aku Angel.

"Dibiasain lah. Selama Mami gak di rumah, lo jadi tanggungjawab gue."

"Aku bisa jaga diri," sanggah Angel.

Ditertawakan Angga. "Gitu?" Satu alis tebalnya terangkat, lalu dengan iseng ia tarik pentil susu Angel yang cokelat dan agak mancung. Buat sang empunya memekik kaget. "Tapi buktinya sekarang gue bisa mainin pentil lo sesuka hati."

"Ya karena Abang ancem aku!" balas Angel tak mau kalah.

"Berarti lo lakuin ini supaya bisa baca novel dewasa lagi?" tebak Angga.

"Wajar kali baca gituan," dalih Angel.

"Mending lakuin langsung dan rasain daripada ngebayangin doang," tandas Angga.

"Nanti kalau aku udah nikah," tegas Angel.

"Gue ajarin dulu, biar gak malu-maluin di depan suami lo nanti," rayu Angga.

"Gak," tolak Angel. "Aku maunya langsung sama suamiku."

"Lo pernah baca cerita tentang perempuan yang belum pernah hamil, tapi bisa ngasilin ASI gak?" pancing Angga.

Angel mengangguk ragu. Heran, dari mana abang angkatnya tahu soal cerita-cerita semacam itu? Apa diam-diam Angga juga baca novel dengan judul yang diberi embel-embel ibu susu? Atau perempuan yang memiliki kelebihan hormon lalu bertemu laki-laki yang dengan sukarela membantu menampung ASInya. Makanya tu laki suka minta jatah nenen ke dia.

Oh, sangat masuk akal!

"Abang baca juga?" balik Angel.

"Gak. Tapi gue sering liat iklannya di Instagram, kadang Youtube. Lagian daripada gue ngebayangin, mending gue bayar perempuan buat praktekin," kata Angga santai. Seolah apa yang ia lontarkan barusan adalah obrolan biasa. "By the way, lo gak pengen pentil lo bisa ngeluarin ASI?"

"Buat apa?" dengus Angel.

"Buat netekin gue lah," ujar Angga enteng, lalu ia dekatkan bibirnya ke puting susu Angel. Dilahapnya pentil yang telah mengeras akibat suhu AC di sekitar ruangan. Angga mainkan lidahnya hingga adik angkatnya menggeliat geli sambil berdesis.

Angga menghisap puting susu Angel dengan penuh nafsu, sesekali geleng-geleng, kemudian menggigit puting susunya dan ditarik, sampai sang empunya mendesah. Angel merem keenakan. Tanpa sadar satu tangannya memeluk kepala Angga dan menekannya ke dada, membiarkan abang angkatnya bermain-main dengan puting susunya, sementara tangan lainnya meremas-remas payudara yang nganggur. Ah, ternyata begini rasanya menyusui.

Angel tidak lagi penasaran.

Dia yang biasanya membayangkan, kini benar-benar merasakan.

Angga pindah menyusu ke payudara sebelah. Dan Angel ganti meremas payudara yang barusan Angga nikmati. Pentil susunya basah oleh air liur Angga. Warnanya yang cokelat dan bentuknya yang agak mancung terlihat mengkilap. Angel mendesah ketika Angga menarik puting susu yang tengah dihisap.

"Abang, pelan-pelan," pintanya.

Angga melepas kuluman, bangun dari posisi tengkurap, ia bimbing Angel menuju ke sofa. Ia jatuhkan diri ke sofa lalu ia pangku Angel yang belum juga membenahi tanktopnya. Kedua payudara Angel masih bergelantungan, bak buah melon yang pas di genggaman. Gadis itu beranjak duduk di pangkuan Angga dengan posisi saling berhadapan, lalu ia sodorkan pentil susunya ke mulut Angga yang dengan senang hati melahapnya untuk dihisap. Angel mendesah.

"Abang ..."

Angga terus menyusu pada Angel.

Tanpa Angel sadari ada sebuah kamera mengintai kegiatannya.

Angela; I'm Yours [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang