I miss u (i really am)

33 2 0
                                    

Apa yang akan kamu lakukan jika pacarmu menghilang selama tiga hari? Berikut reaksi Matteo bertemu Jiwang setelah tiga hari ditinggal.

___

Tepat pada hari Jumat pukul 4 sore, udara terasa sejuk menyambut pulangnya Jiwang dari kegiatan ekstrakurikuler PMR. Sebagai seorang siswa kelas 12, Jiwang telah menjadi panitia dalam ekskul tersebut, tanggung jawabnya tak hanya sekadar mengikuti latihan, tetapi juga memastikan segala persiapan kegiatan berjalan lancar.

Saat itu, langit senja mulai memancarkan warna oranye dan merah, menciptakan latar belakang yang dramatis ketika Jiwang memasuki UKS. Dia mengenakan seragam PMR dengan mantel merahnya. Wajahnya masih terlihat segar meskipun sepanjang hari dihabiskan dengan berbagai urusan ekskul.

Setelah menghabiskan tiga hari yang intens di luar untuk kegiatan PMR, Jiwang kini kembali ke sekolah untuk mengembalikan perlengkapan yang dipinjam dari UKS. Hari itu, suasana sekolah terasa sunyi karena kebanyakan siswa masih berada di perjalanan pulang atau masih melaksanakan kegiatan lainnya.

Selama tiga hari TC di luar, Jiwang benar-benar fokus pada kegiatan PMR. Tanpa memiliki akses ke handphone atau media sosial, dia tenggelam dalam tugas-tugasnya sebagai panitia dan peserta. Hal ini membuatnya benar-benar lupa untuk memberi tahu teman-temannya kalau dia sudah pulang.

Ketika Jiwang sibuk menata kembali peralatan dan obat-obatan di UKS, dia merasa ada yang kurang. Pikirannya terus terganggu oleh sesuatu yang dia lupakan, tapi dia tidak bisa menempatkannya.

Saat Jiwang sedang sibuk menata alat dan obat di lemari UKS, tiba-tiba terdengar suara ketukan di pintu. Jiwang menoleh dan melihat pintu terbuka, memperlihatkan sosok Ganendra yang berdiri di ambang pintu. "Eh, Kak Jiwang, kapan pulang?" Ganendra menyapa begitu pintu UKS terbuka.

Jiwang mengangkat kepalanya dan tersenyum menyambut Ganendra. "Tadi, 'ndra. Baru beberapa menit yang lalu."

Ganendra mengangguk, namun ekspresinya menunjukkan sedikit kebingungan. "Kok gak ngabarin?"

Jiwang menggelengkan kepala sambil tersenyum malu. "Maaf ya, 'ndra. Lupa. Kebiasaan." Jawabnya sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Mau ngapain ke UKS?"

"Itu mau minta teh anget sama kayu putih. Richie masuk angin soalnya," ucap Ganendra sambil menunjuk ke arah loker tempat Jiwang menyimpan bahan-bahan obat di UKS.

"Oh yaudah tunggu dulu di dalem, aku bikinin," Jiwang mempersilahkan Ganendra masuk.

Ganendra duduk di ranjang UKS, sibuk memainkan handphonenya tanpa memberikan bantuan kepada Jiwang yang sedang mempersiapkan teh anget dan kayu putih untuk Richie. Kenapa gak bantu Jiwang? Terakhir kali dia buat teh anget malah memakan korban jiwa, gelasnya hancur.

"Belum pulang, 'ndra? Ekskul?" tanya Jiwang sambil sibuk menyeduh teh di dapur UKS.

"Hooh," jawab Ganendra, "SELENSA mau ada acara pameran, jadi lagi sibuk-sibuknya." Jiwang sekarang paham kenapa Richie masuk angin. Anak itu kalau ada tugas atau projek pasti harus perfect saking perfectnya kadang lupa sama kesehatan sendiri.

Teh Anget telah terseduh kini Jiwang memberikannya sekaligus kayu putih ke Ganendra, "Nih, bilangin ke Richie jangan maksain kalo gak kuat atau ntar masuk UKS jilid 2."

"Siap bos laksanakan, btw aku udah ngasih tau anak lain kalau kakak udah pulang. Jadi expect anak-anak ke sini yaw," ucap Ganendra sambil berpose hormat.

"Oke, makasih 'ndra, hati-hati di jalan."

Setelah Ganendra pergi kembali ke studio kesenian, Jiwang kembali fokus pada tugasnya di UKS. Dia melanjutkan acara menata barang-barang hingga semuanya selesai. Setelah menyelesaikan semua pekerjaan, Jiwang merasa lega dan duduk di lantai UKS, merelaksasi diri sejenak.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 25 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Semua Aku DiceritakanWhere stories live. Discover now